Cersil ke-12 Kembalinya Pendekar Rajawali Sakti Yoko Bibi Lung Tag:Penelusuran yang terkait dengan cersil
cersil indo
cersil mandarin full
cerita silat mandarin online
cersil langka
cersil mandarin lepas
cerita silat pendekar matahari
kumpulan cerita silat jawa
cersil mandarin beruang salju.
cerita silat pendekar mataharicerita silat indonesia
cerita silat kho ping hoo
cerita silat mandarin online
cerita silat mandarin full
cerita silat jawa
kumpulan cerita silat
cerita silat jawa pdf cerita silat indonesia gratis
cerita silat jadul indonesia
cerita silat indonesia pendekar rajawali sakti
cersil indonesia pendekar mabuk
cersil langka
cersil dewa arak
cerita silat jaman dulu
cersil jawa download cerita silat mandarin full
cerita silat mandarin online
cersil mandarin lepas
cerita silat mandarin pendekar matahari
cerita silat jawa pdf
cersil indonesia pdf
cersil mandarin beruang salju
kumpulan cerita silat pdf
- Cersil Ke 8 Kembalinya Pendekar Rajawali Sakti Cer...
- Cersil Ke Tujuh Kembalinya Pendekar Rajawali Sakti...
- Cersil ke 6 Kembalinya Pendekar Rajawali Sakti
- Cersil Ke 5 Yoko Bibi Lung
- Cerita Silat Ke 4 Pendekar Yoko
- Cersil Yoko 3 Condor Heroes
- Cersil Yoko Seri Ke 2
- Cerita Silat Cersil Ke 1 Kembalinya Pendekar Rajaw...
- Cerita Silat Cersil Pendekar Pemanah Rajawali Komp...
- Cersil Ke 25 Tamat Kwee Ceng Bersambung Ke Pendeka...
- Cerita Silat ke 24 Kwee Ceng Pendekar Jujur
- Cersil Ke 23 Kwee Ceng Pendekar Lugu
- Cerita Silat Ke 22 Kwee Ceng
- Cersil Ke 21 Kwee Ceng
- Cerita Silat Ke 20 Cersil Kwee Ceng Rajawali Sakti...
- Cerita Silat Ke 19 Kwee Ceng Jagoan Sakti
- Cersil Ke 18 Kwee Ceng
- Cersil Ke 17 Kwee Ceng Cerita Silat Pendekar Rajaw...
- Cersil Pendekar Pemanah Rajawali Ke 16 Pendekar Kw...
- Cersil Ke 15 Pendekar Kwee Ceng
- Cersil Hebat Kweeceng Seri 14
- Cersil Cerita Silat Kwee Ceng 13
- Cersil Pendekar Ajaib : Kwee Ceng 12
- Kumpulan Cerita Silat Jawa : Kwee Ceng 11
- Cerita Silat Pendekar Matahari : Kwee Ceng 10
- Cersil Mandarin Lepas :Kwee Ceng 9
- Cersil Langka Kwee Ceng 8
- Cerita Silat Mandarin Online : Kwee Ceng 7
- Cersil Indo Kwee Ceng 6
- Cerita Silat Cersil Kwee Ceng 5
- Cersil Kwee Ceng 4
- Cersil Pendekar Kwee Ceng 3
- Cersil Pendekar Kwee Ceng 2
- Cersil Pendekar Kwee Ceng ( Pendekar Pemananah Raj...
- Cersil Seruling Sakti dan Rajawali Terbang
- Kumpulan Cersil Terbaik
- Cersil Jin Sin Tayhiap
- Cersil Raisa eh Ching Ching
- Cersil Lembah Merpati
- Cerita Silat Karya stefanus
- Cersil Pedang Angin Berbisik
- Cersil Sian Li Engcu
- Cersil Si KAki Sakti
- Cersil Bendera Maut
- Cersil Pahlawan Gurun
- Cersil Pedang Pusaka Buntung
- Cersil Terbaik Pendekar Kunang Kunang
- Cersil Mandarin Imam Tanpa Byangan
Namun tahu-tahu Loh Yu-ka telah menendang habis itu
pentungnya menyamber kian kemari dengan perubahan2 yang
sukar ditangkap.
"Nyata Pak-kau-pang-hoat memang bukan omong kosong
belaka !" diam-diam Hotu terperanjat oleh ilmu permainan
pentung itu.
Maka tak berani lagi ia pandang rendah lawannya, ia
kumpulkan seluruh semangat dan tempur orang sungguhsungguh.
Betapapun juga memang belum masak betul Loh Yu-ka
mempelajari ilmu permainan pentung itu, beberapa kali
dengan gampang saja sebenarnya ia bisa jungkalkan lawan,
tetapi karena kalah ulat hingga serangannva gagal di tengah
jalan.
Menyaksikan itu, diam-diam Ui Yong dan Kwe Cing meraba
sayang,
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
Sesudah belasan jurus lagi, lambat laun kelemahan Loh
Yu-ka menjadi tertampak lebih terang, Meski Nyo Ko duduk di
pojok ruangan itu, tapi setiap gerak tipu orang dapat
dilihatnya semua.
Kini nampak keadaan toh Yu-ka itu, diam-diam ia ikut
kuatir, Untung pangeran Hotu kena dihajat betisnya pada
permulaan ia menjadi jeri terhadap, Pak-kau-pang-hoat yang
aneh ini, maka tak berani ia terlalu mendesak kalau tidak,
sejak tadi Loh Yu-ka tentu sudah dirobohkan.
Melihat gelagatnya makin jelek, Ui Yong menjadi kuatir,
selagi ia hendak teriaki Loh Yu-ka undurkan diri mendadak Loh
Yu-ka menggunakan suatu tipu yang disebut "sia-ta-kau-pwe"
"atau menggebuk punggung anjing dari samping, begitu
pentung bambu berkelebat, dengan sengit ia hantam dan
tepat kena pipi kiri Hotu.
Tentu saja pangeran Mongol itu malu tercampur sakit,
tanpa pikir ia pegang pentung orang, menyusul mana sebelah
tangannya terus menghantam, maka terdengarlah suara
"bluk" yang keras, tepat dada Loh Yu-ka kena dipukul sekali.
Habis itu, sebelah kaki Hotu menyerampang pula, segera
terdengar lagi suara "krak", nyata tulang kaki Loh-Yu-ka telah
patah, darah segar menyembur pula dari mulutnya, orangnya
terus terguling roboh.
Dua anak murid Kay-pang berkantong delapan lekas-lekas
menubruk maju untuk membangunkan Pangcu mereka.
Melihat cara turun tangan Hotu begitu keji, semua orang
merasa gusar sekali.
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
Sementara itu dengan memegang pentung bambu hijau
mengkilap yang baru dapat merampas itu, Pangeran Hotu
tampak berseri-seri saking senangnya.
"Ha, Pak-kau-pang-hoat yang menjadi pusaka kebanggaan
Kay-pang ternyata tidak lebih hanya begini saja," demikian ia
menyindir.
Karena maksudnya ingin hina perkumpulan kaum jembel
pembela keadilan ini, segera ia pegang kedua ujung tongkat
bambu itu, segera penting bambu itu hendak ditekuk patah di
hadapan orang banyak
Tak ia duga, sekonyong-konyong pandangannya menjadi
silau, tahu-tahu seorang wanita muda lemah lembut telah
berdiri di hadapannya.
"Nanti dulu !" terdengar wanita itu berseru. Nyata, ia
bukan lain daripada Ui Yong adanya.
Nampak gerak tubuh orang begitu cepat. Hotu kaget.
"Kau..." demikian baru ia buka mulut mendadak Ui Yong ulur
tangannya dan kedua matanya hendak dicoloknya.
Lekas Hotu menangkis, karena itu dengan enteng pentung
bambu itu telah berpindah tangan direbut kembali Ui Yong.
Tipu gerakan yang dipakai Ui Yong ini disebut "Kau-gotoat-
theng" atau merebut tongkat dari mulut anjing, termasuk
satu di antara tipu Pak-kau-pang-hoat yang paling lihay, tipu
ini bisa berubah tanpa bisa diraba sebelumnya hingga betapa
hebat lawannya pasti tak dapat hindarkan diri.
Begitulah, diiringi suara sorak sorai para kesatria,
kemudian Ui Yong kembali ke tempatnya semula dan taruh
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
tongkat bambu di sampingnya, Hotu yang ditinggalkan
sendirian terpaku di tengah kalangan dengan rasa kikuk dan
serba salah.
Sungguh, meski ilmu silatnya sudah terhitung-tingkat
tertinggi, tetapi dengan cara bagaimana sebenarnya Ui Yong
dapat merebut pentung bambu dari tangannya, hal ini bikin
dia tetap bingung, ia pikir apakah wanita ini bisa ilmu sihir.
Dalam pada itu suara orang menyindir mencemoohkan
yang riuh ramai, wajah gurunya lama kelamaan pun
bersungut, sungguh gusar Hotu sukar dikatakan.
Tetapi iapun seorang sangat cerdik, dengan suara keras
segera ia berseru: "Ui-pangcu, tongkat-mu itu sudah
kukembalikan, sekarang silakan maju lagi buat coba-coba."
Dengan kata-katanya ini, betul saja ada orang menyangka
tadi bukannya Ui Yong yang merebut, tetapi Hotu yang
kembalikan tongkat bambu itu untuk minta bertanding secara
teratur. Hanya beberapa orang yang sangat tinggi
kepandaiannya yang dapat melihat sebenarnya Ui Yong telah
merebut pentung itu dengan ilmu silat yang maha tinggi.
------------ Gambar ---------------
Sementara Kwe Cing dan lain-lain berunding jago-jago
mana yang akan mereka ajukan dalam pertandingan tiga
babak, di sana Bu-si Hengte sudah lolos pedang melabrak
pangeran Hotu.
-------------------------------------
Di samping sana Kwe Hu menjadi dongkol mendengar
kata-kata Hotu itu, selamanya belum pernah gadis ini melihat
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
seorang berani berlaku kurangajar terhadap ibunya, maka
tanpa pikir, dengan cepat pedangnya telah dilolosnya.
"Hu-moay, biar aku gantikan kau maju," kata Siu-bun tibatiba.
Tun-si juga berpikir sama, tanpa janji kedua saudara Bu
itu telah melompat ke tengah berbareng.
"lbu guruku adalah orang terhormat," demikian kata yang
satu, lalu yang lain menyambung: "mana sudi dia bergebrak
dengan manusia liar seperti kau ini ?"
Dan yang duluan segera sambung lagi: "Kau boleh coba
dulu ilmu kepandaian Siauya (tuan muda) ini!"
Melihat umur kedua saudara Bu ini meski muda, tetapi
gerak-geriknya tangkas dan kuat, tampaknya pernah
mendapat ajaran guru pandai, diam-diam Hotu berpikir:
"Kedatangan kami hari ini memang bertujuan pamer
kepandaian untuk jatuhkan nama jago silat bangsa Han, kalau
bisa bertarung beberapa babak adalah lebih baik. Cuma
mereka berjumlah lebih banyak, kalau terjadi keroyokan pasti
sukar untuk menang."
Karena pikiran itu, segera iapun berkatalah: "Para
Enghiong yang hadir, kedua anak bawang ini ingin bertanding
dengan aku, jika Siau-ong terima tantangannya, mungkin
orang akan bilang aku orang tua akali anak kecil, tetapi bila
tak bertanding, rasanya seperti jeri terhadap dua bocah saja,
baiknya begini saja, kita janji dulu bertanding tiga babak,
pihak mana bisa menangkan dua babak, itu berarti menang
dan memperoleh kedudukan Beng-cu. pertandingan Siau-ong
tadi dengan Loh-pangcu boleh tak usah dihitung, sekarang
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
juga kita mulai pertandingan yang baru, bagaimana pendapat
kalian dengan usulku ini ?"
Beberapa kata-kata itu diucapkan dengan mengagulkan
kedudukannya dan menonjolkan pihaknya yang suka
mengalah.
Maka Kwe Cing dan Ui Yong lantas bisik-bisik berunding
dengan para tetamunya, mereka mengusulkan Kwe Cing, Hek
Tay-thong dan si Su-seng, sastrawan murid It-teng Taysu itu
sebagai tiga jago mereka, si Su-seng maju dalam babak
pertama melawan Hotu, Hek Tay-thong babak kedua
menempur Darba dan Kwe Cing terakhir menandingi Kim-lun
Hoat-ong.
Dengan barisan jago mereka ini apa pasti menang atau
tidak, sesungguhnya merekapun belum yakin, jika ilmu silat
Kim-lun Hoat-ong benar-benar tinggi luar biasa hingga Kwe
Cing tak mampu menandingi boleh jadi tiga babak akan kalah
semua, hal ini benar-benar suatu kekalahan yang
mengenaskan."
Karena itu semua orang menjadi ragu-ragu tak berani
ambil keputusan.
"Aku ada suatu akal dan pasti akan menang." tiba-tiba Ui
Yong berkata.
Girang sekali Kwe Cing, selagi ia mau tanya, tiba-tiba
didengarnya angin senjata sudah samber menyamber, ia lihat
Bu-si Hengte dengan pedang mereka sudah mulai menempur
Hotu dengan serunya.
Kwe Cing, Ui Yong dan si Su-seng murid It-teng Taysu
merasa kuatir atas keselamatan murid mereka, mau-tak-mau
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
mereka mengikuti pertandingan seru itu dengan penuh
perhatian.
Pihak mana bakal unggul bertanding tiga babak merebut
kedudukan Beng-cu? Apakah Nyo Ko ikut pamer kepandaian ?
Kuatkah Kwe Cing melawan Kim-lun-hoat-ong ? Kemana saja
Siao-liong-li selama ini ?
Nah, saksikan bagaimana dia pukul mundur jago-jago Mongol
bersama Nyo Ko ?
Bacalah jilid ke -19
Jilid 19
Kiranya setelah mendengar Hotu menghina mereka
sebagai bocah vang masih ingusan, Bn-si Hengte menjadi
tidak kepalang murkanya, lebih-lebih karena kata-kata itu
diucapkan di hadapan "si dia", bukankah hal itu membikin
mereka sangat malu? Maka tanpa pikir lagi segera mereka
lolos pedang terus merangsang maju.
Nyata mereka sangka ilmu silat Hotu tidak seberapa
lihaynya, buktinya dengan gampang saja ibu gurunya telah
dapat merebut tongkat bambu dari tangannya, mereka pikir
meski Loh Yu-ka kena dikalahkan olehnya, hal ini mungkin
ilmu silat Loh Yu-ka yang tak berguna, mereka juga
mengunggulkan sudah mendapatkan pelajaran silat dari Kwe
Cing, seorang diri mungkin bukan tandingannya, tetapi kalau
dua orang maju bersama, sekali-kali tidak terkalahkan.
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
Siapa tahu, baru beberapa jurus saja, kedua pedang
mereka sudah terkurung oleh kipasnya Hotu hingga tak bisa
berkutik
Hotu sengaja pamerkan kepandaiannya di depan orang
banyak ia tunggu waktu Bu Siu-bun menusuk, tiba-tiba jari
telunjuk kirinya menahan batang pedang orang ke atas,
berbareng itu kipasnya mendadak diayun dari samping dan
menghantam pedang orang, maka terdengarlah suara nyaring
sekali, tahu-tahu pedang panjang itu patah menjadi dua.
Kaget sekali Bu-si Hengte, lekas-lekas Siu-bun melompat
pergi, sebaliknya Tun-si kuatir adiknya di lukai, dari belakang
segera ia tusuk punggung orang untuk memaksa musuh tak
sempat mengejar
Diluar dugaannya, tipu serangannya ini sudah
diperhitungkan Motu sebelumnya, tanpa berpaling sedikitpun,
kipas lempitnya tahu-tahu diputar ke belakang, dengan tepat
sekali pedang Tun-si kena terkacip, berbareng itupun Hotu
puntir dengan jarinya.
Kalau Tun-si memutar mengikuti puntiran kipas Hotu maka
tulang pundaknya sudah pasti akan keseleo, Karena itu
terpaksa ia lepaskan pedang dan melompat ke belakang, Maka
tertampak-lah pedangnya mencelat ke udara sembari
mengeluarkan sinar yang gemilapan untuk kemudian baru
jatuh kembali.
Terkejut sekali Bu-si Hengte tercampur gusar, Tun-si
siapkan telapak tangan kiri di depan dan pasang kuda-kuda
gaya Hang-liong-sip ciang, sebaliknya Siu-bun meluruskan
tangan kanan ke bawah dengan jari telunjuk menjengkit
sedikit, ia menunggu bila musuh berani merangsang maju
segera akan dilayaninya dengan It-yang-ci.
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
Melihat kuda-kuda kedua pemuda yang kukuh, agaknya
Hotu tak berani juga memandang ringan ia pikir
kemenangannya sudah cukup, lebih baik disudahi saja untuk
menjaga segala kemungkinan.
Hendaklah diketahui bahwa Hang-liong-sip-pat-ciang (18
jurus ilmu pukulan penakluk naga) ajaran Ang Chit-kong dan
It-yang-ci (ilmu jari betara surya) ajaran It-teng Taysu yang
berjuluk Lam-tie atau raja dari selatan itu, kedua ilmu itu
terhitung ilmu kelas wahid dalam dunia silat, meski latihan Busi
Hengte masih cetek, tetapi kuda-kuda yang mereka pasang
sudah begitu kuat untuk orang biasa mungkin tak mengetahui
di mana letak kelihayannya, tetapi bagi Hotu tergolong ahli,
diinsafinya tidak mudah untuk mengalahkannya.
"Hahaha," demikian ia bergelak ketawa, "kalian berdua
silakan kembali saja, kita hanya tentukan unggul dan asor
sampai di sini, tetapi tidak perlu adu jiwa !"
Nyata lagu suaranya sudah banyak lebih halus daripada
tadi.
Bu-si Hengte juga insaf bila menempur orang dengan
tangan kosong, kekalahan mereka pasti akan lebih
menyedihkan, maka dengan muka merah terpaksa mereka
undurkan diri dengan lesu, mereka menyingkir ke samping,
tetapi tidak berdiri di se-keliling Kwe Hu lagi.
"Bu-keh Koko, mari kita bertiga tempur dia lagi,"
mendadak Kwe Hu berteriak sambil mendekat mereka.
Semua orang jadi ketarik oleh teriakan si gadis, sedang
Kwe Hu dengan cepat sudah lolos pedangnya.
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
"Hu-ji, jangan sembrono !" lekas-lekas Kwe Cing
membentak.
Memang Kwe Hu paling takut pada sang ayah, terpaksa ia
mundur kembali sambil pelototi Hotu dengan marah.
Melihat rupa si gadis yang cantik molek, dengan
tersenyum Hotu memanggut. Tetapi sekali lagi Kwe Hu
pelototi orang, habis ini ia berpaling dan tak menggubrismu.
Tadinya Bu-si Hengte kuatir ditertawai Kwe Hu karena
kekalahan mereka, kini melihat si gadis membela mereka
dengan sesungguh hati, suatu tanda hati si gadis menaruh
simpatik juga pada mereka, tentu saja mereka sangat
terhibur.
"Pertandingan tadi dengan sendirinya tak terhitung juga,"
sementara Hotu membuka suara lagi sambil pentang kipasnya,
"Kwe-tayhiap, pihak kami adalah guruku, suhengku dan Cayhe
sendiri bertiga ilmu silatku paling rendah, maka babak
pertama juga aku yang maju dahulu, dari pihakmu siapakah
yang sudi turun kalangan memberi petunjuk sedikit padaku?
Cuma harus diingat, siapa yang bakal menang atau kalah,
sekarang bukan main-main lagi."
Karena tadi mendengar Ui Yong bilang "ada akal" yang
pasti akan menang, Kwe Cing yakin sang isteri yang pintar
cerdik dan banyak akal, walau pun benar, diketahui apa tipu
daya yang hendak di aturnya, namun dalam hati ia sudah tak
takluk:
"Baik," segera iapun menjawab tantangan-orang, "kita
lantas tentukan unggul dan asor dalam tiga babak, pihak
mana yang kalah, selanjutnya harus tunduk pada perintah
Beng-cu, sekali-kali tak boleh menolak."
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
Hotu tahu ilmu silat yang paling tinggi di pihak lawan
adalah Kwe Cing, tetapi gurunya yakin bisa menangkannya.
Ada lagi Ui Yong, mesl tadi gunakan tipu aneh merebut
tongkat dari tangannya, tetapi melihat gaya orang yang lemah
lembut, kalau betul-betul saling gebrak, belum tentu akan
begitu lihay, sedang yang lain-lain sama sekali tak terpikir
olehnya.
"Baiklah, apa para hadirin yang lam ada usul pula, silakan
berkata lekas," begitulah ia menanya sembari matanya
memandang sekeliling ruangan "Dan nanti kalau unggul atau
asor sudah diputuskan, hendaklah kalian juga tunduk pada
perintah Beng-cu."
Sebenarnya banyak kesatria2 yang hendak menjawab
tantangannya, tetapi menyaksikan Loh Yu-ka dan Bu-si
Hengte dikalahkan dia secara gampang saja, agaknya
kepandaiannya juga belum dikeluarkan semua hingga tak
diketahui masih berapa banyak ilmu silatnya yang tersimpan,
maka seorangpun segan buka mulut, mereka hanya
memandang Kwe Cing dan Ui Yong dan pasrah saja kepada
suami isteri ini.
"Kau bilang mau maju pada bahak pertama, lalu
suhengmu babak kedua dan akhirnya gurumu babak ketiga,
apakah acara ini sudah pasti dan tak digeser lagi bukan?" tibatiba
Ui Yong menanya.
"Ya, betul." sahut Hotu.
"Kemenangan pasti berada pada kita sudah," kata Ui
Yong, tetapi bukan kepada Hotu melainkan membisiki orangorang
yang berada disampingnya.
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
"Tipu akal apakah yang kau atur?" tanya Kwe Cing
bingung.
"Jangan kuatir," sahut Ui Yong pelahan. "Kita pasang kuda
rendahan untuk menandingi kuda bagus mereka..." berkata
sampai disini, tiba-tiba Ui Yong pandang si Su-seng dari Tay-li,
karena itu, dengan tersenyum Su-seng itu menyambung
dengan pelahan: "dengan kuda bagus kita menandingi kuda
tengahannya dan dengan kuda tengahan kita menandingi
kuda jeleknya. jika tiga babak berakhir maka tanpa susah2
Dian Ki- mendapatkan hadiah seribu emas dari raja."
Kwe Cing tak pandai dalam hal kesusastraan, ia menjadi
bingung entah apa yang mereka maksudkan.
Melihat sang suami masih belum paham, segera Ui Yong
membisikinya: "Cing-koko, kau pandai dalam ilmu militer,
kenapa kau melupakan tipu akal bagus dari kakek-moyang
ilmu militer Sun-cu?"
Karena peringatan ini barulah Kwe Cing ingat pada kitab
militer yang dahulu pernah dibacanya, dimana Ui Yong pernah
ceritakan suatu kisah padanya bahwa di jaman Cian-kok,
panglima dari negeri Ce, Dian Ki, berlomba kuda dengan raja
Ce sendiri dengan taruhan seribu tail emas. Untuk ini Sun-cu
telah ajarkan suatu akal yang pasti menang pada Dian Ki,
yakni gunakan kuda paling jelek buat lawan kuda terpilih raja
Ce, sebaliknya gunakan kuda pilihan sendiri untuk melawan
kuda terjelek lawan dan kuda cukupan buat menandingi kuda
jelek sang raja, dengan demikian hasilnya yalah menang 2
kalah l, maka hadiah 1000 tahil emas telah digondol Dian Ki.
Kini maksud Ui Yong juga mencontoh siasat Sun-cu itu.
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
"Cu-suheng, dengan ilmu kepandaianmu It-yang-ci, untuk
mengalahkan pangeran Mongol ini tentunya tidak sulit,"
demikian kata Ui Yong.
Su-seng dari negeri Tay-li itu she Cu bernama Cu-liu,
dahulu ilmu sastranya menjagoi negerinya dan terpilih sebagai
Conggoan (suatu gelar kebesaran dlm ujian kestssasteraan
tertinggi di hadapan raja dan pernah juga menjabat sebagai
Caysiang (perdana menteri negeri Tayli daerah Hunlam),
dengan sendirinya kepintarannya dan kecerdasannya melebihi
orang biasa.
Waktu mula-mula ia masuk perguruan It-teng Taysu (yang
tadinya adalah Sri Bagindanya), diantara empat saudara
seperguruan ber-turut-urut" direbut "Hi-Jiau-Keng-Tok" atau si
Nelayan, si Tukang Kayu, si Petani dan si Sastrawam jadi ilmu
silatnya terhitung paling rendah. Akan tetapi sepuluh tahun
kemudian ia sudah menanjak sebagai orang kedua diantara
empat saudara perguruan itu, Dan kini, ilmu silatnya malah
sudah jauh di atas sesama saudara seperguruan yang lain.
Lebih-lebih ilmu It-yang-ci boleh dikatakan sudah
mewariskan seluruh kemahiran It-teng Taysu, Diambil secara
rata2 ilmu silatnya meski belum setingkat dengan Kwe Cing,
tetapi sudah jauh melebihi jago segolongan Ong Ju-it, Hek
Tay-thong, Loh Yu-ka dan lain-lain.
Begitulah, maka demi mendengar kata-kata sang isteri,
Kwe Cing yang selamanya berpikir sederhana dan bicara terus
terang, segera ia menyambung ucapan Ui Yong tadi: "Ya, Cusuheng
pasti bisa menangkan orang Mongol ini, akupun dapat
mengalahkan padri Tibet Darba itu, tetapi Hek-susiok yang
harus melawan Kim-lun Hoat-ong, inilah yang terlalu
berbahaya, meski kalah-menang tidak banyak hubungannya
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
lagi dengan keadaan seluruhnya, tetapi dikuatirkan musuh
terlalu keji hingga Hek-susiok sukar melawannya."
Namun Hek Tay-thung adalah seorang berjiwa besar, ia
tahu pertandingan ini berhubungan dengan soal nasib negara,
berbeda sama sekali dari pada perebutan nama dan
keuntungan diri sendiri seperiti umumnya terjadi di kalangan
Bu-lim, kalau pertandingan ini sampai dimenangkan imam
negara MongoI, hal ini bukan saja dunia persilatan bangsa
Han kehilangan muka, bahkan susah juga untuk bersatu padu
buat melawan musuh dan membela nasib negara.
Karena itu, dengan keras segera iapun berkata. "Soal
diriku tak perlu dikuatirkan, asal bermanfaat bagi negara.
sekalipun aku harus mati di tangan musuh tidaklah
menjadikan pikiranku."
"Soal itu jangan kuatir," kata Ui Yong, "Bila dalam
pertandingan tiga babak kita sudah menangkan dua babak,
maka babak ketiga dengan sendirinya tak perlu dilangsungkan
lagi."
Kwe Cing menjadi girang oleh penjelasan ini, berulang kali
ia menyatakan benar.
"Jika begitu tugas Cayhe nyata tidak ringan kalau tidak
bisa menangkan pangeran Mongol itu tentu bakal dicaci maki
oleh kesatria seluruh jagat buat selamanya," kata Cu Cu-liu
dengan tertawa.
"Jangan kau merendah diri, silakan majulah," ujar Ui Yong.
Lalu Cu Cu-liu majulah ke tengah, ia kiong-chiu memberi
salam kepada Hotu lebih dulu.
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
"Babak pertama, biarlah aku yang belajar kenal dengan
Tianhe (Putera Pengeran)" demikian ia berkata, "Aku she Cu
bernama Cu-iiu. asal orang Kimbeng, Hunlam, murid It-teng
Taysu, hidupku paling suka bersyair dan membaca, maka soal
ilmu silat banyak yang- terlantar, hal ini hendaklah Tianhe
suka banyak memberi petunjuk."
Habis berkata, ia membungkuk memberi hormat pula, lalu
dari bajunya ia keluarkan sebatang pit, ia menggores2
beberapa kali di udara, lagaknya tepat sekali sebagai seorang
terpelajar.
"Semakin aneh orangnya, semakin tinggi kepandaiannya.
agaknya tidak boleh pandang enteng padanya," demikian pikir
Hotu: Karena itu, iapun balas memberi hormat dan membuka
suara: "Siau-ong minta belajar sedikit pada Cianpwe, silakan
keluarkan senjata saja !"
"Mongol adalah negeri yang masih biadab dan belum
mendapat ajaran Nabi, kalau Tiante minta belajar, sudah tentu
akan kuberi petunjuk seperlunya," sahut Cu-liu.
Mendongkol sekali hati Hotu oleh kata-kata orang yang
menghina negerinya.
"Baiklah, dan ini adalah senjataku, kau memakai golok
atau pedang ?" tantangnya segera sembari kebas-kebas
kipasnya.
Cu-liu tidak lantas menjawab, ia angkat dulu pit-nya dan
menulis di udara satu huruf "pit", lalu dengan tertawa ia
menyahut: "Selama hidupku selalu berdampingan dengan
batang pit, senjata apa yang bisa kugunakan?"
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
Waktu Hotu menegasi, ia lihat alat tulis orang memang
benar-benar sebatang pit yang terbuat dari garan bambu
dengan ujung bulu kambing, pada bagian ujung bulu masih
berlepotan tinta bak pula, sama sekali berlainan dengan Boankoan-
pit atau potlot jaksa yang terbikin dari baja yang biasa
digunakan untuk Tiam-hiat oleh jago silat
Dan karena merasa heran, selagi ia hendak menanya,
mendadak matanya terbeliak, tahu-tahu dan depan dilihatnya
berjalan masuk seorang gadis berbaju putih.
Setelah masuk gadis itu berdiri di depan pintu, sinar
matanya mengerling pelahan pada setiap orang, agaknya ada
seseorang yang sedang di-carinya.
Waktu itu sebenarnya pandangan semua orang lagi
dicurahkan pada Cu-liu dan Hotu yang hampir saling gebrak
itu, tetapi begitu si gadis baju putih itu masuk, tanpa tertahan
sinar mata semua orang beralih kepadanya, wajah gadis itu
kelihatan putih lesi seperti orang habis sakit, dibawah sinar lilir
yang terang benderang, wajahnya sedikitpun tiada warna
darah, namun hal ini semakin menunjukkan kehalusan si gadis
yang lain dari pada yang lain, wajahnya pun cantik luar biasa.
Biasanya orang suka menggunakan kata-kata "secantik
bidadari" sebagai bahasa hiasan untuk wanita cantik tetapi
betapa cantiknya bidadari sebenarnya, siapapun tiada yang
tahu. Kini demi nampak si gadis, tanpa terasa dalam hati
semua orang lantas timbul kesan seperti apa yang dikatakan
""secantik bidadari" itu.
Dalam pada itu, demi nampak si gadis baju putih itu,
girang Nyo Ko bukan buatan, dadanya seakan-akan mendadak
dipukul sekali dengan palu, bagaikan orang gila saja ia
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
melompat keluar dari pojok ruangan itu terus merangkul eraterat
gadis itu.
"Kokoh! Kokoh! O! Kokoh!" demikian ia berteriak-teriak.
Kiranya gadis ini memang betul Siao-Iiong-li adanya.
Setelah meninggalkan Nyo Ko di gunung Cong-lam-san,
seorang diri ia telah kembali ke kamar batu dalam kuburan
kuno itu dengan selulup lagi melalui lorong di bawah sungai
itu.
Dahulu waktu ia masih tinggal dalam kuburan itu bersama
Sun-popoh, hatinya waktu itu boleh dikatakan setenang air
berhenti, sedikitpun tak berbuat tetapi sejak bertemu Nyo Ko
dan sesudah mengalami banyak rintangan, hendak kembali
lagi kepada ketentraman batinnya yang dulu itu ternyata
sudah tidak mungkin lagi Asai dia berlatih di atas ranjang batu
pualam, segera ia ingat Nyo Ko pernah tidur juga diatas
ranjang itu, bila ia sedang makan menyanding meja, segera ia
ingat pula si Nyo Ko selalu mendampinginya makan.
Karena itulah, ia menjadi uring-uringan sendiri, tidak
seberapa lama ia berlatih, segera ia merasa hatinya menjadi
gelisah dan sukar melatih diri lagi.
Keadaan begitu dapat dilewatkan sebulan, akhirnya ia tak
tahan lagi, ia ambil keputusan buat pergi mencari Nyo Ko,
kalau ketemu, cara bagaimana ia akan hadapi pemuda itu, hal
ini ia sendiripun tidak tahu.
Setelah turun gunung, ia melihat segalanya serba baru
baginya, sudah tentu ia tak kenal jalan pula, apalagi ke mana
harus mencari si Nyo Ko? Dan karena kurang pergaulan, iapun
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
tidak kenal tata-krama segala, siapa yang dia ketemukan
segera ia tanya: "Kau melihat Nyo Ko tidak?"
Bila perutnya lapar, ia ambil saja milik orang dan dimakan,
ia tidak kenal apa harus membayar atau tidak. karena itu tidak
sedikit keonaran dan lelucon yang terjadi sepanjang
perjaIanannya. Baiknya semua orang melihat rupanya begitu
cantik molek, siapa saja suka mengalah padanya dan tidak
menarik panjang persoalannya.
Suatu hari, tanpa sengaja di dalam hoteI ia mendengar
percakapan dua lelaki bahwa para kesatria dari seluruh jagat
hendak pergi menghadiri Eng-hiong-yan di Liok-keh-ceng, ia
menduga boleh jadi Nyo Ko berada di sana juga, maka
sesudah menanya arah jalannya iapun berangkatlah menuju
Liok-keh-ceng.
Diantara para kesatria yang hadir itu, kecuali Hek Taythong,
In Ci-peng dan Thio Ci-keng bertiga, tiada orang lain
lagi yang mengetahui dari mana asal usulnya Slao liong-li,
cuma melihat kecantikannya sungguh luar biasa, dalam hati
mereka timbul kesan yang aneh.
Dalam pada itu demi kenali Siao-liong-li, muka In Ci-peng
mendadak menjadi pucat bagai mayat, tubuhnya pun
gemetar, sebaliknya Ci-keng me-lirik2 sang Sute sambil
tertawa dingin.
Kwe Cing dan Ui Yong juga rada heran.
"Ko-ji, nyata kau memang berada di sini, sungguh susah
payah aku mencari kau," demikian kata Siao-liong-li.
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
Saking terharunya, Nyo Ko mengalirkan air mata.
"Kau... kau tak akan meninggalkan aku lagi bukan?"
tanyanya dengan terguguk-guguk.
"ltulah aku tak tahu," sahut Siao-liong-li sambil geleng
kepala.
"Kemana kau pergi, ke sana juga aku ikut kau," kata Nyo
Ko pasti.
Begitulah, meski dalam ruangan pendopo itu berjubeljubel
dengan tetamu yang ribuan jumlahnya, tetapi kedua
muda-mudi itu seakan-akan berada berduaan saja dan
bercakap-cakap dengan seenaknya. Siao-liong-li memegangi
tangan Nyo Ko, hatinya entah lagi suka atau duka waktu itu.
Melihat Siao-liong-ii yang menggiurkan, meski Hotu
terguncang juga hatinya, tetapi ia tidak tahu gadis ini bukan
lain adalah orang yang dahulu pernah dilamarnya ke Conglam-
san itu, ia lihat pakaian Nyo Ko compang-camping berbau
busuk, tetapi sikapnya begitu kasih sayang pada si gadis,
tanpa terasa timbul rasa cemburunya dan dongkoI pula.
"Hai, kami hendak adu kepandaian, kalian hendaklah
menyingkir dahulu," demikian ia lantas berseru.
Tak sempat lagi Nyo Ko menjawab, iapun tidak banyak
cingcong, ia gandeng tangan Siao-liong-li dan diajaknya duduk
di samping kalangan untuk menceritakan pengalaman masingmasing
sesudah berpisah selama ini.
Nampak orang sudah minggir, lalu Hotu berpaling dan
berkata lagi pada Cu Cu-liu: "Baiklah, jika kau tak pakai
senjata, boleh juga kita bertanding dengan tangan kosong."
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
"Bukan begitu maksudku," sahut Cu-liu seakan-akan
sedang bersanjak. "Negeri Tionghoa kami adalah negeri
bermartabat tinggi dan berlainan dengan negeri Mongol yang
masih liar, laki-laki sejati hanya bicara secara halus,
pertemuan antara sobat cukup dengan pakai pit, kini milikku
hanya pit saja, buat apa harus pakai senjata?"
"Kalau begitu, awas, serangan!" kata Hotu mendadak,
kipasnya terpentang, segera ia menyabet ke depan.
Lekas-lekas Cu-liu melangkah ke samping sambil gelenggeleng
kepala, sedang tangan kiri mendadak meraba ke depan
dengan tangan kanan yang memegang pit terus mencoret ke
muka Pangeran Hotu.
Melihat gerak-gerik orang enteng gesit, tipu serangannya
aneh, Hotu tak berani main merangsang, ia ingin pahami dulu
cara bersilat orang barulah mengambil siasat perlawanannya.
"Awas, Tianhe, pit-ku ini biasanya menjapu bersih beribu
perajurit!" kata Cu-liu tertawa, berbareng itu ujung pit-nya
lantas menutul lagi ke depan.
Ilmu silat Hotu meski dipelajari di daerah Tibet, tetapi
gurunya, yaitu Kim-lun Hoat-ong luas sekali pengalamannya,
setiap cabang, setiap aliran persilatan di daerah Tionggoan
tiada yang tak dipahaminya, dan karena mulai belajar Hotu
sudah ber-cita2 mau tonjolkan nama besarnya ke daerah
Tionggoan, maka Kim-lun Hoat-ong pernah memberikan
perincian semua tipu-tipu serangan lihay dari berbagai cabang
dan aliran silat pada muridnya ini.
Tak terduga Cu-liu pakai senjata aneh, tipu serangannya
juga lain dari yang lain, gerak-geriknya bebas, ujung pit-nya
menggores ke sana dan mencoret ke sini di udara, tampaknya
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
seperti lagi menulis saja, tetapi tempat dimana ujung pit-nya
mengarah justru adalah Hiat-to atau jalan darah berbahaya di
tubuh lawan.
Kiranya Cu Cu-liu ini adalah ahli seni-tulis (disamping senilukis,
di Tiongkok dikenal juga seni-tulis, yakni mengutamakan
tulisan bagus dengan gaya tersendiri yang indah dan
bertenaga, ada yang disebut "Cau-su", yakni tulisan yang
mendekati "coretan" secara bebas dan ada lagi yang disebut
"thay-su" yang ditulis secara lugu dan orisinil) di daerah
selatan, meski ia belajar silat, tetapi ilmu sastranya tak pernah
dikesampingkan semakin tinggi ilmu silatnya. akhirnya ia
malah menciptakan sendiri semacam kepandaian yang dia
lebur antara It-yang-ci dengan seni-tulisnya. Karena itu, kalau
lawannya tidak cukup punya dasar ilmu sastra, sungguh susah
hendak melawan ilmu silatnya yang aneh ini.
Baiknya Pengeran Hotu suka berlagak terpelajar sejak kecil
iapun pernah bersekolah dengan guru sastra bangsa Han,
karena itu ia masih bisa menahan serangan Cu-liu, ia lihat
diantara gaya tulisan orang terseling pula gaya menutuk dan
di antara menutuk bergaya pula menuIis, sehingga diantara
kegagahannya tercampur juga gaya lembutnya orang
terpelajar.
Kwe Cing tidak paham ilmu sastra, dengan sendirinya ia
terheran-heran oleh permainan silat itu. sebaliknya Ui Yong
keturunan keluarga cendekia-wan, baik silat maupun surat
lengkap dipelajari semua, kini dilihatnya ilmu silat Cu-liu yang
aneh tetapi hebat ini, ia menjadi kagum tak terhingga.
Dalam pada itu, Kwe Hu yang ikut saksikan pertarungan
itu agaknya merasa bingung, ia mendekati sang ibu dan
menanya: "Mak, ia corat-coret dengan pit-nya kian-kemari,
permainan apakah ini?"
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
Karena seluruh perhatiannya lagi dicurahkan ke kalangan
pertempuran, maka sekenanya Ui Yong menjawab : "Panghian-
ling-pi."
"Pang-hian-ling-pi apakah itu?" tanya lagi Kwe liu semakin
bingung.
Tetapi Ui Yong lagi terpesona oleh pertarungan itu maka
tak dijawabnya pertanyaan Kwe Hu.
Kiranya "Pang-hian-ling-pi" adalah suatu judul karangan
yang ditulis pada suatu pilar oleh pembesar ahala Tong yang
bernama di Sui-liong, tulisan itu dilakukan dengan gaya "Khaysu"
yang amat bagusnya.
Dan sekarang Cu-liu telah mencemooh karangan itu
dengan menulisnya pakai "It-yang-su" atau tulisan dengan Ityang-
ci, ia gunakan ujung pit sebagai gantinya jari, maka
setiap coretan, setiap goresan, dilakukan dengan menurut
aturan dan mirip sekali seperti lagi menitis secara "Khay-su".
Meski Hotu tak kenal lihaynya It-yang-ci, tetapi sedikitnya
ia masih paham setiap huruf dalam karangan "Pang-hian-lingpi",
maka sebelum alat tulis orang bergerak, ia sudah bisa
menduga ke mana goresan dan coretan hendak dilakukan,
dengan begitu ia bisa menjaga diri secara rapat dan belum
tertampak tanda-tanda bakal kalah.
"Bagus!" seru Cu-liu demi nampak kepandaian Hotu
memang tinggi "Dan sekarang datanglah "Chau-su", awas
sedikit!"
Habis ini mendadak ia copot kopiahnya terus dilempar ke
lantai, lalu iapun berlari cepat ke sana kemari hingga lengan
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
bajunya yang besar lebat ikut beterbangan, tipu-tipu serangan
yang dilontarkan juga secara bebas di luar aturan.
Karena itu, tampaknya ia menjadi seperti orang linglung,
seperti orang mabuk dan bagai orang keranjingan padahal pitnya
menggores terus sambung menyambung tak berhenti
bagai ular laga yang me-lingkar-lingkar.
"Mak, apa dia sudah gendeng?" tiba-tiba Kwe Hu menanya
lagi.
"Ehm," jawab Ui Yong acuh tak acuh, "Kalau tambahi
minum arak tiga cawan, tentu gaya tulisannya akan lebih
bagus."
Habis berkata, ia angkat poci arak terus menuangi penuh2
secawan
"Cu-toako," teriak Ui Yong, ""silakan minum tiga cawan
buat menambah semangatmu."
Berbareng itu, tangan kirinya memegang cawan, dengan
jari kanan mendadak ia menyentil cawan itu, maka
tertampaklah cawan arak itu terbang ke depan dengan
antengnya, itu adalah ilmu tenaga jari sakti ajaran ayah Ui
Yong yang tak ada bandingannya.
Mendadak Cu-liu tutul sekali pit-nya hingga Hotu terdesak
mundur, pada saat itu pula cawan arak itu disambernya terus
ditenggak habis, menyusui mana Ui Yong sudah menyentilkan
cawan kedua dan ketiga beruntun-runtun.
Alangkah gusarnya Pangeran Hotu melihat kedua orang itu
main suguhkan arak dalam keadaan bertempur, sama sekali
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
tak pandang sebelah mata atas dirinya, segera ia bermaksud
sampuk jatuh cawan arak orang, tetapi diwaktu Ui Yong
menyentilkan cawannya tadi, selalu ia iringi gaya coretan pitnya
Cu-liu dan selalu menerobos di tempat luang, maka sama
sekali Hotu tak mampu menyampuknya.
"Banyak terima kasih," seru Cu-liu sesudah keringkan tiga
cawan arak "Sungguh tenaga jari sakti yang hebat!"
"Kau juga. Sweih-tiap yang tajam sekali!" balas Ui Yong
memuji dengan tertawa.
Cu-liu tertawa senang, dalam hati iapun kagum sekali
terhadap kepintaran Ui Yong, hanya sekali lihat saja sudah
dapat mengetahui ilmu silat ciptaannya yang terlatih selama
belasan tahun ini.
Di lain pihak sejak tadi Kim-lun Hoat-ong mengikuti juga
pertarungan itu dengan cermat, melihat muridnya lambat laun
mulai terdesak di bawah angin, mendadak ia berseru:
"Akuskintel mimoasten, cilcialci!"
-------- gambar -------------
Cu Cu-liu kembangkan gaya seni-tulis yang dikombinasikan
It-yang-ci menggoda dan mempermainkan Hotu.
-------------------------------
Semua orang menjadi bingung, tiada yang paham apa arti
bahasa Tibet yang diucapkan itu. sebaliknya Pangeran Hotu
tahu bahwa gurunya sedang memperingatkan agar jangan
mau bertahan saja, tetapi harus main serobot ikut menyerang
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
dan keras lawan keras dengan ilmu "Hong-hong siok-lui-kang"
atau ilmu badai menderu dan petir menyamber.
Karena peringatan itu, Hotu bersuit panjang, diantara
suaranya itu seakan-akan membawa suara topan dan guntur
yang gemuruh, berbareng kipasnya menyabet dan lengan baju
mengebas hingga menerbitkan samberan angin keras, secepat
kilat ia tubruk Cu Cu-liu.
Begitu keras tenaga pukulan dan samberan angin yang
dikeluarkan serangan Hotu hingga semua orang yang
menonton lambat-laun terdesak minggir sedang mulut Hotu
masih tiada hentinya membentak-bentak dengan gelegar
untuk menambah semangat.
Kiranya ilmu yang disebut "Hong-liong-siok-lui-kang" ini
memang mengutamakan bentakan2 dan gertakan2 keras
sebagai salah satu cara mengalahkan musuh yang lihay.
Namun Cu-liu gesit luar basa, ia melompat kian kemari
dengan bebas dan tak gentar, kekuatan mereka ternyata
sembabat.
Begitulah, setelah ratusan jurus lewat, mendadak Cu-liu
ubah lagi gaya menulisnya, tiba-tiba gerak tangannya menjadi
lamban, coretan pit-nya seperti menjadi sempit dan kaku.
Sebaliknya Hotu masih terus gunakan ilmu Hong-hongsiok-
lui-kang" untuk melawan, cuma tenaga lawannya makin
bertambah kuat, terpaksa iapun kerahkan seluruh tenaga pada
kipasnya, suara bentakan2 dan geramannya juga semakin
hebat.
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
Karena itu, penonton2 yang sedikit rendah, ilmu silatnya
menjadi tak tahan berdiri terlalu dekat, setindak demi setindak
mereka terpaksa mundur terus ke belakang.
Sementara itu, ketika Ui Yong berpaling, ia lihat Nyo Ko
sedang duduk berendeng dengan Siao-liong-li di samping
sebuah tiang ruangan rumah itu, Meski jarak mereka tidak
lebih setombak dari kalangan pertempuran, namun mereka
masih tetap bercakap-cakap dengan asyiknya, terhadap
pertarungan sengit di samping ternyata tak diperhatikannya
sama sekali, bahkan angin pukulan yang diterbitkan oleh Hotu
juga sedikitpun tak mengganggu mereka, hanya ujung baju
Siao-liong-li saja yang kelihatan rada bergoyang-goyang
tertiup angin, tetapi gadis ini tetap seperti anggap sepele saja,
dengan wajah penuh rasa cinta asmara ia sedang memandang
Nyo Ko dengan mesra.
Makin dilihat, Ui Yong menjadi semakin heran, sampai
akhirnya ia menjadi lebih banyak memandang si Nyo Ko dan
Siao-liong-li berdua dari pada memperhatikan pertarungan
antara Hotu dan Cu-liu.
"Tampaknya anak dara ini memiliki ilmu silat yang maha
tinggi, sedang Ko-ji begitu rapat hubungannya dengan dia,
entah dia anak murid siapakah ?" demikian ia membatin.
Begitulah, Siao-liong-li dalam pandangan Ui Yong masih
dianggap anak dara saja, padahal waktu itu umur Siao-liong-li
sudah lebih 20 tahun, cuma karena sejak kecil ia dibesarkan di
dalam kuburan kuno yang tak tertembus sinar matahari, maka
kulit badannya menjadi halus luar biasa.
Lwekangnya juga tinggi, maka tampaknya menjadi
sepandan nona yang berumur 17-18 tahun.
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
Sebenarnya kalau Siao-liong-li tidak ketemukan Nyo Ko
dan turut ajaran gurunya melatih diri tanpa sesuatu gangguan
perasaan, bukan saja umur 100 tahun pasti bisa dicapainya,
bahkan kalau sudah berumur seabad, badan dan wajahnya
serupa saja dengan orang yang berumur 50-an.
Oleh sebab itulah, dalam pandangan Ui Yong tampaknya
Siao-liong-li malah lebih muda daripada Nyo Ko, sedang
gerak-geriknya, wajahnya yang polos dan masih ke-kanakanakan
malahan lebih nyata kelihatan dibanding Kwe Hu,
pantas kalau Siao-liong-li disangkanya masih anak dara cilik.
Dalam pada itu, goresan pit Cu-liu makin lama makin
lambat, tetapi bertambah kuat, diam-diam Hotu terkejut dan
mulai kewalahan.
"Mamipami, kushis !" tiba-tiba Kim-lun Hoat-ong
membentak.
Meski apa yang dikatakan itu tiada yang paham, namun
suara bentakannya itu terlalu keras hingga memekak telinga.
Mendengar Kim-lun Hoat-ong berulang kali memberi
petunjuk pada muridnya, akhirnya Cu-liu menjadi gopoh juga,
ia pikir kalau orang berganti permainannya lagi, pertandingan
ini harus berlangsung sampai kapan?
Sekonyong-konyong ia mendahului ganti corat-coret
tulisannya, kini gayanya tidak seperti orang menulis lagi
melainkan seperti orang sedang menatah sesuatu di atas batu.
Gaya ini agaknya sekarang dapat dipahami Kwe Hu.
"Mak, apakah Cu-pepek lagi mengukir tulisan ?" demikian
ia tanya sang ibu lagi.
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
"Ha, agaknya anakku toh tidak terlalu bo-doh," sahut Ui
Yong tertawa, "Permainan Cu-pepek ini memang tulisan tatah
"Ciok-ko-bun" (tulisan batu), ini adalah tulisan di atas batu di
jaman Chunchiu. Coba kau perhatikan, kenal tidak huruf apa
yang sedang ditatah Cu-pepe?"
Waktu Kwe Hu memperhatikan menurut gaya goresan pitnya
Cu-Iiu, ia lihat setiap huruf kelihatan melingkar dan lebih
mirip sebuah gambar, satu huruf saja tak dikenalnya.
"Ya, ini adalah tulisan gambar dari jaman purbakala,
jangankan kau, aku sendiripun tak kenal," kata Ui Yong
kemudian dengan tertawa.
"Haha, apalagi si tolol orang Mongol itu, sudah tentu ia
lebih-lebih tak paham," sorak Kwe Hu sembari bertepuk
tangan, "Mak, lihatlah, bukankah dia sudah mandi keringat
dan kerupukan tak keruan."
Nyata, memang terhadap tulisan gambar jaman kuno ini,
Hotu hanya paham satu-dua huruf saja, Dan karena tak
mengetahui huruf apa yang bakal ditulis Cu-liu, dengan
sendirinya Hotu tak bisa berjaga-jaga lebih dahulu, keruan
saja seketika ia terdesak.
Sebaliknya makin lama gaya tulisan Cu-liu semakin beraksi
dan bertambah kuat terutama daya tekanan It-yang-ci yang
dikombinasikan itu. Suatu ketika Hotu mengibas kipasnya ke
depan dan sedikit terlambat menarik kembali, tahu-tahu Cu-liu
sudah menutulkan pit-nya, seketika di atas kipasnya telah
bertambah dengan satu huruf besar.
Ketika Hotu memeriksa tulisan itu, ia menjadi bingung.
"Apakah ini huruf "Bong"?" tanyanya tak paham.
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
"Bukan," sahut Cu-liu tertawa. "lni adalah huruf "ni" !"
Menyusul mana pit-nya menggores lagi, kembali kipas
orang kena ditulis pula satu huruf.
"Dan ini huruf "goat" tentunya?" kata Hotu.
"Salah," ujar Cu-liu menggoyang kepala, "ltu adalah huruf
"goan" !"
Hotu menjadi lesu dan kewalahan, ia goyangi kipasnya
dengan maksud menghindari ujung pit orang supaya jangan
menulis lagi, siapa tahu justru Cu-liu mendadak memukul
dengan tangan kirinya yang kosong, dan ketika Hotu
menangkis, pada kesempatan itu Cu-liu telah ulur pit-nya lagi
dan Kembali tambahi dua huruf di atas kipasnya.
Sekali ini benar-benar Hotu kenal kedua huruf itu.
"Eh ini adalah "ban-ih" bukan!" serunya tiba-tiba.
"Haha, memang betul "ni-goar-ban-ih" !" sahut Cu-liu
dengan gelak tertawa.
Memangnya para kesatria yang hadir ini semuanya benci
pada penjajahan bangsa Mongol yang secara kejam
membunuh rakyat tak berdosa, kini mendengar Cu-liu memaki
Hotu "ni-goan-ban-ih" atau "kau adalah bangsa biadab",
keruan suara sorak sorai bergemuruh seketika.
Hotu memang sudah kewalahan melayani daya serangan
orang dengan ilmu "lt-yang-su-ci", kini mendengar lagi sorak
sorai para kesatria itu, tentut saja semangatnya semakin
kacau, selagi ia pikir paling selamat angkat kaki saja,
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
sekonyong-konyong, lututnya terasa kesemutan kaku, kiranya
sudah kena ditutuk Cu-liu dengan gagang pit-nya.
Betapapun juga Hotu adalah anak murid tokoh terkemuka,
ketika terasa lututnya lemas dan segera bakal berlutut ke
hadapan orang, ia pikir jika sampai berlutut pamornya pasti
akan lenyap, maka sekuatnya ia coba tarik napas panjang2
menembus Hiat-to lututnya itu, habis ini ia bermaksud
melompat pergi dan mengaku kalah, siapa tahu, gerakan pit
Cu-liu ternyata secepat kilat, menyusul ia sudah menutuk lagi,
ia gunakan pit sebagai jari dan pakai gagang pit untuk
menyerang secara berantai dengan ilmu It-yang-ci, maka tak
mungkin lagi Hotu bisa menangkisnya, akhirnya iapun jadi
berlutut hingga saking malunya mukanya merah padam.
Karena itu, gemuruh lagi suara sorak sorai para kesatria.
"Akalmu telah berhasil," kata Kwe Cing pada sang isteri, Ui
Yong tersenyum gembira.
Disamping sana, melihat Susiok mereka begitu hebat
dengan ilmu It-yang-cinya, Bu-si Hengte juga kagum luar
biasa, meski ilmu jari sakti itu sudah mereka pelajari juga,
namun kekuatannya terang berbeda seperti langit dan bumi
dibanding sang paman guru, Saking kagumnya segera mereka
hendak berseru memuji, tapi mendadak terdengar suara
jeritan ngeri Cu Cu-liu, dengan cepat Bu-si Hengte menoleh,
tiba-tiba Susiok mereka sudah menggeletak di lantai dengan
kedua kakinya berkelejetan.
Perubahan yang luar biasa dan cepat ini bikin semua orang
ikut kaget.
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
Kiranya tadi sesudah Hotu dikalahkan, Cu-liu yang baik
budi bermaksud memunahkan tutukan-nya atas Hotu, sebab
tutukan It-yang-ci ajaran It-teng Taysu itu berlainan dengan
ilmu Tiam-hiat biasa dan orang lain sukar menolongnya, maka
ia telah memijat beberapa kali bagian iga Hotu untuk
menjalankan darahnya.
Siapa tahu justru hatinya yang berbudi ini mengakibatkan
marabahaya bagi dirinya sendiri, ketika Hiat-tonya lancar
kembali, sekonyong-konyong timbul maksud jahat Hotu, ia
pura-pura merintih sakit, sesudah berdin, mendadak ia tekan
alat rahasia pada kipasnya hingga empat buah paku berbisa
menyambar keluar dan menancap semua di atas badan Cu-liu.
Sebenarnya pertandingan diantara jago silat, kalau salah
satu pihak sudah terkalahkan tentunya tak boleh turun tangan
lagi, apalagi di bawah pandangan orang begitu banyak, siapa
yang menduga Hotu mendadak akan membokong ?
Jika Am-gi atau senjata rahasia itu dilepaskan Hotu waktu
bertanding, sekalipun paku berbisa itu tersembunyi diantara
ruji2 kipasnya, dapat dipastikan tidak nanti Cu-liu bisa
dicelakainya. Tetapi kini Cu-liu lagi memunahkan Hiat-to yang
ditutuknya, jaraknya tidak lebih dari satu kaki, dalam keadaan
demikian sungguhpun kepandaian Cu-liu setinggi langit juga
sukar menghindarkan pcmbokongan Hotu itu.
Hebatnya keempat paku berbisa itu adalah rendaman
dengan lendir beracun semacam ular jahat yang hidup di
daerah Tibet, lihay luar biasa kerjanya racun itu. Begitu
terkena paku itu, seketika Cu-liu merasakan seluruh badannya
sakit dan gatal luar biasa, saking tak tahan ia bergulunggulung
di lantai
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
Tentu saja gusar sekali para kesatria tercampur terkejut,
beramai-ramai mereka menuding Hotu sambil mencaci maki
atas perbuatannya yang keji dan tak kenal malu itu.
Namun Hotu tidak kurang alasan.
"Siau-ong dari kalah menjadikannya kemenangan kenapa
harus malu?" demikian katanya dengan ketawa, "Toh sebelum
bertanding kita tidak berjanji tak boleh menggunakan Am-gi.
jika tadi Cu-heng ini menggunakan Am-gi dan merobohkan
Siau-ong dulu, tentu juga aku akan terima kalah dan pasrah
nasib."
Meski merasa alasan Hotu ini terlalu di-cari-cari saja, tetapi
seketika semua orang juga tiada jalan buat mendebatnya.
Dalam pada itu cepat sekali Kwe Cing telah maju
membangunkan Cu-Iiu, ia lihat empat buah paku kecil lembut
itu menancap empat segi di atas dadanya, wajah Cu-liu seperti
tertawa, tetapi bukan tertawa, Kwe Cing tahu racun paku itu
sangat aneh, maka lekas-lekas ia tutuk dulu tiga tempat Hiatto
orang sebagai pertolongan pertama untuk melambatkan
jalannya darah dan menutup nadinya agar hawa racun tidak
merembes ke dalam.
"Bagaimana baiknya, Yong-ji?" tanyanya kepada sang
isteri.
Ui Yong tak menjawab, ia mengkerut kening, ia tahu kalau
hendak memunahkan racun paku ini harus minta obat pada
Hotu atau Kim-lun Hoat-ong, tetapi cara begaimana merebut
obat pemunahnya, inilah yang seketika membikin dia tak
berdaya.
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
Di samping lain, demi nampak sang Sute terluka oleh
racun jahat, si Nelayan menjadi kuatir dan murka, tanpa pikir
lagi ia kencangkan bajunya terus hendak melompat maju buat
melabrak Hotu.
Syukur sebelum ia bertindak keburu dicegah Ui Yong yang
bisa berpikir panjang, ia pertimbangkan kedudukan pihak
sendiri dan pihak lawan secara keseluruhannya, ia pikir pihak
lawan sudah menang sebabak, kalau si Hi-jin (nelayan)
Suheng ini maju melawan Darba, soal menang atau kalah
sungguh sukar diduga, karena itulah ia minta si Nelayan suka
bersabar.
"Kenapa?" tanya si Nelayan.
Namun Ui Yong tidak menjawab, sungguhpun ia adalah
wanita yang pintar luar biasa dengan tipu akalnya yang
beraneka macamnya, tetapi sesudah mengalami kekalahan
dalam babak pertama, untuk kedua babak selanjutnya
betapapun juga telah membikin dia serba sulit.
Di lain pihak setelah merobohkan Cu-liu dengan akal licik,
Hotu berseri-seri berdiri di tengah kalangan sambil matanya
menjalang ke sana ke mari dengan lagak yang mentang2
sudah menang.
Tiba-tiba dilihatnya Siao-liong-li dan Nyo Ko sedang
pasang omong dengan asyiknya sambil tangan bergandeng
tangan seperti sama sekali tak pandang sebelah mata
padanya, keruan hati Hotu menjadi panas.
"Binatang cilik, berdiri!" bentaknya mendadak sambil
menuding Nyo Ko dengan kipasnya.
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
Akan tetapi tatkala itu seluruh perhatian Nyo Ko lagi
tercurahkan pada Siao-liong-li seorang, ia merasa dunia ini
meski luas, namun tiada sesuatu urusan lain yang bisa
membagi pikirannya waktu itu, Oleh karenanya, meski
pertarungan Hotu lawan Cu-liu tadi begitu seru dan gempar,
namun semua itu seperti tak dilihat dan tak didengar olehnya.
Selama beberapa tahun Nyo Ko tinggal di dalam kuburan
kuno itu dengan Siao-liong-li, sesungguhnya ia tak tahu bahwa
dirinya sudah begitu mendalam mencintai si gadis dan
mengikat sehidup semati, Hari itu waktu Siao-liong-li bertanya
apa mau memperisterikan dia atau tidak, karena pertanyaan
itu diajukan secara mendadak dan hal mana selamanya belum
pernah terbayang dalam benaknya, maka ia menjadi bingung
tak bisa menjawab. Belakangan sesudah Siao-liong-li
menghilang, ia menjadi menyesal tak kepalang, pada saat
itulah dalam hati beratus kali ia berkata: "Mau, tentu saja aku
mau. sekalipun aku harus mati, pasti aku inginkan Kokoh
menjadi isteriku."
Cinta asmara antara Nyo Ko dan Siao-Iiong-li timbulnya
memang dalam keadaan tak terasa antara kedua muda-mudi
itu, setelah saling berpisah barulah perasaan itu membakar
dan sukar ditahan, Iebih2 Siao-liong-li yang sejak kecil telah
mengekang diri dalam hal perasaan dan napsu, tidak punya
pikiran senang juga tak pernah marah, tetapi perasaan cinta
yang berasal dari pembawaan itu siapapun sukar
menghindarinya, maka ketika mendadak jatuh cinta pada Nyo
Ko, perasaan itu menjadi lebih hangat berpuluh kali daripada
orang biasa.
Nyo Ko sendiri tak pernah kenal takut, sedang Siao-liong-li
sedikitpun tak kenal segala macam tatakrama umum, ia pikir
kalau aku jatuh cinta, aku boleh main cinta, mau senang boleh
senang, ada sangkut paut apa dengan orang lain?
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
Begitulah cara berpikir kedua muda-mudi itu, yang satu
tak peduli, yang lain tak mau mengerti, meski berada di
tengah-tengah ribuan orang yang sedang asyik menyaksikan
pertarungan sengit itu, mereka pasang omong sendiri dengan
mesra.
Bentakan Hotu tadi oleh si Nyo Ko masih tetap tak
didengarnya, Keruan saja Hotu semakin murka, segera ia
hendak mendamperat lagi ketika tiba-tiba terdengar Kim-iun
Hoat-ong berseru pula dalam bahasa Tibet dengan maksud
bahwa pihak sendiri sudah menangkan satu babak, maka
babak kedua boleh diteruskan saja.
Sebab itu, Hotu melotot sekali pada Nyo Ko, habis ini
iapun undurkan diri ke mejanya sambil berteriak: "Pihak kami
sudah menang satu babak, untuk babak kedua ini yang maju
adalah suhengku Darba, dan pihak kalian siapa yang akan
maju?"
Dalam pada itu segerapun Darba melangkah ke tengah,
dari kasa (jubah padri) merahnya ia mengeluarkan semacam
senjata.
Nampak senjata Darba yang hebat ini, diam-diam semua
orang terperanjat. Kiranya senjata yang dia pakai adalah
sebatang gada besar yang disebut "Kim-kong-hang-mo-cu"
(penggada penakluk iblis) yang biasa dikenal sebagai senjata
Hou-hoat Cuncia dalam agama Budha.
Hang-mo-cu senjata Darba ini panjangnya kira-kira empat
kaki, pangkal gada itu sebesar mulut mangkok, batang
gadanya mengkilap seperti terbikin dari emas murni, maka
dapat dibayangkan bobot senjata ini pasti jauh lebih berat dari
pada terbikin dari besi baja.
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
Sesudah berada di tengah kalangan, Darba merangkap
tangannya menjalankan penghormatan pada semua orang,
lalu gadanya dia lemparkan ke atas, maka terdengarlah suara
gedombrangan yang keras, jatuhnya gada itu telah bikin
beberapa ubin -besar ruangan pendopo itu pecah berantakan
bahkan batang gada itu ambles hampir separuh ke dalam
tanah.
Dengan mengunjuk gertakan ini, dapat diketahui betapa
hebat berat gada itu, sungguh tidak nyana bahwa seorang
Hwesio yang kurus kering seperti Darba ternyata kuat
menggunakan senjata seberat itu, maka dapat dibayangkan
betapa hebat tenaga pukulannya.
"Cing-koko sudah tentu bisa taklukkan Hwesio kasar ini,
cuma babak ketiga nanti kalau Hoat-ong turun tangan sendiri
dan pihak kita tiada yang sanggup melawannya, maka
pertandingan ini pasti kalah." demikian Ui Yong berpikir
"Tetapi, biarlah aku tempur Hwesio ini dengan akal saja."
Habis ini, begitu angkat tongkat bambunya Pak-kau-pang,
pentung pemukul anjing, segera ia bermaksud maju.
"Jangan... jangan," lekas-lekas Kwe Cing mencegah
"Kesehatanmu terganggu, mana bisa kau bergebrak dengan
orang?"
Sebenarnya Ui Yong sendiri juga tidak yakin pasti akan
menang, jika sampai babak kedua ini kalah lagi, maka babak
ketiga tidak perlu diteruskan pula, karena itu ia menjadi raguragu.
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
"Ui-pangcu, biar aku melayani padri jahat ini," Tiba-tiba
Tiam-jong Hi-un atau si Nelayan Pertapa murid pertama Itteng
Taysu, telah menyelak maju.
Nyata sejak sutenya terkena jarum berbisa musuh hingga
mengenaskan sekali penderitaannya, si Nelayan ini sudah tak
sabar lagi dan ingin bisa membalas dendam itu.
Sesungguhnya Ui Yong juga sedang kerupukan tak
berdaya, ia pikir tiada jalan lain lagi kecuali adu kekuatan
sebisanya, kalau si Nelayan mi bisa menangkan padri Tibet,
nanti Cing-koko masih bisa keras lawan keras untuk
menentukan rrenang dan kalah dengan Kim-lun Hoat-ong.
"Baiklah, kalau begitu Suheng hendaklah hati-hati,"
demikian katanya kemudian.
Dalam pada itu Bu-si Hengte sudah siapkan kedua batang
penggayu baja yang merupakan senjata Supek mereka, ketika
dengar Ui Yong pertahankan orang maju, dengan cepat
sepasang penggayu itu lantas diangsurkan kepada Tiam-gong
Ki-un.
Dengan mengempit penggayu itu, majulah nian atau si
Nelayan Pertana ini, tetapi ia tidak lantas menyerang, dengan
muka yang merah menyala ia kelilingi Darba sekali putaran.
Keruan Darba menjadi bingung, ia tidak tahu apa-apaan
maksud orang ini, ia lihat si Nelayan mengitar, maka iapun
ikut memutar
Mendadak si Nelayan menggertak sekali, kedua
penggayunya diputar terus mengepruk ke atas kepala musuh.
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
Namun cepat sekali gerak tubuh Darba, sekali angkat
tangannya, gada emas telah dia tangkiskan, Maka
terdengarlah suara nyaring keras beradunya senjata gada dan
penggayu, begitu hebat suaranya hingga anak telinga semua
orang seakan-akan pekak.
Seketika tangan kedua belah pihak sama-sama terasa
pedas karena beradunya senjata itu, mereka pun sama-sama
tahu telah ketemukan lawan yang bertenaga raksasa, karena
itu mereka sama-sama melompat mundur.
Tiba-tiba Darba berkata sekali dalam bahasa tibet, karena
tak paham apa yang diucapkan, si nelayan balas memaki
orang dengan bahasa daerah Tay-li, kedua orang sama-sama
tak mengerti kata-kata pihak lawan, Mendadak mereka saling
menubruk maju lagi, senjata masing-masing bergerak dan
kembali suara nyaring keras terdengar.
Pertarungan seru sekali ini berlainan lagi dengan cara
pertandingan Cu-liu melawan Hotu tadi yang dilakukan secara
"halus", Kini boleh dikatakan keras lawan keras, masingmasing
sama ketemukan tandingan dan saling labrak dengan
Gwakang yang lihay, saking serunya pertarungan ini hingga
membikin penonton lain sama berdebar-debar dan pada
terkejut.
Sebagai anak murid It-teng Taysu yang kerjanya seharihari
hanya menggayu perahu hilir mudik melawan arus air
hingga kedua lengannya terlatih kuat dengan otot2 kelihatan
menonjol. Dan karena wataknya yang polos sederhana, maka
biasanya si Nelayan sangat disukai It-teng Taysu, cuma
bakatnya kurang baik. Lwekangnya tidak gampang terlatih
seperti Cu Cu-liu yang cerdas, namun soal Gwakang
sebaliknya lihay luar biasa.
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
Kini ia tempur Darba dengan gunakan Gwakang untuk
saling labrak, hal ini kebetulan cocok dengan kemahirannya,
maka tertampaklah sepasang penggayunya terputar dan
merangsak terus secara hebat.
kedua penggayu itu setiap batang beratnya lebih 50 kati,
tetapi ia bisa mengangkatnya seperti barang enteng saja bagai
orang biasa menggunakan senjata ringan.
Sebenarnya Darba sangat mengagulkan tenaga
raksasanya yang tiada bandingan, siapa duga kini ia justru
ketemukan seorang "raksasa" juga, bukan saja tenaga
lawannya besar, malahan tipu serangannya juga aneh dan
hebat.
Karena itu iapun tak berani ayal, ia putar Kim-kong-cu
atau gada emasnya untuk menandingi penggayu orang, kedua
orang sama-sama banyak me-rangsak daripada menjaga diri
saja.
Tadi waktu Cu-liu melawan Hotu, para kesatria yang
menyaksikan pertandingan itu sudah banyak yang menyingkir
mundur karena samberan angin yang terlalu kuat, kini lebihlebih
lagi, tiga senjata berat saling beradu, jangankan tak
tahan akan angin pukulannya, sekalipun suara benturan gada
dan penggayu yang nyaring menusuk itupun terasa sukar
ditahan. Karena itu banyak diantaranya tekap kuping mereka
dengan tangan untuk menyaksikan pertandingan itu.
Manusia yang bertenaga begitu besar seperti Tiam-jong
Hi-un ini sesungguhnya jarang diketemukan apalagi orang
yang memiliki tenaga besar yang seimbang diantara kedua
tangannya serta seimbang pula dengan ilmu silat yang
dipahami lalu bertempur dengan mati-matian, hal ini lebihlebih
susah diketemukan.
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
Saking serunya pertempuran itu, sampai Kwe Ceng dan Ui
Yong juga ikut berkeringat.
"Yong-ji, bagaimana, apa kita ada harapan menang?"
tanya Kwe Cing.
"Sekarang masih belum kelihatan," sahut Ui Yong.
Padahal Kwe Cing bukannya tidak tahu saat ini masih
sukar membeda2kan kalah dan menang, tetapi ia akan merasa
lega dan terhibur apabila bisa mendengar jawaban sang isteri
yang menyatakan si Nelayan bakal menang.
Ketika berpuluh jurus sudah lewat, tenaga kedua orang itu
ternyata sedikitpun tak berkurang sebaliknya semangat
mereka bertambah menyala2, setiap kali Tiam-jong Hi-un
menghantam dengan penggayunya, selalu diikuti dengan
bentakan dan teriakan untuk menambah daya serangannya.
"Kau bilang apa?" tiba-tiba Darba menanya.
Ia berkata dengan basa Tibet, sudah tentu Hi-un tidak
paham, karena itu iapun balas menanya: "Kau berkata apa?"
Dengan sendirinya Darba juga tak menyaru ucapan orang,
maka terjadilah cacimaki tak keruan diantara kedua orang itu
sambil senjata mereka beterbangan menyamber hingga meja
kursi pecah berantakan tak peduli barang apa saja, asal
terkena hantaman gada atau penggayu, maka dapat
dipastikan barang itu akan hancur luluh, malahan banyak yang
kuatir kalau-kalau senjata mereka akan menghantam tiang
rumah hingga gedung itu akan ambruk karenanya.
Di lain pihak Kim-lun Hoat-ong dan pangeran Hotu tidak
urung juga terperanjat diam-diam. tampaknya kalau
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
pertarungan sengit itu diteruskan sekalipun Darba nanti bisa
menang, namun sedikitpun tidak terhindar dari luka parah.
Tetapi dalam keadaan pertarungan seru itu, seketika sukar
hendak memberhentikannya!
Pertarungan mati-matian itu makin lama semakin hebat,
kedua orang sama meloncat ke sini dan melompat ke sana
sambil menghantam dibarengi dengan suara bentakan.
Mendadak terdengar suara menggelegar keras, kedua orang
sama-sama membentak. lalu ke-dua2nya sama-sama
melompat mundur.
Kiranya penggayu si Nelayan yang kanan telah membentur
keras dengan gada emas orang karena keduanya sama-sama
memakai tenaga penuh, batang penggayu itu juga sedikit
lebih kecil dan tidak sekukuh gada, maka penggayu itu telah
patah menjadi dua. Kutungan penggayu itu mencelat terbang
dan terjatuh di hadapan Siao-liong-li hingga mengeluarkan
suara nyaring.
Tatkala itu Siao-liong-li sedang bicara dengan Nyo Ko
dengan asyiknya, sedikitpun ia tidak perhatikan bahwa ada
sepotong besi penggayu jatuh di depannya, ketika kepingan
besi itu menindih jari kakinya, dalam kagetnya ia menjerit
terus meloncat bangun.
Oleh karena jeritan Siao-liong-li ini barulah Nyo Ko ikut
tersadar.
"Apa kau terluka?" tanyanya cepat dan kuatir.
Siao-liong-li tak menjawab, ia hanya meraba jari kakinya
sembari mengunjuk rasa sakit.
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
Tentu saja Nyo Ko menjadi gusar, segera ia membalik
tubuh hendak mencari siapa gerangan berani bikin sakit jari
kaki Siao-liong-li tetapi begitu ia berpaling, ia lihat Tiam-jong
Hi-tm dengan memegang penggayu patah sedang bertengkar
dengan Darba dan masih ingin melanjutkan pertempuran itu
dengan sebuah penggayu saja.
Naman Darba terus meng-geleng-geleng kepala, ia tak
mau teruskan pertandingan itu lagi nyata ia tahu tenaga
raksasa musuh dengan dirinya adalah setali-tiga-wang alias
sama kuat, kalau bertanding terus dirinya sukar memperoleh
kemenangan kini dalam hal senjata ia sudah lebih unggul,
maka pertandingan ini boleh dihitung atas kemenangannya.
"Nah, dalam tiga bahak pertandingan pihak kami sudah
menang dua babak, maka Bu-lim Beng-cu (ketua serikat dunia
persilatan) ini dengan sendirinya jatuh atas diri guruku,"
demikian dengan suara lantang segera Hotu berdiri dan bicara
lagi. "Maka para...."
Tetapi belum habis ia berkata, mendadak Nyo Ko menyela
dan menegur si Nelayan : "Hai, kenapa kau pukul Kokoh-ku
dengan penggayumu?"
"Aku... aku ti..." demikian si Nelayan itu menjadi tergagap.
"Kau telan menyakiti kakinya lekas kau minta maaf
padanya," kata Nyo Ko lagi.
Nampak orang hanya seorang bocah, si Nelayan anggap
Nyo Ko hanya mengoceh semaunya saja, maka tidak
digubrisnya.
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
Tak terduga, mendadak Nyo Ko ulur tangannya dan tahutahu
penggayu patah itu sudah kena di-rebutnya. "lekas kau
minta maaf pada Kokoh-kui" seru Nyo Ko pula.
Dalam pada itu bukan buatan rasa mendongkolnya Hotu
oleh karena pembicaraannya tadi di-bikin terputus oleh Nyo
Ko.
"Binntang cilik, lekas minggir !" demikian ia membentak.
"Binatang cilik memaki siapa?" sahut Nyo Ko tiba-tiba
sembari ayun penggayu patah itu dan menghantam.
Mendengar Nyo Ko balas tanya "binatang cilik memaki
siapa", tanpa pikir Hotu terus menjawab : "Binatang cilik
memaki kau !"
Nyata ia telah terjebak, ia tidak tahu bahwa anak-anak di
daerah selatan suka menggunakan jeratan kata-kata itu untuk
mengadu mulut, kalau lengah sedikit, dengan sendirinya
lantas tertipu.
Karena itu, maka tertawalah Nyo Ko terbahak-bahak.
"Hahaha, betul, betul, binatang cilik yang memaki aku,"
demikian katanya geli.
Suasana di ruangan pendopo itu sebenarnya sedang
tegang, tetapi karena dikacau oleh majunya Nyo Ko ini,
seketika para kesatria itu ikut ketawa.
Tentu saja Hotu bertambah gusar, begitu kipas lempitnya
dipentang, segera ia sabet ke atas kepala Nyo Ko.
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
Para kesatria yang hadir di situ semuanya berhati mulia,
tadi mereka sudah menyaksikan ilmu silat Hotu yang sangat
lihay, maka dapat diduga bila kipasnya ini betul-betul
berkenalan dengan kepala Nyo Ko, kalau tidak mampus
sedikitnya pemuda ini akan terluka parah, Karena itulah
beramai-ramai mereka telah berteriak-teriak : "Jangan
berkelahi dengan anak kecil, tak tahu malu, besar melawan
kecil !"
Di samping sana secepat terbang Kwe Cing juga sudah
melompat maju, selagi tangannya benak merebut kipasnya
Hotu, tahu-tahu Nyo Ko telah unduk kepala dan dengan
gampang saja menerobos di bawah tangan Hotu, malahan
ketika penggayu patah itu ia tarik, dengan gaya "sian" atau
menyerempet, suatu gaya istimewa dari Pak-kau-pang-hoat,
tiba-tiba ia menjegal kaki Hotu dengan penggayu patah itu.
Karena tak menduga-duga, dengan tepat Hote kesandung,
ia terhuyung-huyung dan hampir-hampir terguling jatuh,
untung ilmu silatnya memang tinggi luar biasa, tubuh yang
sudah kehilangan itnbangan itu secara paksa ia enjot
sekuatnya ke atas untuk kemudian turun ke bawah lagi
dengan tegak
"Bagaimana, Ko-ji." "tanya Kwe Cing kuatir dan
tercengang atas kejadian itu.
"Tak apa-apa", sahut Nyo Ko tertawa, "la pandang rendah
Ang Chit kong punya Pak-kau-pang-hoat, maka aku lantas
banting dia dengan gerak tipu Pak-kau-pang-hoat, biar dia
kapok."
Heran sekali Kwe Cing mendengar jawaban itu.
"Aneh, darimana kau bisa Pak-kau-pang hoat?" tanyanya.
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
"Tadi waktu Loh-pangcu berkelahi dengan dia, begitu lihat
aku lantas berhasil mempelajarinya," demikian Nyo Ko
membohong.
Kwe Cing sendiri bakatnya terlalu puntul, tetapi ia percaya
tidak sedikit orang pandai di jagat ini, maka terhadap katakata
si Nyo Ko ia hanya setengah percaya setengah sangsisangsi.
Di lain pihak Hotu yang kena disandung sekali oleh Nyo Ko
ia kira dirinya sendiri yang kurang hati-hati hingga kejegal
sama sekali tak dipikirnya bahwa pemuda yang usianya belum
ada 20 tahun bisa memiliki ilmu silat begitu tinggi, ia pikir
urusan paling penting sekarang yalah merebut Beng-cu,
setelah soal ini selesai barulah bocah ini akan dibereskannya
pula. Maka dengan langkah lebar segera ia mendekati Kwe
Cing.
"Kwe-tayhiap," demikian katanya lantang, "pertandingan,
hari ini sudah terang dimenangkan pihak kami, maka guruku
Kim-lun Hoat-ong sejak kini adalah Beng-cu dunia persilatan
apakah masih ada yang belum mau menyerah?"
Sebelum selesai ia bicara, diam-diam Nyo Ko mendatangi
belakangnya, tiba-tiba pengayu ia sodokkan pula, ia keluarkan
salah satu tipu Pak-kau-pang-hoat dan mendadak jojoh
bohong orang.
Tetapi betapa hebat kepandaian Hotu, masakah ia kena
dibokong orang dari belakang? Cuma ilmu pentung pemukul
anjing itu memang bagus tiada bandingannya, sungguhpun ia
tahu dibokong, tetapi hendak berkelit ternyata sama sekali tak
dapat, maka terdengarlah suara "blek", dengan tepat
pantatnya kena disodok oleh pengayunya Nyo Ko. sekalipun
Lwekangnya sudah sangat tinggi, tapi pantat adalah tempat
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
yang banyak dagingnya tidak urung ia kesakitan juga,
ditambah kejadian itu tak tersangka-sangka, sebab ia kira
pasti bisa menghindarinya. tapi justru kena disodok, maka
tanpa terasa ia berteriak.
"Hm, manusia macam apa kau? Aku justru tidak menyerah
!" demikian terdengar Nyo Ko menjengek
Karena kejadian itu, para kesatria itu ter heran2 dan
merasa geli pula, mereka pikir pemuda ini bukan saja nakal,
orangnya pun pemberani.
Pangeran Mongol ini ternyata dua kali kena di-kibuli.
Sampai di sini Hotu tak bisa tinggal diam lagi, tetapi ia
masih belum anggap Nyo Ko sebagai lawan, hanya tangannya
mendadak menampar ke belakang dengan maksud hendak
tempeleng bocah ini untuk lampiaskan rasa mendongkolnya.
Tetapi waktu itu Kwe Cing berdiri di samping-nya, sudah
tentu ia tidak biarkan Nyo Ko dihantam. mendadak ia angkat
tangannya terus cekal telapak tangan Hotu sambil berkata:
"Kenapa kau main-main dengan anak muda?"
Seketika Hotu rasakan separah badannya kaku kesemutan,
dalam gusarnya iapun sangat terkejut.
Dalam pada itu Nyo Ko tidak sia-siakan kesempatan itu, ia
ayun penggayunya lagi terus gebuk pula pantat orang sambil
berteriak-teriak: "Binatang cilik tak dengar kata, biar bapak
hajar pantatmu !"
"Ko-ji lekas undurkan diri, jangan main gila lagi," cepat
Kwe Cing bentak si Nyo Ko.
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
Para kesatria kembaii terpingkal-pingkal karena ke-lakuan
Nyo Ko itu. sebaliknya para begundal dari Mongol beramairamai
pada berteriak-teriak.
"Apa? Dua keroyok satu maunya?"
"Hm, tak malu !"
"Apa minta pertandingan diulang kembali, bukan?"
Begitulah mereka mengejek riuh rendah, karena itu Kwe
Cing tertegun, lalu iapun lepaskan tangan Hotu.
Sementara itu mata Ui Yong memang sangat jeli itu, ketika
dilihatnya Nyo Ko menyandung orang dan menjojoh lagi
sekali, gaya serangannya memang betul-betul tipu bagus dari
Pak-kau-pang-hoat, keruan saja ia curiga.
"Darimanakah ia dapat mencuri belajar Pak-kau-panghoat?
Apakah mungkin ia telah mengintip waktu aku
mengajarkan pada Loh Yu-ka? Tetapi setiap kali sebelumnya
pasti kuperiksa dulu sekitar tempat itu, mana bisa ia
mengelabuhi mataku?" demikian Ui Yong tidak habis mengarti.
Tetapi segera iapun berseru : "Cing-koko, coba kau ke
sini!"
Kwe Cing menurut, ia kembali ke samping sang isteri, tapi
kuatir akan keselamatannya Nyo Ko, maka pandangannya
tidak pernah meninggalkan diri pemuda itu dan Hotu, ia lihat
pangeran Mongol itu telah merangsang maju lagi dan
menyerang Nyo Ko dengan hebat.
Tetapi Nyo Ko benar-benar jahil, sembari berkelit ia masih
terus berteriak : "Hantam pantatmu, hantam pantatmu !"
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
Dan betul juga, selalu ia ayun penggayunya menggebuk
pantat orang, cuma waktu itu Hotu sudah keluarkan
kepandaiannya, dengan sendirinya tak bisa lagi kena
sasarannya, setiap pukulannya selalu mengenai tempat
kosong.
Kalau Hotu ingin pukul kepala Nyo Ko dengan kipasnya,
sebaliknya Nyo Ko ayun penggayunya hendak gebuk pantat
Hotu, kedua orang lalu uber-uber-an di tengah ruangan
pendopo itu siapapun tiada yang bisa pukul yang lain.
Mula-mula semua orang merasa heran dan anggap lucu,
tetapi sesudah menyaksikan kedua orang uber-uberan
beberapa lingkaran, akhirnya semuanya terkejut ternyata Nyo
Ko yang bajunya compang camping, usianya pun masih muda,
tetapi langkahnya sangat enteng, gerak-geriknya gesit,
hakikatnya tidak kalah cepat daripada Hotu, Beberapa kali
Hotu mengejar maju hendak pukul, tetapi dengan sigap dan
bagus selalu dapat dihindarkan Nyo Ko.
Tiam-jong Hi-un dan Darba sebenarnya masih saling
melotot dengan senjata terhunus. yang siap menerjang maju
lagi buat bertanding dan yang lain siap sedia dengan penuh
perhatian untuk menjaga serbuan musuh yang mendadak,
tetapi nampak Hotu tak bisa berkutik melawan seorang anak
muda yang tak terkenal semuanya menjadi heran, yang satu
tertawa lebar dan yang lain mengomel terus dalam bahasa
Tibet yang tak dimengerti.
Sesudah Nyo Ko dan Hotu ubek2an beberapa kali lagi,
lambat laun dapat juga Hotu mengetahui Ginkang atau ilmu
entengkan tubuhnya Nyo Ko sangat hebat, kalau terus main
hadapan lari boleh jadi akhirnya ia sendiri akan terjungkal.
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
Karena itu mendadak ia terus putar balik dengan tangan kiri ia
pegang penggayu orang dan kipas ditangan-yang lain segera
menutuk kaki Nyo Ko pada tempat "goan-riau-hiat".
Dengan serangan ini, caranya bukan lagi sekedar hajaran
pada anak nakal saja, tetapi tipu serangan antara jagoan
sungguh-sungguh.
Namun Nyo Ko tidak gampang diarah, meski usianya kecil,
tapi nyalinya cukup besar, ia lihat lawannya mengeluarkan
ilmu silat yang hebat, ia tak mau lawan orang berhadapan ia
berkelit hindarkan tutukan tadi, menyusul dengan ayun
penggayunya ia masih terus berteriak-teriak : "Bapak pukul
pantatmu !"
Dengan caranya Nyo Ko mempermainkan lawannya ini,
sebenarnya kepandaiannya harus berlipat ganda lebih tinggi
dari orang barulah "sip", meski Nyo Ko tidak sedikit pelajari
ilmu silat yang paIing bagus dan tinggi, tetapi soal keuletan ia
masih belum bisa menimpali Hotu, dengan caranya menggoda
orang itu sebenarnya bisa berabe.
Tetapi karena kelakuannya yang jenaka itu, semua orang
yang menonton sama bergelak ketawa, dan karena tertawa
orang banyak inilah Hotu malah dibikin bingung hingga
pikirannya tak tenang, ia betul-betul kuatir pantatnya kena
digebuk lagi di hadapan para kesatria itu, hal ini berarti akan
menghilangkan pamornya, maka seluruh perhatiannya
dicurahkan untuk menghindarkan diri hingga lupa untuk
memutarkan serangan balasan, dengan demikian barulah Nyo
Ko tidak mengalami bahaya.
Sampai disini Ui Vong sudah dapat melihat bahwa Nyo Ko
pasti pernah mendapat ajaran dari orang kosen,
pengalamannya pasti lain dari pada yang lain, ilmu silatnya
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
tentu susah diukur. Ia pikir biarkan bocah ini kacaukan pihak
musuh, mungkin untuk sementara masih bisa pertahankan
kedudukan sendiri yang sudah kalah dua babak tadi.
Maka dengan suara keras ia lantas berseru : "Ko-ji, coba
kau bertanding secara baik-baik dengan toako ini, kulihat
sekali-kali dia bukan tandinganmu !"
Karena seruan itu, segera Nyo Ko berhenti "Hayo, berani
kau?" katanya segera sambil me lelet2 lidah mengejek serta
tuding hidung Hotu.
Namun Hotu sangat licin, ia pikir pihaknya sudah menang
dua babak beruntun-runtun, kedudukan Beng-cu sudah terang
dapat direbutnya, kenapa perlu cari gara-gara lain ?
Maka ia lantas menjawab : "Binatang cilik kau begini
nakal, pasti akan kuhajar kau, cuma tak perlu buru-buru, kita
minta Bu-lim Beng-cu Kim-lun Hoat-ong memberi petua dan
kita semua akan menurut segala perintahnya."
Tetapi dengan riuh para kesatria sama membangkang
hingga suaranya sangat berisik.
"Kita tadi sudah berjanji siapa yang menangkan dua babak
dialah yang mendapatkan sebutan Beng-cu, nah, janji tadi
dianggap kata-kata manasi atau bukan ?" dengan suara keras
segera Hotu berteriak.
Seketika para kesatria menjadi bungkam, meski
kemenangan musuh yang pertama tadi dilakukan dengan cara
licik dan babak kedua baru sampai pada senjata patah, tapi
kalau menyangkal kekalahan itu, sebagai kesatria rasanya
juga sungkan, maka mereka- terpaksa tak bisa menjawab.
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
"Kenapa Hwesio tua ini bisa menjadi Bu-lim Beng-cu,
kulihat dia tidak cocok" kata Nyo Ko tiba-tiba.
"Siapa guru bocah ini, lekas dipanggil dan diberi hajaran,
kalau masih terus mengacau disini, jangan sesalkan aku tidak
bermurah hati padanya !" teriak Hotu dengan gusar.
"Haha, justru guruku barulah cocok untuk di- angkat
menjadi Bu-lim Beng-cu, gurumu sih punya kepandaian apa?"
kata Nyo Ko lagi dengan tertawa.
"Siapa gurumu, silakan maju buat belajar kenal" sahut
Hotu.
Nyata ia sudah kenal kepandaian Nyo Ko tidak rendah, ia
pikir guru orang pasti seorang tokoh besar, maka dia gunakan
kata-kata "silakan"
Tetapi Nyo Ko tidak menjawab, sebaliknya ia tanya lagi:
"Perebutan Bu-lim Beng-cu hari ini, bukankah setiap murid
boleh mewakilkan sang guru?"
"Ya", sahut Hotu. "Maka tadi kami sudah menangkan dua
babak dari tiga babak, dengan sendirinya guruku adalah Bengcu."
"Baiklah, anggap benar kau telah menangkan mereka,
tetapi apa gunanya ? Murid guruku toh belum pernah kau
kalahkan," kata Nyo Ko.
"Siapa dia murid gurumu?" tanya Hotu.
"Goblok." sahut Nyo Ko ter-kakah2. "Murid guruku dengan
sendirinya ialah aku ini!"
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
Mendengar banyolan ini, para kesatria kembali bergelak
ketawa lagi.
"Nah, sekarang kita juga bertanding dalam tiga babak,
kalau kalian menang dua babak lagi, barulah aku mau ngaku
Hwesio tua itu sebagai Beng-cu," dengan tertawa Nyo Ko
berkata pula. Tetapi kalau aku yang menang dua babak, maaf,
sebutan Bu-lim Beng-cu itu tidak bisa lain kecuali guruku yang
mendudukinya."
Mendengar kata-kata Nyo Ko ini, semua orang pikir
jangan-jangan gurunya memang betul seorang tokoh ternama
dan sengaja datang buat merebut gelar Bu-lim Beng-cu
dengan Ang Chit-kong dan Kim-lun Hoat-ong, tetapi peduli
siapa gurunya, se-tidak-tidaknya toh bangsa Han daripada
Beng-cu kena direbut oleh imam negara bangsa Mongol.
Karena itu, segera semua orang berseru menyokongnya.
"Ya, ya, betul! Coba kau menangkan dua babak lagi!"
"Memang tepat apa yang dikatakan engkoh cilik ini!"
"Jagoan Tionggoan memangnya sangat banyak, secara
beruntung kau menang dua babak, apanya yang perlu dibuat
heran ?"
Diam-diam Hotu memikirkan akal, ia menduga dua jago
tertinggi pihak musuh sudah dikalahkan kalau maju dua lagi
juga tak perlu takut, kuatirnya kalau orang main giliran, dua
kalah segera maju lagi dua.
Sebab itu, lantas ia jawab: "Gurumu hendak berebut
kedudukan Beng-cu ini, memangnya boleh juga, cuma orang
gagah di jagat ini entah berapa ribu banyaknya, kalau harus
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
bertanding sebabak dan sebabak lagi, lalu harus bertanding
sampai ka-pan?"
"Kalau orang lain yang menjadi Beng-cu, pasti guruku tak
ambil pusing, soalnya asal dia lihat gurumu itu, hatinya lantas
gemas" sahut Nyo Ko.
"Siapakah gurumu, apa dia,ada disini?" tanya Hotu.
"Dia orang tua sekarang juga btrada di depan matamu,"
sahut Nyo Ko tertawa, Lalu ia menoleh pada Siao-liong-Ii:
"Hai, Kokoh, dia menanyakanmu!"
Siao-liong-li menyahut sekali, iapun angguk-angguk
kepada Hotu.
Mula-mula para kesatria tercengang, tetapi segera mereka
terbahak-bahak lagi, sebab wajah Siao-Iiong-li yang cantik
molek, usianya tampaknya malah lebih muda daripada Nyo ko,
mana bisa menjadi guru-nya? jelas Nyo Ko sengaja bergurau
untuk goda Hotu.
Hanya Hek Tay-thong, Sun Put-ji, Thio Ci-keng dan In Cipeng
yang tahu bahwa apa yang dikatakan Nyo Ko itu
memang betul"
Ui Yong sendiri meski menduga ilmu silat Nyo Ko pernah
dapat ajaran dari orang kosen, tetapi apun tak percaya bahwa
gadis lemah lembut sebaik Sieo-liong-Ii ini bisa menjadi
gurunya ? Dan dengan sendirinya Hotu lebih-lebih tak
percaya, ia menjadi gusar.
"Siau-wan-tong (anak kecil nakal) ngaco-belo" demikian
bentaknya. "Hari ini para kesatria berkumpul semua di sini,
masih banyak urusan-urusan besar yang akan diselesaikan
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
mana boleh kau mengacau terus di sini? Lekas kau enyah
pergi!"
Tetapi Nyo Ko tak gubris orang, ia berkata lagi: "Ha,
gurumu hitam lagi jelek, kalau bicara lurak-kelurak tak ada
orang tahu, Coba kau lihat guruku cantik, begini manis, kalau
dia yang menjadi Bu-lim Beng-cu, bukankah jauh lebih baik
daripada gurumu si Hwesio hitam pelontos itu?"
Terhadap urusan keduniawian sama sekali Siao-liong-li tak
pahami tapi demi mendengar Nyo Ko memuji kecantikannya
tiba-tiba hatinya menjadi senang dan bersenyum, betul saja ia
bertambah cantik bagai bunga mawar yang baru saja mekar.
Melihat cara Nyo Ko mempermainkan musuh semakin
berani semua orang pada merasa senang dan bersyukur,
tetapi ada juga yang diam-diam berkuatir kalau-kalau
mendadak Hotu turun tangan keji
Betul saja, digoda sedemikian rupa, Hotu tak tahan lagi.
"Dengarlah para Enghiong seluruh jagat, kalau Siau-ong
bunuh anak nakal ini, itu adalah salah dia sendiri dan jangan
salahkan Siau-ong !" demikian ia berteriak.
Habis ini, kipasnya mengebas segera kepala Nyo Ko
hendak dihantamnya.
Tak terduga mendadak Nyo Ko juga berlaga seperti Iawan,
ia busungkan dada dan pelembungkan perut terus berteriak
juga: "Dengarlah para Enghiong seluruh jagat, kalau Siauwan-
tong (anak nakal) bunuh pangeran ini, itu adalah salah
dia sendiri dan jangan salahkan Siau-wan-tong!"
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
Dan di bawah suara tertawaan orang yang gemuruh,
mendadak iapun ayun penggayunya terus menyabet ke pantat
Hotu.
Lekas-lekas Hotu mengegos, lalu kipasnya menutuk pula
dari samping, sebelah tangannya dengan cepat juga
menghantam batok kepala Iawan, serangan kipas hanya
pancingan, tetapi hantaman telapak tangannya yang hebat,
pukulan ini digunakan sepenuh tenaganya, niatnya memang
ingin hancurkan batok kepala Nyo Ko.
Namun si Nyo Ko cukup sigap, sekali berkelit sekalian ia
tarik sebuah meja terus didorong ke depan, maka
terdengarlah suara "blang" yang keras, pukulan Hotu itu
mengenai meja hingga remukan kayu berceceran, meja itu
sempal separuh
Melihat betapa hebat tenaga pukulannya, para ksatria
mau-tak-mau sama melelet lidah.
Sementara itu Hotu telah tendang pergi meja tadi,
menyusul ia berangsang maju lagi.
Nampak hantaman orang tadi begitu lihay, Nyo Ko juga
tak berani pandang enteng pula, ia ayun penggayu patah dan
keluarkan Pak-kau-pang-toat buat tempur orang.
Tipu-tipu Pak-kau-pang-hoat itu sudah dipelajari Nyo Ko
seluruhnya dan Ang Chit-kong, cara perubahannya dan inti
rahasianya telah diperolehnya pula dari Ui Yong sewaktu
orang mengajar Loh Yu-ka, dasar Nyo Ko cerdas dan pintar,
begitu kedua hajaran itu digabung, ternyata ilmu permainan
tentung dapat digunakannya dengan leluasa dan teratur.
Cuma sayang penggayu itu sedikit berat, pula patah sebagian,
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
pemakaiannya kurang leluasa, maka sesudah belasan jurus ia
kena dikurung diantara kipas dan telapak tangan Hotu.
Melihat tipu permainan Nyo Ko memang benar-benar
ajaran asli Pak-kau-pang-hoat meski cara memainkannya
belum masak dan tipu serangannya kurang tajam, tetapi
gerak-geriknya sedikitpun tak salah maka tahulah Ui Yong
tentu senjata yang orang cocok, segera ia maju ke tengah, ia
ulur pentung bambunya menyela di tengah-tengah kedua
orang.
"Ko-ji, kalau pukul anjing harus gunakan pentung pemukul
anjing, nah, biar pentungku ini kupinjamkan, kalau selesai kau
hajar anjing galak ini harus segera kau kembalikan," demikian
kata Ui Yong.
Pak-kau-pang atau pentung pemukul anjing adalah senjata
pusaka Kay-pang yang tak dapat di gunakan orang lain kecuali
Pang-cu sendiri, maka lebih dulu Ui Yong kemukakan
syaratnya hanya memberi pinjam saja.
Tentu saja Nyo Ko sangat girang, cepat ia sambut pentung
bambu itu.
"Paksa dia keluarkan obat pemunah," tiba Ui Yong bisiki
telinganya.
Nyo Ko tidak perhatikan pertarungan antar Hotu melawan
Cu Cu-liu, tadi maka ia tak mengerti obat penawar apa itu,
selagi ia hendak tanya atau dengan cepat, Hotu sudah
memukul pula dari depan.
Namun Pak-kau-pang atau pentung pemukul anjing telah
Nyo Ko angkat ke atas terus menutuk ke perut orang.
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
Pentung bambu itu sangat keras lagi ulet dengan Pak-kaupang
untuk main Pak-kau-pang hoat, dengan sendirinya
sangat cocok dan leluasa tentu saja daya tekanan Nyo Ko
bertambah lipat.
Sebenarnya Hotu sedang hantam kepala orang tetapi demi
nampak pentung orang menjojoh perutnya di tempat "koangoan-
hiat" di bawah pusar, tempat ini adalah urat nadi yang
mematikan, bocah semuda ini ternyata begitu jitu mengarah
Hiat-to, mau-tak mau Hotu menjadi kaget.
Sudah beberapa kali ia bergebrak dengan Nyo Ko sejak
tadi tetapi karena marahnya ia tidak pandang berat bocah ini,
kini nampak caranya menutuk begitu jitu barulah ia pandang
orang betul-betul lawan yang tangguh, ia tak berani ayal lagi,
segera ia tarik tangan melindungi perut dan baliki kipas buat
menutupi dadanya.
Tidak sedikit tokoh silat terkemuka yang ikut menonton di
samping, demi melihat Hotu keluar kan gerak tipu itu untuk
melindungi diri dan terang mulai jeri terhadap Nyo Ko,
semuanya semakin menjadi heran.
"Nanti duIu," "tiba-tiba Nyo Ko berhentikan serangannya.
"Siau-wan-tong tidak mau bergebrak percuma dengan orang,
kita harus pakai taruhan."
"Baik," sahut Hotu, "Kalau kau kalah, kau harus menjura
tiga kali padaku dan memanggil Yaya (engkong) tiga kali". .
"Panggil apa?" tanya Nyo Ko tiba-tiba pura-pura tak
dengar.
Nyata ia keluarkan jebakan lagi - yang biasa di-gunakan
anak nakal di daerah Kanglam, jebakan semacam ini
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
dikeluarkan secara mendadak, bagi orang yang tak tahu
sangat gampang tertipu.
Hotu sendiri dibesarkan di daerah Mongol dan Tibet yang
biasa bergaul dengan orang-orang yang polos dan sederhana,
dengan sendirinya ia tak kenal cara kenakalan anak-anakdaerah
Kanglam, maka seenaknya saja ia lantas menjawab :
"Panggil Yaya !"
"Em, cucu baik, coba panggil lagi sekali!", tiba-tiba Nyo Ko
menyahut.
Karena itu Hotu menjadi merah mukanya, ia insaf telah
"tertipu lagi, dengan murka kipas dan telapak tangannya
segera menyerang pula dengan hebat.
"Kalau kau kalah, kau harus berikan obat penawar
padaku," demikian kata si Nyo Ko sembari tangkis setiap
serangan orang.
"Aku" kalah padamu?" teriak Hotu gusar. "Hm, jangan kau
mimpi, binatang cilik !"
"Binatang cilik memaki siapa?" mendadak Nyo Ko
membentak sambil angkat pentungnya.
"Binatang cilik memaki..." untung Hotu sempat mengerem,
kata-kata "kau" belum sampai tercetus dari mulutnya
mendadak ia ingat dan kata-kata terakhir itu ditelannya
kembali mentah-mentah.
"Haha, sekarang kau sudah pintar, ya !" ejek Nyo Ko
tertawa.
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
Meski kata-katanya masih terus membanyol, tetapi
tangkisannya makin lama semakin berat dan sulit.
Maklumlah pangeran Hotu adalah murid kesayangan Kimlun
Hoat-ong dan mendapat pelajaran ilmu silat kaum Lama
dari Tibet, kalau dia bisa bergebrak be-ratus2 jurus dengan
murid It-teng Tay-su yang paling kuat, Cu Cu-liu, maka betapa
tinggi keuletannya sudah tentu Nyo Ko tak bisa menimpaIinya.
Kalau mula-mula Nyo Ko bisa permainkan orang itu karena
Hotu dibikin naik darah dengan akal liciknya yang nakal, tetapi
kini bergebrak dengan sungguh-sungguh, hanya beberapa
puluh jurus saja lantas kelihatan Nyo Ko terdesak di bawah
angin.
Sungguhpun begitu, melihat bocah semuda ini bisa
bertahan begitu lama melawan Hotu, para kesatria sangat
kagum dan sama memujinya setinggi langit mereka pada
bertanya anak murid siapakah pemuda itu?
Dalam pada itu melihat lawannya sudah mulai terdesak,
pukulan-pukulan Hotu semakin diperkuat
Menurut aturan, dengan Pak-kau-pang-hoat lihay yang
Nyo Ko mainkan itu, seharusnya ia bisa menangkan musuh,
tetapi ilmu permainan tongkat itu ia dapatkan cara-caranya
dari Ang Chit-kong, sedang mengenai inti permainannya baru
saja ia dengar dari Ui Yong, kini ia gabungkan ajaran kedua
orang itu untuk melawan musuh dengan baik, tapi kalau
mendadak hendak keluarkan daya tekanan yang tiada
tandingan dari Pang-hoat itu, dengan sendirinya masih belum
dapat Maka tak lama lagi, akhirnya Nyo Ko mulai kewalahan.
Sejak tadi Kwe Hu dan Bu-si Hengte ikut menyaksikan
pertarungan itu, mula-mula mereka tidak menduga bahwa Nyo
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
Ko berani tampil ke muka, Bu-si Hengte angap Nyo Ko tolol
dan berani mati, pasti akan tahu rasa oleh hajaran musuh,
tetapi Kwe Hu justru membantah mereka dan bilang Nyo Ko
seorang pemberani serta cerdik.
Tentu saja kedua saudara Bu itu merasa cemburu. Mulamula
mereka merasa lega ketika melihat datangnya Siaoliong-
li yang begitu rapat dan hangat dengan Nyo Ko, tetapi
belakangan Nyo Ko panggil Siao-liong-li sebagai "Suhu",
walaupun belum tahu benar atau tidak, namun perasaan
kedua pemuda ini menjadi berat lagi. Kini melihat Nyo Ko kena
didesak Hotu hingga kalang ,kabut, merekah tahu tidak
seharusnya bergirang, tetapi aneh, dalam hati mereka justru
mengharap Nyo Ko bisa dihajar orang sekeras-kerasnya.
Begitulah perasaan Bu-si Hengte yang kusut, sebentar
senang lain saat muram, dalam sekejap saja sudah beberapa
kali berubah perasaan.
Kwe Hu sendiri meski tak tertarik oleh Nyo Ko, tetapi iapun
tidak membenci, ia anggap orang tak perlu dipikirkan meski
ayahnya bilang dirinya hendak dijodohkan pada pemuda itu,
tetapi ia percaya akhirnya urusan ini pasti tak jadi, demi
dilihatnya ilmu silat Nyo Ko bukan main hebatnya, hal ini juga
membuatnya terheran-heran, ketika dilihatnya Nyo Ko akan
kalah, ia ikut berkuatir atas diri pemuda ini.
Dalam pada itu Nyo Ko juga sadar dalam sepuluh jurus
lagi pasti dirinya akan terjungkal dihantam musuh.
Selagi berbahaya, tiba-tiba dilihatnya Siao-liong-li sedang
memperhatikan dirinya sembari bersandar pada tiang rumah,
tampaknya setiap saat juga gadis ini akan turun tangan buat
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
membantu. Nyo Ko tergerak pikirannya, mendadak
pentungnya menyabet, habis ini tubuhnya terus mencelat
pergi, ia melompat lewat di atas kaki Siao-liong-li yang duduk
bersandarkan tiang itu.
"Lari ke mana?" bentak Hotu sambil mengudak.
Tak terduga sedikit Siao-liong-li angkat kedua kakinya,
Kaki kanan menendang "kun-lun-hiat" di mata kaki kanan
Hotu, sedang ujung kaki kiri mengarah pula "Yong-coan-hiat"
di kakinya yang kiri.
Memangnya ilmu silat Hotu memang sangat hebat, batu
sedikit kala Siao-liong-li menjengkit, sebelum orang tak
memperhatikan atau dia sudah tahu orang hendak serang
dirinya dengan tipu yang sangat lihay.
Dalam sibuknya itu ia sempat gunakan gerakan "wan-yan-
Iian-goan-tui atau tendangan berantai yang mengapung di
udara, dengan demikian barulah serangan Siao-liong-Ii yang
tak kelihatan itu dapat dihindarkannya.
Nyo Ko sendiri sewaktu melompat lewat kaki Siao-lioag-li
sudah menduga bakal terjadi peristiwa itu, maka tidak
menunggu musuhnya turun, pentung bambunya terus
menyodok lagi.
Tetapi dengan kipasnya Hotu tahan ujung pentung orang
terus melompat ke samping, ia berdiri jauh dari Siao-liong-li
dan memandang beberapa kali pada gadis ini, pikirnya:
"Daerah Tionggoan nyata memang banyak orang pandai,
hanya kedua muda-mudi ini saja, kenapa ilmu silatnya begini
hebat?"
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
Dalam pada itu dengan menggunakan keuntungan
kejadian itu, segera Nyo Ko melontarkan tipu-tipu serangan
Pak-kau-pang-hoat, beruntun ia keluarkan tiga serangan yang
mematikan hingga Hotu kececar kalang kabut dan terpaksa
bertahan sekuatnya, siapa tahu serangan keempat Nyo Ko tak
bisa lagi menggunakan kebagusan Pang-hoat itu hingga
sedikit terlambat gerakannya, kesempatan ini digunakan Hotu
untuk melakukan serangan balasan, maka kembali Nyo Ko
terdesak di pihak asor lagi.
Bagi orang yang tak kenal Pak-kau-patig-hoat tak menjadi
soal, tetapi Ui Yong merasa sayang akan kelambatan Nyo Ko
itu, segera ia menembang: "Putar pentung cepat pakai
gerakan bagus, hantam anjing galak dari samping tanpa
menoleh"
Apa yang diuraikan Ui Yong ini adalah istilah Pak-kaupang-
hoat yang sangat dalam artinya, Nyo Ko belum pernah
mendapatkan petunjuk-petunjuk dari orang pandai, ia tak tahu
cara bagaimana dan kapan tipu serangan itu harus dilontarkan
tetapi demi mendengar uraian Ui Yong, betul saja pentungnya
segera menyamber dan menyodok dengan cepat.
Gerak serangannya sangat aneh, namun Nyo Ko sendiri
belum tahu bagaimana hasilnya, siapa tahu, dengan tepat
pentungnya justru memapaki kipas Hotu yang waktu itu lagi
mengebas hingga terpaksa Hotu Lekas-lekas meloncat pergi
menghindarkan diri.
"Bagaimana cara pukul anjing kelabakan yang meloncati
dinding? Hantam pantat anjing dan gebuk ekornya!" kembali
Ui Yong menembang pula.
Harus diketahui Pang-hoat turun temurun dari Kay-pang
ini, diantara kaum pengemis dengan sendirian tiada cendekia,
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
atau terpelajar maka kata-katanya sudah tentu biasa saja,
orang lain-lain mengira setelah Ui Yong itu digunakan memaki
musuh sebagai anjing, tak tahunya justru Nyo Ko lagi diberi
petunjuk.
"Pak-kau-pang-hoat itu meski dibilang tak "diturunkan
pada orang luar kecuali Pangcu, tetapi pertama Nyo Ko mahir
sendiri, kedua, pertandingan ini besar hubungannya dengan
nasib negara dan harus dimenangkan maka Ui Yong tidak
pikirkan batas peraturan Kay-pang lagi, ia masih terus
mengutarakan istiiah2 Pang-hoat untuk memberi petunjuk
pada Nyo Ko disesuaikan dengan keadaan masing-masing
yang lagi saling labrak itu.
Dan karena setiap uraiannya adalah intisari yang tepat,
ditambah Nyo Ko memang cerdik, beberapa kali berhasil,
maka iapun tidak sangsi lagi, begitu dengar kata Ui Yong,
segera dilontarkan tipu serangannya.
Daya kekuatan Pak-kau-pang-hoat ini memang nyata luar
biasa hebatnya, percuma saja Hotu memiliki ilmu silat tinggi,
ia terdesak hingga main putar terus oleh ancaman pentung
bambunya Nyo Ko tanpa bisa membalas.
Karena itu, tampaknya dua-tiga gebrak lagi pasti Hotu
akan jatuh kalah, dengan mata terpentang lebar-lebar para
kesatria itu menjadi girang luar biasa tercampur kagum.
"Nanti du!u!" teriak Hotu mendadak sambil desak Nyo Ko
mundur setindak.
"Ada apa? Sudah ngaku kalah?" kata Nyo Ko tertawa.
"Kau bilang berebut Beng-cu untuk gurumu kenapa yang
kau pakai adalah ilmu silatnya Ang Chit-kong?" sahut Hotu
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
dingin, mukanya muram gelap. Dan kalau bilang berebut
Beng-cu untuk Ang Chit-kong, bukankah tadi sudah terjadi
bertanding dua babak sebenarnya kau sengaja main kelit dan
ngawur atau ada maksud lain?"
Betul juga pikir Ui Yong, kata-kata orang memang susah
didebat, selagi hendak main pokrol2an untuk membantah
orang, mendadak Nyo Ko membuka suara.
"Ya, apa-yang kau katakan sekali ini masih terhitung
masuk akal" demikian sahut Nyo Ko, "Pang-hoat ini memang
ajaran Suhuku, sekalipun mengalahkan kau agaknya kaupun
belum mau takluk. Kalau kau mau berkenalan dengan ilmu
silat perguruanku, hal inipun tidak susah. Kalau aku tadi
pinjam ilmu silat aliran lain sebab aku takut kau akan lebih
celaka jika aku keluarkan kepandaian perguruanku sendiri."
Kiranya demi mendengar teguran Hotu, segera Nyo Ko
ingat kalau menangkan orang dengan Pak-kau-pang-hoat,
kepandaian Kokoh mana bisa dikenal orang? Dan bukankah
Kokoh akan mengomeli aku lupa pada kebaikannya?
Padahal pikiran Siao-liong-li polos, dalam hatinya penuh
rasa hangat dan manis madu terhadap Nyo Ko, asal bisa
pandang si pemuda rasanya sudah puas dan tidak terpikir lagi
segala urusan lain, baik Nyo Ko menang atau kalah juga
boleh, segalanya tak dianggap penting olehnya, apalagi soal
ilmu silat yang digunakan itu, apakah itu diberi petunjuk Ui
Yong atau tidak, hal ini lebih-lebih tak di-perhatikannya.
Dan karena jawaban Nyo Ko tadi, diam-diam Hotu
membatin: "Bagus, kalau kau tak menggunakan Pak-kaupang-
hoat, dalam sepuluh jurus juga aku nanti cabut
njawamu."
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
Maka dengan tertawa dingin iapun berkatalah: "Baiklah
kalau begitu, aku ingin belajar kenal dengan ilmu silat
perguruanmu yang hebat" ilmu kepandaian yang paling apal
dan paling bagus yang dilatih Nyo Ko dalam kuburan kuno itu
adalah Kiam-hoat, dengan sendirinya ia lawan orang dengan
kemahirannya ini.
"Diantara Tuan-tuan siapa yang sudi memberi pinjam
sebatang pedang ?" demikian segera ia berkata terhadap para
kesatria.
Antara hadirin sebanyak ribuan orang itu sedikitnya ada
dua ratusan yang membawa pedang, maka beramai-ramai
mereka sama menyahut dan ingin memberi pinjam.
"Kau pakai pedang ini saja!" kata Sun Put-ji tiba-tiba
sambil melompat maju dan angsurkan pedangnya yang
bersinar mengkilap tajam.
Nyata meski Hek Tay-thong dan Sun Put-ji sangat marah
terhadap khianatnya Nyo Ko pada Coan-cin-kau mereka, tetapi
kini melihat si pemuda melawan musuh sepenuh tenaga dan
membela nama negara, seketika juga mereka kesamping-kan
urusan pribadi itu dan Sun Put-ji lantas angsurkan pedang
pusakanya pemberian mendiang gu-runya, Ong Tiong-yang.
Melihat pedang itu begitu bagus, Nyo Ko menduga pasti
pedang wasiat yang bisa potong emas dan rajang batu, kalau
dipakai melawan Hotu tentu tidak sedikit keuntungannya,
Tetapi ketika dilihatnya jubah imam yang dipakai Sun Put-ji,
seketika teringat olehnya hinaan dan penderitaan yang pernah
dia rasakan di Tiong-yang-kiong dulu dan terbayang juga
kematian Sun-popoh di bawah tangan Hek Tay-thong,
mendadak matanya mendelik pedang itu tak diterimanya,
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
sebaliknya dari tangan seorang murid Kay-pang ia ambil
sebatang pedang tua hitam karatan.
"Biarlah kupinjam pedang Toako ini," demikian ia berkata.
Tentu saja Sun Put-ji serba salah hingga terpaku di
tempatnya. sungguh tidak kepalang amarahnya, dengan
maksud baik ia pinjamkan pedangnya tetapi orang berbalik
begitu kurangajar, baiknya ia bisa kuasai dirinya, ia merasa
tidak enak cekcok sendiri selagi musuh luar berada di depan
mata, maka dengan menahan amarahnya ia kembali lagi ke
tempatnya tadi.
Sikap Nyo Ko tadi juga terlalu keras, terlalu menyolok ia
unjukkan perasaannya. sebenarnya kesempatan itu dapat
dipergunakannya untuk memperbaiki hubungannya dengan
Coan-cin-kau, tetapi lantaran tindakannya itu, hubungan
mereka semakin menjadi renggang.
Dengan pedang karatan apakah Nyo Ko dapat kalahkan Hotu
dan Darba? Apakah Siao-liong-li bakal menjadi Beng-cu?
Sampai dimana tingkat kepandaian Kim-lun Hoat-ong? Kwe
Ceng atau Siao-liong-li kuatkah menandingi ?
Bacalah jilid ke -20
Jilid 20
Di lain pihak ketika melihat Nyo Ko tidak terima Pokiam,
sebaliknya ambil pedang bejat yang sudah karatan, hati Hotu
terkesiap dan bertambah jeri, sebab seorang yang ilmu
silatnya sudah sampai puncaknya, setiap gerakan, setiap
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
tindakan sudah cukup untuk melukai orang dan tak perlu
lagidengan senjata tajam, maka ia pikir apa orang betul-betul
begitu temberang, cukup menggunakan sebatang pedang
karatan saja?..
Segera iapun pantang kipas lempitnya, ia-kebas2 beberapa
kali dan segera hendak membuka suara menantang." Tiba-tiba
dengan ujung pedang Nyo Ko menuding empat huruf di atas
kipasnya yang ditulis Cu Cu-liu itu.
"Haha, kau adalah bangsa biadab, semua orang sudah
tahu, tak perlu kau pamer." demikian ejek Nyo Ko tertawa.
Muka Hotu menjadi merah, "cret", mendadak kipasnya ia
lempit kembali hingga berwujud sebuah pentung pendek,
terus saja ia tutuk pelahan ke "koh-cing-hiat" di pundak Nyo
Ko, berbareng telapak tangan kiripun memukul dengan tenaga
penuh. Selama beberapa tahun Nyo-Ko giat berlatih dalam
kuburan kuno, semua inti pokok dari ilmu silat aliran Ko-bongpay
itu telan dipelajarinya: ilmu silat Giok-li-sim-keng ciptaan
Lim Tiao-eng yang dilatihnya sendirian dalam kuburan kuno,
sampai Ong Tiong-yang, itu jago silat yang diakui nomor satu
di seluruh jagat juga kalah padanya, baru kemudian sesudah
Ong Tiong-yang mendapatkan "Kiu-im-cin-keng", Lim Tiao-eng
dapat dikalahkannya lagi.
Setelah Lim Tiao-eng ciptakan ilmu silatnya itu iapun tidak
pernah keluar lagi dari kuburan, belakangan hanya diturunkan
pada dayang kepercayaannya dan dayangnya itu
menurunkannya pada Siao-liong-Ii, ketiga perempuan ini
bukan saja tak pernah berpijak di kalangan Bu-lim, bahkan
Cong lam-san pun tak pernah turun selangkahpun. Meski Li
Bok-chiu adalah Suci atau kakak seperguruan Siao-liong-li,
tetapi gurunya sudah keburu tahu jiwanya yang busuk, maka
ilmu silat yang paling tinggi belum diturunkan padanya.
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
Kini Nyo Ko keluarkan ilmu silat Ko-bong-pay yang tiada
tandingannya itu, diantara para hadirin yang berkumpul dari
segala golongan dan segala aliran itu, kecuali Siao-liong-li
sendiri ternyata tiada seorangpun yang kenal Kiam-hoat apa
yang dimainkan Nyo Ko itu.
Pencipta ilmu silat yang hebat ini asalnya seorang wanita,
pula dua keturunan muridnya juga wanita semua, mau-takmau
gayanya menjadi lemah-lembut dan kurang ganas. Begitu
juga ketika Siao-liong-li ajarkan gerak tipunya pada Nyo Ko,
gerak-geriknya membawa gaya perempuan yang lemah
gemulai Tetapi setelah Nyo Ko dapat memahami seluruhnya,
ia telah ubah semua gaya wanita itu hingga lebih gesit dan
lebih cekatan.
Dasar Ginkang dari Ko-bong-pay memang tiada taranya,
maka tertampaklah Nyo Ko lari mengitari ruapgan dengan
cepat, belum selesai tipu yang satu, serangan kedua sudah
menyusul lagi ke sana pedangnya mengarah, tahu-tahu
orangnya pun sudah sampai, baru belasan jurus dari Kiamhoat--
nya yang hebat itu dilontarkan, para kesatria itu tiada
satupun yang tak kagum.
Sebenarnya ilmu silat kipas pangeran Hotu terhitung juga
satu keistimewaan dalam dunia silat, cara-cara menyerangnya
juga mengutamakan kelemasan dan kegesitan, tetapi kini
kebentur Ginkang dari Ko-bong-pay yang hebat, nyatalah
sedikitpun ia tak bisa berkutik ditambah lagi kipasnya kena
ditulis empat huruf oleh Cu Cu-liu dan tadi telah diolok-olok
Nyo Ko, maka tak berani lagi dipentang, hingga karena itu
ilmu silat kipasnya kena dikorting lagi.
Di sebelah sana, setelah tahu ilmu silat Nyo Ko ternyata
begitu lihay, Bu-si Hengte menjadi mati kutu, bersama Kwe
Hu, enam mata terpentang lebar-lebar dan tak bisa bicara lagi.
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
Diantara para penonton itu, orang yang paling girang
rasanya tiada lain daripada Kwe Cing, sungguh tak diduganya
bahwa putera adik angkatnya yang sudah almarhum itu bisa
melatih silat sebegitu tinggi sampai ia sendiri tak mengetahui
dari aliran mana, bila teringat hubungan keluarga Nyo Ko dan
Kwe, tanpa terasa, ia menjadi terharu bercampur girang.
Waktu Ui Yong melirik sang suami dan melihat matanya
rada merah, sedang ujung mulutnya tersungging senyuman, ia
tahu akan pikiran sang suami, maka tangan Kwe Cing
digenggamnya erat-erat.
Merasa tak ungkulan, Hotu menjadi gelisah sekali, ia pikir
kalau hari ini terjungkal di tangan bocah ini, maka namanya
boleh dikatakan terhanyut seluruhnya, jangan lagi hendak
menjagoi Bu-lim?
Dalam pada itu dilihatnya Nyo Ko telah menyerang pula,
sekali tusuk mengarah tiga tempat bagian atas, kalau dia
melompat berkelit itu berarti jatuh di bawah angin, maka tak
dihiraukan lagi akan oIok2 orang, segera kipasnya dipentang
untuk tangkis tiga tusukan orang, berbareng itu ia menggertak2,
iapun balas menyerang dengan "Hong hong-siok-luikang"
(ilmu angin badai dan petir kilat), ia kebas lengan baju
dari kiri dan kipas dari kanan menerbitkan angin santar,
sedang mulutnya terus meng-gertak2 keras seorang jagoan
Bu-lim menandingi pemuda tak terkenal ternyata terpaksa
harus keluarkan ilmu kepandaian terakhirnya untuk membela
diri, seumpama akhirinya menang pasti juga akan kehilangan
pamor, Akan tetapi asal tak kalah saja Hotu sudah terima,
mana bisa dipikir yang Iain-lain.
Maka sembari membentak-bentak, serangan-serangannya
juga semakin ganas, sebaliknya Nyo Ko berlaku tenang saja
dengan sikapnya yang gagah menarik, memangnya ilmu
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
pedang "Bi-li-kiam-hoat" atau ilmu pedang si gadis ayu
mengutamakan gaya manis, kini dibentak2 Hotu tentu saja
semakin menambah kehalusan dan keindahannya.
Tetapi karena Nyo Ko hanya mengutamakan gaya
serangannya yang indah, dalam hal daya tekanan menjadi
sukar dilontarkan seluruhnya, sebaliknya Hotu sudah nekat,
makin tempur makin kalap dan tidak sayang buat adu jiwa,
karenanya lambat laun Nyo Ko jadi payah sendiri.
Melihat cara pertarungan itu, Kwe Cing dan Ui Yong yang
ilmu silatnya sangat tinggi lantas tahu Nyo Ko bakal
kecundang, maka alis mereka terkerut semakin rapat, lebihlebih
ketika dilihatnya angin pukulan Hotu semakin keras dan
tambah cepat, diam-diam mereka kuatir.
Tak terduga mendadak Nyo Ko ayun pedang-nya, lalu
terdengar ia berseru : "Awas, aku akan melepas Am-gi!"
Tadi Hotu telah robohkan Gu-liu dengan pakunya yang
berbisa, kini demi mendengar peringatan Nyo Ko, ia sangka
pedang orang juga sama seperti kipas lempitnya yang di
dalamnya tersembunyi Am-gi atau senjata rahasia, kalau tadi
ia menang dengan cara yang licik, maka kini tidak bisa
salahkan lawan kalau cara itu ditiru, Karena itu, ketika
dilihatnya Nyo Ko ayun pedangnya, lekas ia melompat ke kiri.
Siapa tahu gerak tangan Nyo Ko hanya palsu belaka,
sebaliknya pedangnya terus menusuk, mana ada bayangan
senjata rahasia yang dikatakannya ?
Tahu tertipu, Hotu menjadi gusar, ia mendamperat:
"Binatang cilik !"
"Binatang cilik memaki siapa ?" tanya Nyo Ko.
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
Tetapi Hotu sudah pintar sekarang ia tidak menjawab,
hanya serangannya bertambah gencar.
"Awas senjata rahasia !" kembali Nyo Ko berseru sembari
ayun tangan kirinya.
Dengan cepat Hotu melompat ke kanan, di sangkarnya
sekali ini benar-benar orang menghamburkan Am-gi, siapa
tahu pedang Nyo Ko justru menusuk dari kanan secepat kilat,
lekas-lekas ia membungkuk dan mengkeret tubuh, ujung
pedang orang tahu-tahu menyamber lewat di bahunya
jaraknya tidak lebih hanya satu-dua senti saja.
Tusukan itu sangat berbahaya dan cukup keji, tetapi
karena tak kena sasarannya, para kesatria itu sama berteriak :
"Sayang !" sebaliknya para Bu su atau jago silat Mongol pada
bersyukur.
Meski Hotu bisa lolos dari "lubang jarum", namun tidak
urung keringat dingin sudah membasahi tubuhnya.
"Awas Am-gi !" lagi-lagi ia dengar Nyo Ko berseru dengan
tertawa sembari ayun tangan kiri.
Sekali ini tak digubrisnya, Hotu terus ayun tangan
memapaki orang, betul juga kembali lawannya mengapusi
belaka.
Karena gagal tipunya, mendadak Nyo Ko menubruk maju,
untuk kesekian kalinya ia ayun tangan lagi dan
memperingatkan pula dengan tertawa : "Awas Am-gi!"
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
"Bin..." belum sampai suku kata pertama ini diucapkan
atau mendadak pandangan Hotu menjadi silau, tahu-tahu
sinar perak gemerdep menyamber dari depan.
Sekali ini jaraknya sudah terlalu dekat, lagi pula ia sama
sekali tak berjaga-jaga sesudah beberapa kali kena diapusi,
maka tiada jalan lain kecuali melompat ke atas, tetapi tahutahu
kakinya terasa sakit tertusuk, beberapa benda kecil
lembut sudah menancap di kakinya.
Tertipunya ini persis mirip dengan caranya melukai Cu-liu
dengan akal licik tadi, tetapi dipikirnya- senjata orang hanya
lembut kecil, meski kena tentunya tidak besar alangannja,
dalam gusarnya Hotu menjadi kalap, kipasnya menutul dan
tangannya memukul hebat dengan tujuan mematikan Nyo Ko
seketika.
Tahu serangannya sudah berhasil, mana mau Nyo Ko
terlibat dalam pertarungan lagi, ia putar pedangnya menjaga
diri dengan rapat.
"Hahaha, sayang dengan ilmu silatmu setinggi ini, kini
harus terbinasa di sini, sungguh sayang, sayang sekali!"
demikian Nyo Ko tertawa terbahak-bahak.
Sedang Hotu hendak merangsang maju, sekonyongkonyong
pahanya terasa kaku dan gatal seperti kena digigit
nyamuk besar saja, ia coba menahan rasa gatal itu buat tetap
melontarkan serangannya, siapa tahu tempat yang kaku gatal
itu cepat sekali bertambah hebat.
"Celaka, Am-gi binatang cilik ini berbisa" seketika ia
terkejut Baru terpikir demikian atau rasa gatal pahanya sudah
tak bisa ditahan lagi, saking tak tahan tanpa menghiraukan
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
ada musuh besar berada di depan mata, kipas ia lempar dan
tangan diulur untuk meng-garuk-garuk tempat yang gatal itu.
"Kalau tak digatuk masih mendingan, sekali digaruk,
celaka tigabelas, rasa gatal-geli seketika meresap sampai
tuIang-sungsum." saking tak tahan ia berteriak-teriak dan
berkaok-kaok sembari bergulingan di ruangan pendopo.
Hendaklah diketahui bahwa racun Giok-hong" atau atau
jarum tawon putih yang sakti dari Ko bong-pay itu jarang
dilihat dan didengar di jagat ini, terkena sebuah saja tak
tahan, apa lagi kini terkena beberapa buah?
Saking lembutnya Giok-hong-tiam itu, waktu Nyo Ko
menyerang, sebagian besar para kesatria itu tak tahu, hanya
mendadak terlihat Hotu jatuh ber-guling2 hingga tak mengerti
kepandaian apa yang digunakan Nyo Ko untuk merobohkan
lawannya.
Sementara paderi Tibet si Darba telah lari maju, ia angkat
sang Sute dan diserahkan pada gurunya, habis ini ia putar
balik dan berkata pada Nyo Ko: "Anak kecil mari aku cobacoba
kau !" -sambil berkata gada emas segerapun
menyerampang ke pinggang Nyo Ko.
Gada itu sangat berat dan begitu menyamber lantas
menerbitkan sinar emas, maka betapa besar tenaga dan
betapa cepat gerak tangan Darba dapat dikira-kirakan.
Namun Nyo Ko tidak berkelit ia berdiri tegak, hanya
pinggangnya mendadak menekuk ke dalam dan dengan tepat
gada orang menyamber lewat di depan perutnya.
Siapa tahu Darba memang hebat gerak tangan-nya, begitu
gada tak kena sasaran, mendadak senjata itu ia tahan di
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
tengah jalan, dari menyerampang tadi tiba-tiba berubah
menyodok ke depan, ke perut Nyo Ko.
Perubahan serangan ini sama sekali di luar dugaan semua
orang, Nyo Ko sendiri juga terkejut lekas-lekas ia tahan
pedangnya ke atas gada orang dan tubuhnya lantas mencelat
ke atas dengan meminjam tenaga lawan.
Sekali sodok tak kena, tanpa menunggu turunnya Nyo Ko,
dengan kencang Darba sudah menghantam lagi, tetapi lagilagi
Nyo Ko menahan ke atas padanya dan untuk kedua
kalinya mencelat ke atas,
"Lari ke mana ?" bentak Darba sengit Menyusul gada
emasnya mengemplang pula.
Dengan tubuh terapung di udara, dengan sendirinya Nyo
Ko tak leluasa buat bergerak, nampak keadaan sangat
berbahaya, terpaksa ia keluarkan gerakan untung2an,
mendadak ia tangkap ujung gada orang, berbareng itu
pedangnya terus memotong lurus ke bawah mengikuti batang
gada itu.
Dengan cara ini, kalau tenaganya tak banyak selisih
dengan Darba, tiada jalan lain bagi Darba kecuali lepaskan
gadanya. Tetapi kini tenaga Darba berkali lipat lebih kuat dari
pada Nyo Ko, ketika sekuatnya ia menarik, dengan cepat
Darba melompat mundur.
Melihat Ginkang Nyo Ko begitu tinggi, gerak-geriknva
gesit, tiba-tiba Darba menanya: "Tidak jelek kepandaian anak
kecil, siapakah yang mengajarkan kau?"
Ia berkata dalam bahasa Tibet, sudah tentu sepatah kata
saja Nyo Ko tak paham, ia menyangka orang lagi memaki
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
dirinya, maka iapun menirukan suara orang, iapun ucapkan
apa yang dikatakan Darba.
Dasar pembawaan Nyo Ko memang pintar, beberapa katakata
Tibet itu diucapkannya dengan fasih sekali susunannya
juga tiada yang terbalik sedikitpun, maka dalam pendengaran
Darba kata-kata Nyo Ko itu menjadi: "Tidak jelek kepandaian
anak kecil, siapakah yang mengajarkan kau?"
Oleh karena itu, tanpa pikir Darba menjawab. "Suhuku
ialah Kim-lun Hoat-ong. Aku bukan anak kecil, kau harus
panggil aku Hwesio besar."
Dengan sendirinya Nyo Ko tak mengerti pula. tapi
sedikitpun ia tak mau diakal, ia pikir: "Pendeknya tak peduli
kau mencaci maki aku dengan kata-kata yang paling keji, asal
aku kembali mangkok penuh, maka tidaklah kalah dalam
cacimaki Meski kau gunakan bahasa asing memaki aku anjing
babi, binatang, kontan bulat akupun maki kau ahjing, babi
binatang."
Maka ia dengarkan kata-kata orang dengan cermat, begitu
orang selesai bicara, dengan lagu suara yang sama dalam
bahasa Tibet iapun berkata: "Suhuku ialah Kim-lun Hoat-ong.
Aku bukan anak kecil, kau harus panggil aku Hwesio besar."
Keruan saja Darba terheran-heran, dengan kepala miringiring
ia mengamat-amati orang dari kanan ke kiri dan dari kiri
ke kanan, ia pikir, aneh, terang kau ini anak kecil, kenapa
bilang Hwesio besar! Dan kenapa bilang gurumu juga Kim-lun
Hoat-ong?
Segera ia berkata lagi: "Aku adalah murid angkatan
pertama Hoat-ong, dan kau angkatan berapa ?"
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
---------- gambar -------------
Betapa hebat tenaga Darba, gada emas yang berat itu
terayun enteng mengepruk kepala Nyo Ko.
Kedua kaki Nyo Ko tidak bergerak, dia mendak miring
berbareng pedang besi ditekan ke atas gada, , meminjam
tenaga badannya terbang ke atas
---------------------------------
Kontan Nyo Ko juga menjawab : "Aku adalah murid
angkatan pertama Hoat-ong, dan kau angkatan ke berapa ?"
Supaya diketahui bahwa dalam ajaran agama Lama di
Tibet, biasanya terdapat apa yang disebut "reinkarnasi" atau
penjelmaan kembali. Tatkala itu Dalai dan Pancen Lama belum
ada, tetapi kepercayaan tentang menitis kembali biasanya
sangat dipuja oleh setiap pemeluk agama Lama.
Kebetulan waktu mudanya Kim-lun Hoat-ong pernah
menerima seorang murid, murid ini mati sebelum umur 20
tahun, Darba dan Hotu belum pernah kenal Suheng itu, hal ini
cuma sekadar diketahui saja.
Kini mendengar apa yang dikatakan Nyo Ko tadi, Darba
mengira Nyo Ko betul-betul reinkarnasi Suhengnya, ia pikir
kalau orang bukan anak sakti yang menitis dengan membawa
kepandaian, mana mungkin pemuda seperti ini memiliki ilmu
silat begini tinggi ? Lagipula dia adalah pemuda Han, kenapa
fasih bicara bahasa Tibet?
Karena itulah, ia terus ngira2 mengamat-amati orang
sambil kepala miring-iring, makin dilihat makin sama dan
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
semakin percaya, sampai akhirnya mendadak ia lemparkan
gada emasnya terus berlutut menyembah2 pada Nyo Ko.
Kelakuan Darba ini sungguh membikin Nyo Ko terheranheran,
ia pikir apa Hwesio ini tak ungkulan cacimaki dan kini
terima tunduk mengaku kalah padaku? Dan bagi penonton
yang banyak itu keruan saja terlebih heran luar biasa. Lucunya
semua tak paham dan tidak diketahui tanya jawab dalam
bahasa "Mikuluk - kikiluluk" antara Nyo Ko dengan Darba tadi
Dalam pada itu yang paling terang duduknya perkara
rasanya hanya Kim-lun Hoat-ong, ia- tahu Darba terlalu polos
hingga kena ditipu Nyo Ko.
"Darba," segera ia buka suara, "ia bukan titisan
Suhengmu, lekas bangun dan bertanding dengan dia,"
"Suhu," seru Darba sambil meloncat bangun terkejut, "aku
lihat ia pasti Toa-suheng, kalau tidak, umur semuda ini mana
bisa mempunyai kepandaian seperti ini?"
"Toa-suhengmu jauh lebih kuat ilmu silatnya dari pada
kau, sebaliknya bocah ini sekali-kali dibawahmu," kata Kim-lun
Hoat-ong.
Tetapi Darba geleng-geleng kepala, tetap tak mau
percaya.
Kim-lun Hoat-ong kenal watak muridnya ini teramat lurus,
untuk memberi penjelasan seketika juga tak bisa terang, maka
ia katakan pula: "Jika kau tak percaya, kau jajal dia tentu
lantas tahu."
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
Terhadap apa yang dikatakan sang Suhu biasanya Darba
percaya bagai malaikat dewata, kalau dia bilang Nyo Kobukan
inkarnasi Toa-suheng tentunya memang bukan, Tetapi
umur semuda ini memiliki ilmu silat begitu hebat, hal ini
membikin Darba tak bisa tidak percaya, tetapi ia turut juga
perintah sang guru dan bertanding pula untuk menjajal
kepandaian asli orang, ia ingin lihat siapa yang menang dan
siapa kalah dengan begitu soalnya lantas bisa diputus.
Maka lebih dulu ia angkat tangan dan berkata pada Nyo
Ko: "Baiklah, biar kucoba ilmu silatmu tulen atau palsu, kita
tentukan berdasarkan menang dan kalah ini,"
Melihat Darba berdiri lalu "kilakiluk" entah berkata apa
lagi, hanya sikapnya sangat menghormat Nyo Ko sangka
orang telah ucapkan beberapa patah kata yang sopan, maka
tanpa merubah sedikitpun ia tirukan lagu suara orang dan
mengulangi mengucapkan sekali lagi
Tentu saja dalam pendengaran Darba menjadi "Baiklah,
biar kucoba ilmu silatmu, tulen atau palsu, kita tentukan
berdasarkan menang atau kalah ini" - Maka Darba juga lantas
menjawab-"Harap kau berlaku murah hati."
Segera Nyo Ko tiru dan menyahut: "Harap kau berlaku murah
hati,"
Melihat kedua orang itu mengoceh terus dalam bahasa
Tibet, Kwe Hu jadi heran, ia mendekati Ui Yong dan tanya
sang ibu: "Mak, apa yang mereka percakapkan?"
Sejak tadi Ui Yong sudah mengetahui Nyo Ko hanya
menirukan lagu suara orang secara komplit dan untuk mainmain
saja sebagai orang muda umum-nya, kenapa mendadak
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
Darba sembah2 padanya hal inipun membikin dia bingung tak
habis mengerti.
Maka ketika ditanya puterinya, ia menjawab singkat saja:
"O, Nyo-koko hanya berkelakar saja dengan dia."
Belum habis ia berkata, mendadak dilihatnya Darba angkat
gada terus mengemplang ke arah Nyo Ko.
Darba anggap sebelumnya sudah dikatakan hendak
menjajal tentunya lawan sudah siap sedia, sebaliknya melihat
sikap orang tadi ramah dan menghormat Nyo Ko tidak
menduga orang akan mendadak melakukan serangan, maka
pukulan itu hampir-hampir saja kena kepalanya, untung
sempat ia melompat ke belakang.
Tetapi segera ia merangsang maju lagi terus menusuk tiga
kali susul menyusul. Darba sendiri sudah punya rasa jeri, ia
kuatir Nyo Ko sudah lama, ikut gurunya, ilmu silatnya tentu
lain daripada yang lain, maka ia berjaga rapat tanpa berani
ayal.
Sesudah beberapa jurus lagi, Nyo Ko tahu lawan hanya
menjaga diri saja tanpa menyerang, meski tak mengerti
maksud tujuan orang, tapi kebetulan baginya untuk
melancarkan serangan-serangan, tanpa sungkan-sungkan lagi
ia tusuk sini dan bacok sana, ilmu pedang "si gadis ayu"
menjadi lebih indah gayanya dan menarik.
Akhirnya Kim-lun Hoat-ong menjadi tak sabar, ia
membentak: "Darba, lekas kau balas hantam, ia bukan Toasuhengmu
!"
Sebenarnya kepandaian Darba masih di atas Nyo Ko, cuma
merasa takut, ilmu silatnya lantas surut separoh, sebaliknya
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
Nyo Ko bisa keluarkan seluruh kemahirannya, jadi yang satu
makin menyerang makin hebat dan jitu, sebaliknya yang lain
makin takut dan makin mengkeret.
"Balas serang segera !" bentak Hoat-ong mendadak, ia
telah gusar.
Bentakannya begitu keras hingga telinga semua orang
seakan-akan pekak. Begitu juga Darba menjadi jeri, ia tak
berani membantah lagi, begitu Kim-kong-cu atau gada emas
diputar, segera ia balas menghujam serangan.
Dengan hantaman balasan ini betul juga Nyo Ko terdesak
hingga berkelit terus, lubang kelemahannya perlahan-lahan
mulai kentara. Ketika melihat gerak pedang Nyo Ko sedikit
lengah, cepat sekali Darba mengemplang, karena tak sempat
hindarkan diri, terpaksa Nyo Ko menangkis dan terjadi
benturan keras kedua senjata.
Sebenarnya beradunya senjata kedua pihak diwaktu
bertanding adalah soal biasa saja, tetapi gada Darba terlalu
antap, maka selalu Nyo Ko putar pedangnya tak berani
membentur senjata orang, kini mendadak kesamplok,
terasalah segera suatu tenaga yang maha besar menindihnya
hingga lengannya sakit linu, "krak", mendadak pedangnya
patah menjadi dua.
"Aku yang menang!" teriak Darba segera sembari
undurkan diri.
"Aku yang menang!" mendadak Nyo Ko tirukan orang
dalam basa Tibet, Berbareng itu separuh pedang patah itu
ditimpukkan sekalian pada Darba.
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
Keruan Darba tertegun, pikirnya: "Kenapa dia yang
menang? Apa tipunya tadi hanya pancingan belaka ?"
Sementara itu dengan tangan, kosong Nyo Ko merangsak
maju lagi, maka Darba tak berani ayal ia putar gadanya rapat
melindungi tubuhnya.
Dahulu waktu ikut Siao liong li belajar ilmu pukulan
dengan tangan kosong di dalam kuburan kuno itu, sampai
tingkat terakhir ia diharuskan pentang kedua telapak tangan
buat tahan terbangnya 9X9 81 ekor burung gereja hingga
tiada seekor pun yang lolos.
Ilmu pukulan itu adalah ciptaan Lim Tiao-eng dan
selamanya belum pernah dikenal di dunia ramai, kini Nyo Ko
telah mainkan di hadapan umum, nyata daya tekanannya
memang luar biasa," meski bertangan kosong, tetapi jauh
lebih kuat daripada tadi ia memakai pedang. Kalau Darba
putar gadanya begitu hebat hingga membawa samberan angin
tinggi menerobos kian kemari di antara ruangan.
Sebaliknya Nyo Ko gunakan Ginkang yang sangat tinggi
menerobos kian kemari diantara ruangan senjata orang,
walaupun tampaknya sangat berbahaya tetapi gada emas
orang tetap tak mampu menyenggolnya seujung rambutpun
sebaliknya ia bisa mencengkeram, menarik, membeset dan
macam-macam gerak serangan lain bercampurkan "tang-hokmi-
cin atau ilmu pukulan halus penahan burung gereja, ia
terus menyerang dengan cepat.
Tak lama lagi, tenaga raksasa Darba semakin tambah,
sebaliknya lari Nyo Ko juga semakin cepat dan enteng,
Nyatalah sekarang, paedah yang dia peroleh daripada
kegunaannya berlatih di atas ranjang-batu pualam di dalam
kuburan kuno itu kini telah kentara semua.
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
Di sebelah sana sejak tadi Siao-liong li duduk
bersandarkan tiang menyaksikan pertarungan kedua orang itu
dengan tersenyum-simpul, demi nampak sudah lama Nyo Ko
masih belum menang, tiba-tiba dari bajunya ia keluarkan
sepasang kaos tangan putih yang tipis dan lemas.
"Ko-ji, sambut ini." serunya pada Nyo Ko," berbareng itu ia
lemparkan kaos tangan itu ke tengah kalangan
Kaos tangan Siao-liong-li ini adalah rajutan benang emas
putih yang sangat halus dan ulet, meski lemas dan tipis, tapi
tidak mempan segala macam senjata, Melihat berkelebatnya
kaos tangan itu di udara, air muka Hek Tay-thong mendadak
berubah.
Seperti diketahui, ketika saling gebrak di Tiohg-yang-kiong
dulu, dengan kaos tangan ini pernah Siao-liong-li patahkan
pedang Hek Tay-thong hingga ia terdesak dan hampir saja
gorok leher sendiri, sebab itu demi nampak kaos tangan
seketika kejadian dulu terbayang lagi olehnya.
Dalam pada itu dengan cepat kaos tangan itu sudah
disambut Nyo Ko, ia mundur selangkah dan cepat pakai kaos
tangan itu, ketika kemudian ia mengegol pinggang bagai
wanita, maka dimainkan-lah "Bi-Ii-kun-hoat" atau ilmu pukulan
si gadis ayu yang paling hebat dan paling indah gayanya dari
Ko-bong-pay itu.
Setiap gerak-gerik ilmu pukulan ini meniru kan gaya
seorang wanita ayu dari jaman purbakala, bila dilakukan kaum
lelaki, sebenarnya kurang pantas, tetapi waktu dilatih Nyo Ko,
setiap gayanya sudah diubahnya, meski nama-nama tipu
gerakan masih tetap, namun gerak-geriknya dari lemah
gemulai sudah berubah menjadi gagah luwes.
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
Dengan demikian, para penonton menjadi lebih tidak
mengerti, tiba-tiba dilihatnya Nyo Ko berlari cepat, kadangkadang
berdiri tegak, sekejap saja sikapnya berubah lagi.
Harus diketahui bahwa jiwa kaum wanita memang banyak
ragamnya dan cepat pula berobahnya, lebih-lebih wanita
ternama, tertawanya, di waktu suka atau duka, semuanya
lebih-lebih sukar di-duga.
Karena itu, sekali digunakan tipu "Hong giok-kik-koh" (Ang
Hong-giok memukul genderang), kedua tangan Nyo Ko cepat
menghantam, dengan sendirinya Darba angkat gadanya
menangkis tetapi cepat sekali Nyo Ko sudah ganti tipu "Honghut-
ya-ping" (Hong-hut minggat malam-malam), di luar
dugaan orang ia terus menubruk maju.
Ketika Darba menyabet gadanya dari samping, mendadak
Nyo Ko gunakan gaya "Lok-cu-tui-lau" (Lok-tu jatuh dari
loteng), tahu-tahu ia menubruk bagian bawah musuh.
Darba terkejut, ia tidak mengerti tipu serangan orang
mengapa begini aneh perubahannya dan susah diraba ? Maka
lekas-lekas ia melompat buat hindarkan hantaman tangan
orang yang telah memotong dari kiri lagi.
Tak terduga Nyo Ko lantas menepuk tangan beberapa kali
dan susul-menyusul menggablok kedepan, kiranya ini adalah
gaya "Bun-gwe-kui-han atau Bun-gwe kembali ke negeri Han
yang berirama musik Ohka, seluruhnya meliputi 18 kali
tepukan.
Setiap gerakan Nyo Ko semuanya ada asal-usulnya
sejarah, Darba adalah paderi Tibet, sudah tentu ia tat paham
kisah kuno negeri Tionggoan, ia diserang ke atas dan ke
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
bawah, tiba-tiba dari timur, tahu-tahu dari barat hingga ia
kelabakan.
Tangan Nyo Ko memakai kaos benang emas, maka bila
ada kesempatan segera ia menubruk maju hendak rebut gada
Darba, paderi ini terdesak hingga berkaok-kaok dan kalang
kabut.
Dengan sendirinya para pahlawan lain sangat girang,
mereka pada berseru memberi semangat pada Nyo Ko.
Kim-lun Hoat-ong tahu ilmu silat muridnya berada di atas
pemuda ini, cuma berhati jeri, maka selalu kena didahului
lawan dan terdesak di bawah angin.
"Gunakan Bu-siang-tay-lik-cu-hoat!" bentaknya tiba-tiba.
"Baik," sahut Darba menurut. Mendadak gadanya ia
pegang dengan kedua tangan terus diayun cepat.
Waktu gada diputar dengan sebelah tangan saja sudah
hebat sekali tenaga raksasanya, kini di-tambah tenaga kedua
tangan sekaligus, keruan suara samberan angin sampai
menderu-deru.
"Bu-siang-tay-lik-cu-hoat" atau ilmu gada bertenaga
raksasa ini, tipu serangannya sangat sederhana, hanya
menyerampang" delapan jurus dan menghantam delapan kali,
seluruhnya hanya 2 X 8 - 16 jurus, tetapi 16 jurus ini bisa
boIak-balik di-ulangi, maka Nyo Ko terdesak menyingkir jauhjauh,
jangankan menghadapi secara keras lawan keras, untuk
menahan angin gada saja susah.
Di sebelah sana, sejak penggayu besinya patah tadi, Tiam
jong Hi-un, masih terus merasa penasaran tapi kini setelah
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
menyaksikan "Bu-siang-tay-lik-cu-hoat". orang yang luar biasa
ini ia pikir ilmu permainan penggayu sendiri sesungguhnya
tiada tipu-tipu serangan" yang begini keras dan begini kuat.
maka mau-tak-mau ia kagum juga.
Setelah berlangsung lama pertarungan itu, lilin yang
menyala di ruangan pendopo itu sudah ada 7-8 batang yang
sirap tersamber angin gada. Nyo Ko hanya andalkan Ginkang
untuk melompat kian kemari asalkan bisa hindarkan diri
harapannya asal tak kena dihantam gada orang, mana sempat
lagi ia balas menyerang ?
Karena itu, para pahlawan Tionggoan menjadi bungkam,
sebaliknya berganti para jago Mongol yang sorak-sorai.
Melihat ilmu pukulan "Bi-li-kun-hoat" sukar memperoleh
kemenangan, sedang musuh mendesak terlalu kencang,
terpaksa Nyo Ko main mundur terus hingga akhirnya terdesak
sampai ujung ruangan, ia hendak ganti tipu gerakan, namun
tak bebas lagi gerak-geriknya di tempat sempit itu.
ilmu permainan gada Darba ini memangnya beberapa
bagian bersifat kalap, setelah Darba mengamuk, ia lupa
apakah orang di depannya ini mungkin reinkamasi suhengnya
atau bukan, waktu melihat Nyo Ko terdesak di pojok ruangan
hingga tiga jurusan sudah terkurung, mendadak ia
membentak : "Mampus kau !" Berbareng itu gada-nya
menyabet dari samping, maka terdengarlah suara gemuruh
dan debu pasir berhamburan, kiranya dinding ruangan itu
kena dihantam hingga berlubang besar..
Pada saat berbahaya, syukur Nyo Ko masih sempat
melompat lewat di atas kepala orang, dalam seribu
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
kerepotannya iru, ia tak lupa pula membalas kata-kata:
"Mampus kau!" dalam bahasa Tibet.
Gerak lompatannya ini adalah ilmu kepandaian dari "Kiuim-
cin-keng", sejak huruf ukiran di langit ruangan kuburan
tatoo itu dilihatnya bila senggang Nyo Ko lantas melatihnya
baik-baik, hanya tiada orang yang memberi petunjuk
tambahan, maka apa yang dilatihnya tidak tahu apa betul atau
salah.
Kini menghadapi musuh tangguh, sudah tentu tak berani
sembarangan digunakan. Siapa tahu saat terancam elmaut itu,
dengan sendirinya ia menggunakan ilmu sakti itu hingga
jiwanya tertolong.
Semua orang menyangka hantaman Darba tadi pasti
berhasil, maka sebelum serangan orang dilontarkan
seluruhnya, secepat kilat Kwe Cing melompat maju hendak
hantam punggung orang, mendadak jubah merah berkelebat
di depannya, tahu-tahu Kim-lun Hoat-ong memukulnya juga.
Kwe Cing terkejut oleh serangan orang yang aneh dan
cepat ini lekas-lekas ia gunakan tipu "Maa-liong-cay-dian" atau
melihat naga di sawah, ia tangkis dulu serangan Kim-lun Hoatong.
Keduanya memang tokoh terkemuka dunia persilatan,
maka begitu kedua tangan beradu, ternyata sedikit suara saja
tak ada, hanya tubuh masing-masing bergoncang semua, Kwe
Cing mundur tiga tindak, sebaliknya Kim-lun Hoat-ong tetap
berdiri tegak di tempatnya.
Kiranya tenaga Kim-lun Hoat-ong jauh lebih besar dari
pada Kwe Cing, latihannya juga lebih dalam, cuma ilmu
pukulannya sebaliknya kalah bagus. Kwe Cing melangkah
mundur buat mengelak tenaga hantaman lawan supaya tidak
terluka, sebaliknya Hoat-ong sambut tenaga orang sekuatnya
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
dengan menahan rasa sakit di dada, maka masih tetap berdiri
tegak di tempatnya.
Melulu soal gebrakan ini saja Kwe Cing boleh dikatakan
sudah kalah, tetapi kalau pertarungan dilanjutkan, siapa
unggul atau asor masih belum tahu.
Tapi demi nampak Nyo Ko sudah bisa patahkan serangan
Darba tadi, kedua orang ini terhenyak, yang satu girang lega,
yang lain menyesal dan merasa sayang, lalu merekapun
mundur kembali
Tokoh-tokoh seperti Kwe Cing dan Kim-lun Hoat-ong juga
menyangka Nyo Ko pasti akan celaka maka yang satu hendak
menolong dan yang lain hendak mencegah, siapa tahu Nyo Ko
ternyata punya tipu aneh, dari tempat luang yang sempit bisa
meloloskan diri.
Dan sekali hantam tak kena, Darba tidak memutar lagi,
sekalian gadanya terus mengayun ke belakang sekuatnya.
Melihat serangan orang cepat luar biasa, otomatis Nyo Ko
lantas meloncat ke atas, maka melayang lewatlah gada Darba
beberapa senti di bawah kakinya. Kembali gerak tipunya ini
adalah ilmu silat dari "Kiu-im-cin-keng"
Keruan Ui Yong terheran-heran menyaksikan kepandaian
Nyo Ko ini. "Engkoh Cing, kenapa Ko-ji mahir Kiu-im-cin-keng
juga? Apa kau yang ajarkan dia?" demikian ia tanya sang
suami.
Nyata, ia sangka Kwe Cing mengingat kebaikan
persaudaraan dengan ayah Nyo Ko, maka pada waktu antar
bocah itu ke Cong-lam-san, ilmu sakti dari kitab pusaka itu
telah diturunkan padanya.
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
"Tidak, kalau diajarkan padanya, tentu kuberitahukan
kau," sahut Kwe Cing.
Ui Yong cukup kenal jiwa sang suami yang setia dan jujur,
kepada orang lain saja bilang satu tetap satu, terhadap isteri
sendiri sudah tentu lebih lebih jujur, Tetapi dilihatnya Nyo Ko
selalu melompat kian kemari buat berkelit, setiap kali ketemu
bahaya, selalu gunakan ilmu kepandaian Cin-keng untuk
melindungi diri.
Cuma terang ilmu itu belum terlatih baik, maka tidak bisa
gunakan ilmu silat Cin-keng itu untuk balas menyerang dan
menangkan orang, meski sementara jiwanya bisa selamat,
namun tampaknya pasti kalah akhirnya.
Diam-diam Ui Yong menghela napas gegetun, pikirnya :
"Bakat Ko-ji sungguh luar biasa, kalau dia bisa ikut setahun
atau setengah tahun padaku dan bisa mempelajari Pak-kaupang-
hoat dan ilmu silat dalam Cin-keng secara lengkap,
mana bisa paderi Tibet ini menandinginya?"
Begitulah, selagi ia masgul, sekilas tiba-tiba dilihatnya
Peng-tianglo, itu anggota pimpinan Kay-pang yang murtad,
dengan pakaian bangsa Mongol mencampurkan diri di antara
jago-jago Mongol dan wajahnya kelihatan berseri-seri.
Tiba-tiba tergerak kecerdasan Ui Yong, segera serunya:
"Koji Di-hun-tay-hoat! Ih-hun-tay-hoat!"
Kiranya dalam Kiu-im-cin-keng ada semacam ilmu yang
disebut "lh-hun-tay-hoat", yakni menggunakan tenaga pikiran
untuk atasi musuh dan mendapatkan kemenangan, dasarnya
tiada ubahnya seperti ilmu hipnotis pada jaman sekarang ini.
Dahulu Ui Yong pernah gunakan ilmu ini untuk taklukkan
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
Peng-tianglo pada waktu ia berebut jabatan Pangcu, maka
begitu nampak orang, segera ia ingat akan ilmu mujijat itu.
Nyo Ko masih ingat cara melatih "Ih-hun-tay hoat" itu,
cuma ia tak percaya melulu meng-gunakan pandangan mata
saja bisa menundukkan musuh, makanya tak pernah ia
melatihnya dengan baik-baik, tetapi ia sangat kagum terhadap
kepintaran Ui Yong, pikirnya: -- "Jika Kwe-pekbo berkata
demi-kian, tentu ada alasannya, Toh aku sudah pasti kalah,
biarlah aku mencobanya."
Karena itu, ia masih terus lompat ke sana ke mari untuk
berkelit tetapi batinnya terpisah dari segala perasaan,
pikirannya terpusat menjadi satu, ia turut apa yang pernah
dibacanya dalam kitab Kiu-im-cin-keng itu. Dalam keadaan
demikian ia hanya menangkis dengan sendirinya dan berkelit
turut datangnya suara, sebaliknya sinar matanya terus
menatap musuh secara tajam.
Setelah beberapa jurus, Darba mulai merasakan pihak
lawan rada aneh, tanpa kuasa ia pandang orang sekejap,
berbareng itu gadanya menghantam juga.
Tadi sedikit Nyo Ko mengegol pinggul dengan gaya "Banyo-
sian-sian" atau pinggang si Ban ramping, sedikit ia goyang
pinggul hantaman Darba sudah dihindarinya dengan tepat,
dan karena ia, sudah gunakan "lh-hun-tay-hoat", jiwa-raganya
sudah menjadi satu, setiap gerak-geriknya yang dia unjuk,
pada mimik wajahnya lantas bersikap sama pula.
Maka ketika Darba melihat wajah si Nyo Ko, tiba-tiba
mengunjuk gaya genit, ia tak tahu bahwa orang sedang
tirukan gaya menarik Siao Ban, seorang selir ayu penyait Pek
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
Lok-thian dari ahala" Tong yang terkenal, tanpa terasa ia
tertegun sejenak tetapi segera gadanya mengemplang lagi ke
atas kepala Nyo Ko.
Lekas-lekas Nyo Ko, mengegos, menyusul ia pentang lima
jarinya terus menyisir rambutnya sendiri, sedang lima jari
lainnya mencakar ke depan diselingi dengan senyuman manis,
itulah tipu gerakan "Le-hwa-se-cong" atau Thio Le-hwa
menyisir rambut.
Dan karena tersenyumnya Nyo Ko itu, memangnya Darba
sudah terpengaruh oleh sinar matanya yang tajam, tanpa
terasa iapun ikut bersenyum, Cuma bedanya Nyo Ko cakap
ganteng, tersenyumnya sudah tentu menambah bagusnya,
sebaliknya tulang pelipis Darba menonjol tinggi, pipinya
kempot, senyumnya yang menirukan Nyo Ko membikin
wajahnya semakin seram, sampai penonton ikut mengkirik.
Melihat lawannya sudah dlbawah pengaruhnya, segera
Nyo Ko jojoh ke depan dengan jarinya dengan tipu "Peng-kiciam-
sin" atau Peng Ki pintar menjahit. Lekas-lekas Darba
berkelit, tetapi air mukanya menirukan lagak orang seperti lagi
tekun menjahit.
Melihat Nyo Ko bisa memahami maksudnya dan ternyata
sanggup atasi musuh dengan ilmu "lh-hun-tay-hoat", sungguh
Ui Yong girang tidak kepalang.
"Penemuan Ko-ji sungguh luar biasa," demikian ia
membisiki sang suami "Dahulu, semasa usiamu sebaya dia
sekarang belum sebagus dia ilmu silatmu." .
Kwe Cing juga lagi girang, maka ia anggukan
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
Harus diketahui bahwa ilmu "lh-hun-tay-hoat" ini melulu
menggunakan pengaruh tenaga kejiwaan, kalau perasaan tak
lawan tenang dan tetap, seringkali ilmu ini tidak berhasil,
kalau tenaga dalam lawan lebih tinggi hingga sampai terpukul
kembali, "pasti orang gunakan ilmu ini akan terpengaruh
sendiri. Tapi Darba sudah bingung oleh ocehan Nyo Ko dalam
basa Tibet tadi, ia ragu-ragu orang adalah re-inkarnasi
Suhengnya, maka dalam hatinya sudah timbul rasa jeri,
dengan sendirinya pengaruh ilmu "Ih-hun-tay-hoat" juga lebih
cepat hingga sekali coba Nyo Ko telah berhasil.
Begitulah karena melihat Nya Ko mainkan Bi-li-kun-hoat
yang lemah gemulai menirukan gerak-gerik wanita ayu, tahutahu
ditirukan oleh Darba secara lucu, semua orang yang
menyaksikan terheran-2
Kwe -Hu tak tahan, ia ketawa terpingkal-pingkal "Mak,"
katanya pada sang ibu, "Nyo-koko punya kepandaian ini bagus
sekali, kenapa tak kau ajarkan padaku?"
"Jika kau bisa Ih-hun-tay-hoat, tentu kau akan bikin geger
dan akhirnya kau sendiri bisa celaka," sahut Ui Yong. Lalu ia
tarik tangan sang puteri dan berkata pula sungguh-sungguh:
"Tapi jangan kau anggap lucu, Nyo-koko justru lagi bertarung
mati-matian dengan musuh, caranya ini jauh lebih berbahaya
dari pada memakai senjata !"
Kwe Hu melelet lidah oleh penuturan itu, ia pandang pula
si Nyo Ko dan rasanya semakin ketarik, ia lihat bila Nyo Ko
tertawa, si Darba ikut tertawa, kalau Nyo Ko gusar, Darba
idem dito.
Karena itu iapun ikut-ikut menirukan mimik orang.
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
Siapa tahu "lh-hun-tay-hoat" ini memang lihay luar biasa,
baru saja ia menirukan orang dua kali, segera perasaannya
menjadi remang-remang dan semangatnya kabur, tanpa
kuasa setindak demi setindak Kwe Hu melangkah ke tengah.
Kaget sekali Ui Yong melihat kelakuan puteri-nya, lekaslekas
ia jambret Kwe Hu erat-erat.
Tatkala itu jiwa Kwe Hu sudah dibawah pengaruh Nyo Ko,
ia coba meronta melepaskan diri dari pegangan sang ibu,
baiknya ilmu silat Ui Yong sangat tinggi, pula tahu akan
bahaya apa bila sampai Kwe Hu maju lebih dekat lagi, waktu
sudah terlalu mendesak, tanpa ayal ia baliki tangan terus
pencet urat nadi tangan Kwe Hu dan diseretnya kembali
mentah-mentah agar tidak nampak gerak-gerik Nyo Ko.
Kwe Hu masih meronta2 beberapa kali, tapi pergelangan
tangannya telah digenggam kencang hingga tak berkutik,
pikirannya menjadi kabur dan akhirnya ia mendekam dalam
pelukan sang ibu dan pulas."
Di pihak Darba waktu itu sudah dipengaruhi Nyo Ko
seluruhnya, apa yang Nyo Ko Iakukan, ditirukannya pula tanpa
tawar, Melihat saatnya sudah tiba, mendadak Nyo Ko gunakan
tipu gerakan "Co-Leng-kwa-pi" atau Co Leng mengiris hidung,
mendadak ia pukul batang hidungnya sendiri-susul-menyusul
dengan dua tangan bergantian.
Kiranya jaman dahulu isteri seorang bernama Co Leng,
ketika sang suami meninggal lantas mengiris batang hidung
sebagai tanda setia tak mau kawin lagi.
Kini Nyo Ko gunakan gerak tipu itu buat hantam
hidungnya sendiri dengan pelahan, sudah tentu Darba tak
tahu, mendadak iapun tirukan orang menghantam hidung
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
sendiri sekeras-kerasnya. Dasar tenaganya luar biasa, setiap
pukulannya bertenaga ratusan kati, maka habis belasan kali ia
gebuk batang hidung sendiri, akhirnya-ia tak tahan hingga
roboh pingsan.
Sungguh girang tidak kepalang para ksatria, mereka
bersorak-sorai: "Hura, kita telah menangkan babak kedua !" -
"Nah, Bu-lim-Bencu sudah pasti di pihak kita !" -- "Bangsa
Mongol lekas enyah dari bumi Tiongkok dan jangan bikin malu
disini!"
Dalam pada itu dua Bu-su bangsa MongoI telah melompat
ke tengah dan menggotong mundur si Darba.
Melihat kedua muridnya terjungkal semua di bawah
tangan pemuda ini, bahkan cara kalahnya sukar dimengerti,
luar biasa mendongkol dan gusar Kim-Iun Hoat-ong, cuma
wajahnya tiada mengunjuk sesuatu tanda, "Hai, anak muda,
siapa suhumu ?" segera ia membentak dari tempat duduknya.
Kim-lun Hoat-ong ini seorang cendekia, ilmu silatnya
tinggi, bakatnya baik dan luas pengetahuannya, ternyata fasih
bicara basa Han.
"Suhuku ialah dia ini," sahut Nyo Ko tertawa sambil
menunjuk Siao-liong-li "Nah, lekas kau menyembah pada Bulim
Bengcu !"
Melihat Siao-liong-Ii cantik molek, bahkan usianya, seperti
lebih muda daripada Nyo Ko, tidak nanti Kim-lun Hoat-ong
mau percaya dialah guru-nya, pikirnya: "Ah, bangsa Han
banyak tipu muslihatnya, jangan aku tertipu !"
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
Mendadak iapun berdiri, ketika terdengar suara
gemerincing riuh, tahu-tahu dari bajunya ia keluarkan sebuah
roda emas.
Roda emas ini terbuat dari emas murni dan di dalamnya
terdapat 9 goteri, maka begitu tergoncang, segera keluar
suara gemerincing yang membisingkan.
"Hm, kau adalah Bulim-Bengcu juga baik, asal kau
sanggup terima sepuluh jurus roda emasku ini," aku lantas
akui kau sebagai Bu-lim Bengcu !" demikian kata Kim-lun
Hoat-ong kemudian sambil tuding Siao-liong-li
"Hi aneh katamu ini, aku sudah menang dua babak,
menang dua dari tiga babak, kau sendiri sudah berjanji,
kenapa sekarang pungkir janji?" kata Nyo Ko tertawa.
"Aku hanya ingin jajal ilmu silatnya dan ingin tahu apa dia
sesuai dengan jabatannya tidak," sahut Kim-lun Hoat-ong
dengan suara tertahan.
Siao-liong li masih terlalu hijau, ia tak tahu ilmu silat Kim-
Iun Hoat-ong beraliran tersendiri dan sudah terlatih sampai
tingkatan yang sangat mengejutkan, iapun tak tahu apa itu
"Bu-lim Bengcu" segala, lebih-lebih tak pernah terpikir olehnya
apa dirinya harus terima jabatan itu atau tidak, kini
mendengar orang mau jajal ilmu kepandaiannya dan ingin
tahu sanggup tidak terima 10 jurus roda emas orang, tanpa
pikir segera iapun berdiri.
"Jika begitu, segera aku mencobanya," demikian sahutnya tak
arak
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
"Tapi kalau kau tak mampu sambut 10 jurus - senjataku
ini, lalu bagaimana?" tanya Kim-lun-Hoat-ong.
"Kalau tak mampu ya sudah, ada apa lagi?" sahut Siao-
Iiong-li.
Sejak kecil Siao-liong-li sudah melatih diri sedemikian rupa
sehingga apa yang menjadi perasaannya, suka atau duka,
sama sekali tidak kentara.
Segala hal selalu dianggapnya sepele, kini meski katanya
rada Nyo Ko, naraui tidak mendapatkan perhatian-nya.
Para ksatria dan para Bu-su Mongol tak tahu bahwa itu
adalah tabiat pembawaannya, tetapi melihat ia acuh tak acuh
dan tidak pandang sebelah mata pada Kim-lun Hoat-ong,
mereka malah menyangka ilmu silat Siao-liong-li benar-benar
tinggi tak terkirakan.
Bahkan setelah menyaksikan Nyo Ko kalahkan Darba
dengan "lh-hun-tay-hoat", ada orang yang menyangka Siaoliong-
li bisa ilmu hitam dan mungkin pula siluman, maka
suasana seketika menjadi berisik.
Kim-lun Hoat-ong sendiri kuatir juga bila Siao-liong-li
benar-benar bisa gunakan ilmu sihir, maka mulutnya segera
komat-kamit membaca mantera penolak sihir dalam basa
Tibet.
Nyo Ko dapat mendengar jelas di samping, ia sangka
Hwesio gundul ini lagi maki sang guru dalam basa Tibet, maka
ia ingat baik-baik setiap kata yang diucapkan orang.
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
Ketika Kim-lun Hoat-ong selesai membacakan mantera,
begitu Kim-lun atau roda emas bergerak, kembali terbitlah
suara gemerincing yang riuh nyaring.
"Hai, orang muda, lekas minggir, segera aku akan turun
tangan," bentaknya pada Nyo Ko. Kata-kata ini diucapkannya
dalam basa Han.
"Nanti dulu, nanti dulu," kata Nyo Ko tiba-tiba.
Lalu sekata demi sekata iapun mengucapkan mantera
orang tadi.
Kebetulan waktu itu Darba mulai siuman, ia lihat sang
Suhu memegang Kim-lun lagi, akan bergebrak dengan orang,
sebaliknya didengarnya Nyo Ko lagi membaca mantera dalam
basa Tibet. mantera itu adalah ilmu rahasia perguruannya dan
tidak nanti diturunkan pada orang luar, kalau Nyo Ko bukan
reinkarnasi Toa suheng-nya, darimana ia mahir mantera itu ?
"Karena pikiran itu, cepat sekali ia melompat bangun terus
berlutut ke hadapan gurunya dan berseru: "Suhu, ia betulbetul
jelmaan Toasuheng, sudilah engkau menerimanya
kembali!"
"Ngaco-belo, kau tertipu olehnya masih belum tahu,"
bentak Kim-lun Hoat-ong gusar.
"Tapi betul Suhu, hal ini betul tak salah lagi?" sahut
Darba!.
Melihat Darba masih ngotot, Hoat-ong menjadi sengit
dicekal saja punggung sang murid terus diIempar pergi tubuh
Darba yang beratnya ratusan kati itu dilemparkan dengan
enteng saja.
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
Semua orang menyaksikan Darba bertarung melawan
Tiam-jong Hi-un dan Nyo Ko dengan tenaga raksasanya tapi
lemparan Hoat-ong ini nyata kepandaian yang berpuluh kali
lebih kuat tampaknya Siao-liong-li yang gayanya lemah
gemulai ini, jangankan bergebrak sepuluh jurus, mungkin kena
dikebut sekali saja bisa mencelat roboh. Karena itu semua
orang ikut berkuatir atas diri si gadis.
Tidak sedikit jago-jago Mongol yang sudah pernah
saksikan ilmu sakti Kim-lun Hoat-ong yang boleh dikatakan
tenaganya melebihi 9 ekor kerbau. Meski Siao-liong-li adalah
musuh mereka, tapi melihat parasnya yang jelita, sudah
menjadi pembawaan manusia suka akan rupa cantik, maka
semua orang sama-sama mengharap Hoat-ong jangan turun
tangan.
Dalam pada itu, habis Nyo Ko bacakan mantera, dengan
pelahan ia bisiki Siao-liong-li: "Kokoh, hati-hati terhadap
Hwesio ini."
Di lain pihak demi mendengar Nyo Ko bisa membaca
mantera tanpa salah sekatapun, Kim-lun Hoat-ong amat
kagum sekali "Orang muda, hebat kau," ia memuji.
"Ya, Hwesio, kau juga hebat," sahut Nyo Ko.
"Hebat apa?" Kim-lun Hoat-ong melotot.
"Hebat karena kau cukup besar nyali untuk bergebrak
dengan guruku," kata Nyo Ko. "la adalah reinkarnasi Budha,
punya kesaktian setinggi langit mahir ilmu taklukkan naga dan
tundukkan harimau, maka sebaiknya kau ber-hati-hati !"
Kiranya Nyo Ko sangat licin, ia tahu musuh terlalu lihay, ia
sengaja membual agar orang rada selempang hingga tak
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
berani turun tangan habis-habis-an, dengan demikian gurunya
lantas Iebih gampang melawannya..
Siapa tahu Kim-lun Hoat-ong adalah seorang gagah
perkasa yang jarang diketemukan dari Tibet, baik sastra
maupun silat lengkap dipelajarinya, mana bisa ia tertipu begitu
saja, "Awas, serangan pertama, lekas kau lolos senjata !"
segera ia berseru.
Nyo Ko telah copot sarung tangan dari benang emas halus
itu dan masukkan sekalian pada tangan Siao-liong-li, lalu ia
mundur ke belakang.
Siao-liong-li segera keluarkan sehelai selendang sutera
putih terus diayun ke udara, pada ujung selendang sutera
terikat sebuah bola emas kecil dan didalamnya berisi gotri,
ketika selendan itu bergerak, bola itu lantas berbunyi
kelinting2 bagai keleningan.
------------- gambar ------------
"Kelinting" tiba - tiba bola kecil di ujung selendang Siaoliong-
li menukik turun laksana-kepala ular menutuk ke Hapkok-
hiat di tengah-tengah antara jari jempol dan telunjuk
-----------------------------------
Melihat senjata kedua orang sama-sama aneh, semua
penonton menjadi tertarik, kalau senjata yang satu sangat
panjang, adalah senjata yang laki sangat pendek, yang satu
sangat keras, yang lain sangat lemas dan kebetulan kedua
senjata masing-masing sama-sama bersuara gemerincing
pula.
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
Roda emas yang digunakan sebagai senjata Kim-lun Hoatong
itu adalah senjata aneh yang belum pernah dilihat para
jago silat Tionggoan, tak peduli golok tumbak, pedang, toya
atau lain-lain, asal kebentur Kim-lun atau roda emas sama
sekali tak berdaya, asal Kim-lun Hoat-ong mencakup sekali
dengan rodanya terus ditarik, maka senjata lawan pasti akan
terlepas dari cekalan, maka orang yang bertempur dengan dia
lewat satu jurus saja pasti segera kehilangan senjata. ia bilang
agar Siao-liong-li sambut sepuluh jurus serangannya,
sebenarnya sama sekali bukan omong besar,,kalau bukan
melihat ilmu silat Nyo Ko memang hebat, tidak nanti ia bilang
10 jurus. Hendaklah diketahui sejak ia keluar Tibet belum
pernah ada seorang jago yang mampu terima tiga kali
serangan roda emasnya.
Dalam pada itu Siao-liong-li telah ayun selendang
suteranya, ia mendahului membuka serangan.
"Barang apakah ini?" ujar Hoat-ong melihat senjata
lawannya itu. Segera dengan tangan kiri ia hendak tarik
selendang itu, ia lihat kain selendang itu lemas dan hidup, ia
tahu pasti banyak perubahannya, tapi ia sudah siap sedia,
dengan tarikannya itu ia sudah jaga2 dari berbagai jurusan,
tak perduli ke mana kain selendang berkelebat tidak nanti
terlepas dari genggamannya.
Tak ia duga bola kecil di ujung selendang itu tiba-tiba
"kelinting" berbunyi sekali terus mendal ke atas hendak ketok
"tiong-cu-hiat" pada balik telapak tangannya.
Tapi cepat sekali Klm-lun Hoat-ong ganti gerak tangannya,
ia baliki telapak tangan terus hendak tangkap pula bola kecil
itu.
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
Kembali sedikit Siao-Iiong-li sendal tangannya, bola kecil
itu memutar pula dari bawah ke atas hendak ketok "Hap-kokhiat"
di-tengah-tengah antara jari jempol dan telunjuk.
Tapi lagi-lagi Hoat-ong baliki tangannya, sekali ini ia
gunakan kedua jarinya itu hendak jepit bola emas itu.
Namun Siao-liong-li juga sangat jeli, setiap perubahan
musuh dapat dilihatnya jelas, sedikit ia ulur selendangnya,
bola kecil itu malah menyelonong ke depan buat tutuk "kioktik-
hiat" di sikut lawan.
Beberapa gebrakan itu betul-betul dilakukan dalam
sekejap saja dan hanya terbatas diantara telapak tangan Kimlun
Hoat-ong yang bolak-balik, tiap kali Kim-lun Hoat-ong
membaliki telapak tangan dan tiga kali Siao-liong-li sendal
selendangnya, tapi masing-masing sudah saling gebrak lima
jurus.
Nyo Ko cukup terang menyaksikan pertarungan itu, maka
dengan suara keras ia menghitung:
"Satu-dua-tiga-empat-lima.." nah, sudah lima jurus, tinggal
lima jurus lagi !"
Padahal Kim-lun Hoat-ong bilang agar orang sambut 10
jurus maksudnya ialah menyambut 10 jurus serangannya, tapi
Nyo Ko main licik, ia hitung-serang-menyerang kedua belah
pihak dan dihitung semua.
Meski Hoat-ong tahu bocah ini licik, tapi ia adalah seorang
cakal bakal satu aliran tersendiri mana ia sudi tawar menawar
soal itu dengan orang ? Segera ia sedikit geser sikutnya
hingga bola Siao-liong-li tadi luput mengenai jalan darahnya,
sebaliknya roda emasnya terus saja menyerang ke depan.
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
Siao-liong-li mendengar suara gemerincing riuh dan sinar
emas berkelebat dari depan, tahu-tahu "roda emas" orang
cepat luar biasa sudah berada di depan mukanya.
Kejadian ini sungguh tak terduga-duga, jangan kata
hendak menangkis, untuk berkelit saja sudah telat, dalam
keadaan bahaya, otomatis ia sendal kain selendangnya hingga
melingkar dari samping, bola emasnya terus ketok "Hong-tihiat"
di belakang kepala musuh, Tempat ini adalah urat nadi
mematikan di tubuh manusia, betapapun tinggil ilmu silatnya
asal kena dihantam pasti tak terjamin jiwanya, serangan ini
sesungguhnya dilakukan terpaksa oleh Siao-liong-li, yakni
dengan resiko gugur bersama untuk memaksa lawannya tarik
kembali serangannya.
Betul saja Kim-lun Hoat-ong tak mau adu jiwa dengan
orang, ia menunduk berkelit, karena menunduknya ini roda
yang dia hantamkan ke depan menjadi sedikit lambat,
kesempatan ini telah digunakan Siao-liong-li buat tarik kembali
selendang-nya, terdengarlah klinting2 yang riuh, bola emas
pada ujung selendangnya telah saling bentur dengan roda
emas hingga tipu serangan Kim-lun Hoat-ong itu kena
dielakkan.
Hanya sekejap itu saja keselamatan Siao-liong-li sudah
bergulir dari hidup menuju jalan kematian dan dari mati
kembali hidup, lekas-lekas ia gunakan Ginkang atau ilmu
entengi tubuhnya melompat ke samping, saking gentarnya
hingga wajahnya yang memang pucat itu terlebih pucat pula.
Padahal Kim lun Hoat-ong baru menyerang sekali namun
di samping Nyo Ko lantas berteriak-teriak: "...enam, tujuh,
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
delapan, sembilan, sepuluh. Nah, sudah cukup, guruku sudah
bisa sambut sepuluh jurus, apalagi yang bisa kau katakan?"
Hanya beberapa gebrakan itu, Kim-lun Hoat-ong lantas
tahu meski ilmu silat Siao-liong-li tinggi, tapi masih jauh belum
bisa imbangi dirinya, kalau bertanding benar-benar, dalam 10
jurus pasti ia bisa kalahkan si gadis, yang paling menjemukan
yalah Nyo Ko terus mengacau di samping hingga pikirannya
dibikin tak tenteram. ia pikir: "Biarkan pemuda ini ngaco-belo,
asal aku perkencang seranganku dan kalahkan dulu anak
perempuan ini, segala nya akan menjadi beres sendirinya."
Tapi lagi-lagi Nyo Ko berteriak-teriak : "Tak malu, sudah
bilang 10 jurus, sekarang menyerang lagi. Sebelas, duabelas,
tigabelas, empatbelas..."
Ia tak perduli berapa banyak kedua belah pihak sudah
saling labrak tapi mulutnya mencerocos menghitung
semaunya seperti mitralyur
Siao-liong-li sendiri menjadi ketakutan sesudah sambut,
sejurus serangan musuh, betapapun ia tak berani lagi tahan
serangan orang yang kedua dari depan, lekas-lekas keluarkan
ilmu entengi tubuh yang dari Ko-bong-pay terus berlari cepat
mengitari ruangan sambil selendang suteranya ikut bergulat
dan bola emas berbunyi riuh hingga berwujut sesosok kabut
putih diseling sinar emas.
Bunyi kelintang-kelinting dari bola emasnya itu kadangkadang
cepat dan tempo pelahan, mendadak lirih, tahu-tahu
keras, ternyata tersusun., menjadi suatu irama lagu.
Diantara penonton itu ada yang paham seni suara, segera
ada yang berteriak "He, ini adalah "Uh-ltat-ling-kiok" ciptaan
Tong-beng-hong !"
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
Waktu yang lain memperhatikan, betul saja, sedikitpun tak
meleset, malahan segera ada yang ikut-ikutan tepuk-tepuk
tangan dan goyang-goyang kaki menuruti irama musik
keleningan itu.
Kiranya Siao-liong-li wataknya suka seni musik, diwaktu
iseng dalam kuburan kuno itu ia suka tabuh rebab menurut
lagu tinggalan Cosu-popoh Lim Tiau-eng dan banyak
mendapat kemajuan dalam jurusan ini. Belakangan waktu ia
melatih bola emas dengan selendang sutera, ia dengar bola itu
menerbitkan suara kelinting2 yang mendekati irama musik,
dasar hati anak muda, di antara ilmu silatnya itu ia
kombinasikan dengan irama musik!
Dari karena paduan ilmu silat dan musik ini, waktu
dimainkan menjadi lebih luwes dan teratur.
Kini Siao-liong-Ii tahu lawan terlalu lihay, ia tak berani
melawan dari depan, ia putar selendang suteranya cepat dan
berlari kian kemari untuk menghindar!
Ginkang ajaran Ko-bong-pay adalah suatu di antara ilmu
tertinggi dari Bu-lim yang tak bisa dicapai aliran silat lain,
Meski ilmu silat Kim-lun Hoat-ong jauh di atas Siao-liong-li,
tapi selama hidup gadis ini-dilakukan dalam kuburan kuno dan
melatih diri di tempat sempit, kini ia terus lari ke sana jemari
sambil melompat dan berlari, ternyata sedikitpun Hoat-ong tak
berdaya, ia dengar suara ting2 keleningan orang seakan-akan
tersusun sifat lagu, tanpa tertahan hatinya tergerak ia
pusatkan pikiran buat menyerang menuruti irama musik
orang, lekas-lekas ia goyang roda emasnya hingga terbitkan
suara gemerincing yang riuh.
Maka seketika dalam ruangan itu timbul paduan dua
macam suara, kadang-kadang pelahan dan tiba-tiba keras,
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
tempo-tempo tinggi nadanya, tahu-tahu rendah lagi, nyata
mereka menjadi bertanding dalam irama musik jika suara
keleningan Siao-liong-li nyaring merdu, kedengarannya
membikin semangat menjadi segar, sebaliknya suara roda
emas gemerantang keras bagai besi dipukul dan seperti golok
dikikir, seperti babi disembelih dan mirip anjing dipentung,
aneh luar biasa suara itu dan tak enak didengar. Yang satu
ulem, yang lain berisik kedua pihak ternyata sama kuatnya.
Dalam pada itu Nyo Ko masih terus mencerocos
menghitung, kini sudah dihitungnya sampai:
"1005, 1006, 1007 ..."
Tapi karena Siao liong-li tak berani bergebrak berhadapan
dengan musuh, maka hakikatnya 10 jurus bagi Kim-lun Hoatong
saja belum genap.
Lama2 Kim-lun Hoat-ong tidak sabar lagi, ia merasa
dengan kedudukannya sebagai tokoh besar suatu aliran
tersendiri sampai lama sekali masih belum bisa menangkan
satu gadis jelita, kalau sampai berlarut-larut terus, sekalipun
akhirnya menang, pasti tidak gemilang juga bagi
kemenangannya, maka mendadak tangan kiri ia ulur ke
samping, sedang roda emas tiba-tiba menghantam dari bawah
ke atas.
Dalam keadaan bahaya, sekonyong-konyong Siao-liong-li
ayun selendang suteranya hingga menerbitkan bayangan
putih, tubuhnya cepat pula melompat. Tapi roda emas Kim-lun
Hoat-ong mendadak. berputar balik terus menggubet kain
selendangnya
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
Kalau senjata biasa pasti segera akan terebut olehnya,
justru kain sutera ini lemas serta licin, maka dengan enteng
tahu-tahu meluncur keluar lagi dari lubang rodanya.
"ltulah serangan kedua, dan kini yang ketiga !" bentak
Hoat-ong tiba-tiba berbareng ia melangkah maju, roda emas
mendadak terlepas dari tangannya terus menyamber ke arah
Siao-liong-li.
Serangan luar biasa ini sama sekali diluar dugaan, maka
terdengarlah suara mendenging yang memekak telinga, roda
itu menyamber ke arah Siao-liong-li. Terkejut sekali gadis ini,
lekas-lekas ia mendekam ke bawah sambil melompat mundur,
tahu-tahu sinar emas menyamber lewat depan mukanya
membawa suara mendenging nyaring, begitu keras angin
samberannya hingga kulit mukanya ikut terasa pedas.
Di bawah seruan kaget semua orang, tiba-tiba Hoat-ong
turun tangan dan tepi roda itu didorong dengan telapak
tangannya, seperti benda hidup saja tahu-tahu roda itu
memutar balik terus menyusul ke arah Siao-liong-li.
Insaf kalau gaya putaran roda emas ini sangat keras, Siaoliong-
li tak berani coba membelit dengan kain selendangnya,
terpaksa ia berkelit kesamping.
"Ginkang bagus !" seru Hoat-ong setelah dua kali serangan
tak berhasil cepat sekali ia menyerobot maju terus memotong
pula tepi rodanya, habis itu beberapa kali pukulannya
mencegat di depan Siao-liong-li pula, sebaliknya roda emas ini
lantas putar kembali menghantam belakang kepala karena
gaya potongan Hoat-ong tadi.
Meski terbangnya Kim-lun itu tak begitu cepat, tapi
membawa suara gemerincing, maka tampaknya menjadi hebat
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
luar biasa, pula sebelumnya Hoat-ong sudah menduga ke
mana Siao-liong-Ii hendak berkelit, maka roda itu menjadi
seperti tumbuh mata saja, setelah berputar sekali di udara,
segera memburu sasarannya dari belakang.
Tahu akan bahaya mengancam, sekali meloncat dan
berkelit Siao-liong-li keluarkan seluruh kemahirannya, siapa
tahu mendadak Kim-lun Hoat-ong pentang tangan
menghadang di depannya pula.
Melihat keadaan itu ditambah telinga seakan-akan pekak
oleh suara mendengung roda emas, para ksatria itu sama
terperanjat dan ikut berdebar-debar.
Nampak sang Kokoh terancam maut, tentu saja Nyo Ko
tak tinggal diam, mendadak ia samber gada yang ditinggalkan
Darba di lantai itu terus meloncat ke atas sekuatnya, ia angkat
gada itu dan-roda emas yang menyamber datang itu
disodoknya, maka terdengarlah suara gemerantang yang
keras, persis gada itu telah memasuki lubang roda itu, cuma
tenaga roda itu terlalu besar hingga kedua tangan Nyo Ko
tergetar lecet dan alirkan darah, orangnya berikut gada dan
roda emas itupun terbanting semua ke lantai.
Sekilas Siao-liong-li melihat roda emas itu terpukul jatuh
oleh Nyo Ko, ancaman dari belakang sudah tak ada lagi, tapi
waktu ia lagi meloncat mana bisa musuh di bagian depan itu
dihindarinya?
Orang yang terancam bahaya seringkali timbul akal
mendadak, tiba-tiba selendang suteranya ia sabet ke depan
dan melilit satu tiang di sebelah barat terus ditariknya kuatkuat,
dengan tenaga ayunan itu tubuhnya lantas melayang ke
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
tiang rumah itu, dan dengan tepat sekali ia lolos dari lubang
jarum tenaga pukulan Kim-lun Hoat-ong yang maha hebat.
Sudah terang-terangan hampir berhasil serangannya siapa
tahu kena dikacau lagi oleh Nyo Ko, bukan saja musuh bisa
menyelamatkan diri, bahka senjatanya yang malang melintang
tanpa tandingan malah kena dipukul jatuh mentah-mentah ke
lantai sungguh suatu pengalaman pahit yang selamanya tak
pernah dialami Kim-lun Hoat-ong. Biasanya ia bisa berlaku
tenang dan sabar, bisa berpikir biasanya.
Tapi kini sama sekali sudah lupa daratan, tidak tunggu
sampai Nyo Ko berbangkit, cepat sekali ia hantam pemuda ini
dari jauh.
Meski pukulan ini dilakukan dari tempat sejauh setombak
lebih, tapi angin pukulannya mengurung dari segala penjuru,
sudah pasti sasarannya susah berkelit.
Menurut aturan, Hoat-ong adalah satu guru besar suatu
aliran tersendiri lawannya angkatan lebih muda, pula sedang
terbanting di lantai dan belum bangun, dengan serangannya
ini sesungguhnya tidak sesuai dengan wataknya yang tinggi
hati, tapi dalam keadaan murka, tanpa terpikir lagi oleh nya
kesemua itu.
Syukur, sejak tadi pandangan Kwe Cing tak pernah
meninggalkan diri orang, begitu dilihatnya orang melototi Nyo
Ko dan sedikit angkat tangannya, segera ia tahu orang akan
turun tangan keji, diam-diam ia bersiap-siap, tetapi biarpun ia
menyerobot maju dan sekalipun dapat menangkis pukulan
orang, namun tetap Nyo Ko akan terluka.
Karena waktu sudah mendesak tanpa pikir lagi segera
dengan tipu "hui-liong-cay-thian" atau naga terbang ke langit,
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
ia meloncat ke atas dan hantam batok kepala Kim-lun Hoatong.
Dalam keadaan begitu, kalau Hoat-ong tidak tarik kembali
pukulannya, meski ia bisa binasakan Nyo Ko, tapi ia sendiripun
akan melayang jiwanya dibawah Hang-liong-sip-pat-ciang
orang yang maha lihay itu.
Karena itu terpaksa ia tarik kembali tenaga pukulannya
tadi, sambil membentak ia alihkan telapak tangannya
menyambut gablokan Kwe Cing itu.
Inilah untuk kedua kalinya saling gebrak di antara dua
guru besar ilmu silat itu. Kwe Cing sendiri terapung di udara,
tiada tempat yang bisa digunakan sandaran, tiada jalan lain ia
pinjam tenaga pukulan orang terus berjumpalitan dan turun
kembali ke belakang. sebaliknya Kim-lun Hoat-ong masih terus
berdiri di tempatnya, tubuh tak bergoyang, kaki tak
menggeser seperti tak terjadi sesuatu saja.
Ilmu silat Kwe Cing yang hebat cukup dikenal Hek Tay
thong, Sun Put-ji dan Tiam-jong Hi-un, maka demi nampak
gebrakan itu, sungguh mereka menjadi terperanjat sekali,
betapa tinggi kepandaian Kim-lun Hoat-ong sesungguhnya tak
bisa mereka ukur.
Padahal melompat mundurnya Kwe Cing itu otomatis telah
mengelakkan tenaga pukulan orang, cara itu adalah cara yang
betul dalam ilmu silat, sebaliknya Kim-lun Hoat-ong kena
dikacau Nyo Ko tadi hingga kehilangan muka, ia paksakan diri
hendak pulihkan malunya itu, maka benar-benar ia telah
sambut tenaga pukulan Kwe Cing, hal ini berarti banyak
melemahkan tenaga dalamnya, meski luarnya kelihatan
unggul, sebenarnya dalamnya mendapat rugi.
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
Kedua tokoh itu berlainan ilmu kepandaian dan samasama
gagah tiada bandingannya, kalau hanya beberapa
gebrakan saja susah menentukan asor dan unggul, namun
karena adu tenaga pukulan tadi, dada Kim-lun Hoat-ong rada
sakit, baiknya pihak lawan mementingkan menolong orang
dan tidak melanjutkan serangannya maka dengan cepat ia
bisa tutup mulut rapat2 mengumpulkan tenaga untuk
melancarkan dadanya yang sesak.
Di sebelah sana Nyo Ko telah terhindar dari elmaut, begitu
merangkak bangun segera ia lari ke samping Siao-liong-li dan
saling menanya keadaan masing-masing, setelah tahu tida
apa-apa, wajah mereka unjuk senyuman, tangan mereka
saling genggam penuh gembira.
"Wahai, dengarkanlah para jago Mongol," seru -Nyo Ko
tiba-tiba sambil menyanggah roda emas rampasannya di atas
gada milik Darba itu, "senjata imam negara kalian sudah dapat
kurampas, apa kalian masih berani berkata lagi tentang Bu-lim
Bengcu segala ? Baiknya kalian lekas enyah saja darisini.Tapi
para Bu-su Mongol itu belum mau terima, sudah terang
mereka saksikan Kim-lun Hoat-ong menangkan Siao-liong-li,
tapi pihak lawan maju lagi seorang Nyo Ko, bahkan maju pula
seorang Kwe Cing, Karena itu mereka pada berteriak-teriak
mengejek.
"Hm, pihakmu main tiga lawan satu, tak kenal malu!" .
"Hoat-ong sendiri yang melemparkan roda emasnya, mana
mungkin kau bocah ini bisa merebutnya?"
"Satu lawan satu, hayo kalau berani bertanding lagi, jangan
pakai keroyokan"
"Betul.! Coba bertanding lagi kalau berani !"
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
Begitulah riuh ramai mereka berteriak-teriak, tapi
semuanya dalam bahasa Mongol, maka para ksatria
Tionggoan tak satupun yang paham.
Sudah tentu diantaranya yang bisa berpikir tahu juga
kalau soal ilmu silat sesungguhnya Kim-lun Hoat-ong masih di
atas Siao-liong-Ii, tetapi sebutan Bu-lim Bengcu ini betapapun
juga tidak boleh direbut seorang imam negara Mongol, hal ini
bukan saja bikin malu kalangan Bu-lim daerah Tionggoan, pula
berarti melemahkan perbawa sendiri di saat menghimpun
kekuatan buat melawan musuh.