Cerita Silat Ke-Tigabelas Kembalinya Pendekar Pemanah Rajawali Sakti Yoko Tag:Penelusuran yang terkait dengan cersil
cersil indo
cersil mandarin full
cerita silat mandarin online
cersil langka
cersil mandarin lepas
cerita silat pendekar matahari
kumpulan cerita silat jawa
cersil mandarin beruang salju.
cerita silat pendekar mataharicerita silat indonesia
cerita silat kho ping hoo
cerita silat mandarin online
cerita silat mandarin full
cerita silat jawa
kumpulan cerita silat
cerita silat jawa pdf cerita silat indonesia gratis
cerita silat jadul indonesia
cerita silat indonesia pendekar rajawali sakti
cersil indonesia pendekar mabuk
cersil langka
cersil dewa arak
cerita silat jaman dulu
cersil jawa download cerita silat mandarin full
cerita silat mandarin online
cersil mandarin lepas
cerita silat mandarin pendekar matahari
cerita silat jawa pdf
cersil indonesia pdf
cersil mandarin beruang salju
kumpulan cerita silat pdf
- Cerita Silat Ke-Tigabelas Kembalinya Pendekar Pema...
- Cersil ke-12 Kembalinya Pendekar Rajawali Sakti Yo...
- Cerita Silat Sebelas Kembalinya Pendekar Rajawali ...
- Cersil ke 10 Kembalinya Pendekar Rajawali Sakti
- Cerita Silat 9 Kembalinya Pendekar Rajawali Sakti ...
- Cersil Ke 8 Kembalinya Pendekar Rajawali Sakti Cer...
- Cersil Ke 8 Kembalinya Pendekar Rajawali Sakti Cer...
- Cersil Ke Tujuh Kembalinya Pendekar Rajawali Sakti...
- Cersil ke 6 Kembalinya Pendekar Rajawali Sakti
- Cersil Ke 5 Yoko Bibi Lung
- Cerita Silat Ke 4 Pendekar Yoko
- Cersil Yoko 3 Condor Heroes
- Cersil Yoko Seri Ke 2
- Cerita Silat Cersil Ke 1 Kembalinya Pendekar Rajaw...
- Cerita Silat Cersil Pendekar Pemanah Rajawali Komp...
- Cersil Ke 25 Tamat Kwee Ceng Bersambung Ke Pendeka...
- Cerita Silat ke 24 Kwee Ceng Pendekar Jujur
- Cersil Ke 23 Kwee Ceng Pendekar Lugu
- Cerita Silat Ke 22 Kwee Ceng
- Cersil Ke 21 Kwee Ceng
- Cerita Silat Ke 20 Cersil Kwee Ceng Rajawali Sakti...
- Cerita Silat Ke 19 Kwee Ceng Jagoan Sakti
- Cersil Ke 18 Kwee Ceng
- Cersil Ke 17 Kwee Ceng Cerita Silat Pendekar Rajaw...
- Cersil Pendekar Pemanah Rajawali Ke 16 Pendekar Kw...
- Cersil Ke 15 Pendekar Kwee Ceng
- Cersil Hebat Kweeceng Seri 14
- Cersil Cerita Silat Kwee Ceng 13
- Cersil Pendekar Ajaib : Kwee Ceng 12
- Kumpulan Cerita Silat Jawa : Kwee Ceng 11
- Cerita Silat Pendekar Matahari : Kwee Ceng 10
- Cersil Mandarin Lepas :Kwee Ceng 9
- Cersil Langka Kwee Ceng 8
- Cerita Silat Mandarin Online : Kwee Ceng 7
- Cersil Indo Kwee Ceng 6
- Cerita Silat Cersil Kwee Ceng 5
- Cersil Kwee Ceng 4
- Cersil Pendekar Kwee Ceng 3
- Cersil Pendekar Kwee Ceng 2
- Cersil Pendekar Kwee Ceng ( Pendekar Pemananah Raj...
- Cersil Seruling Sakti dan Rajawali Terbang
- Kumpulan Cersil Terbaik
- Cersil Jin Sin Tayhiap
- Cersil Raisa eh Ching Ching
- Cersil Lembah Merpati
- Cerita Silat Karya stefanus
- Cersil Pedang Angin Berbisik
- Cersil Sian Li Engcu
- Cersil Si KAki Sakti
- Cersil Bendera Maut
- Cersil Pahlawan Gurun
- Cersil Pedang Pusaka Buntung
- Cersil Terbaik Pendekar Kunang Kunang
- Cersil Mandarin Imam Tanpa Byangan
Maka diantara ksatria2 yang berdarah muda demi dengar
jago-jago Mongol berteriak-teriak, merekapun balas
mencacimaki dan pada lolos senjata, keadaan menjadi kacau
panas dan tampaknya bakal bertempur ramai-ramai.
"Bagaimana, kau tetap tak ngaku kalah ?" seru Nyo Ko
pada Kim-lun Hoat-ong sambil angkat gadanya tinggi-tinggi
dengan roda emas di pucuk gada itu. " senjatamu saja sudah
berada di tanganku, masih cukup tebal kulit mukamu untuk
berlagak disini? Apa ada di jagat ini senjata seorang Bu-lim
Bengcu kena dirampas orang ?"
Waktu itu Kiin-lun Hoat-ong lagi menjalankan tenaga
dalamnya, apa yang dikatakan Nyo Ko cukup jelas
didengarnya cuma ia tak berani membuka suara untuk
menjawab.
Melihat keadaan lawan, Nyo Ko dapat meraba beberapa
bagian, segera ia berteriak lagi: "Wahai para ksatria,
dengarlah sekarang akan kutanyi dia lagi tiga kali, kalau Hoatong
tidak menjawab, itu berarti mengaku kalah secara diamdiam."
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
Nyata si Nyo Ko sangat cerdik ia kuatir sebentar lagi Hoatong
selesai menjalankan napasnya, maka tanpa berhenti ia
menanya pula cepat: "Nah, bagaimana, kau ngaku kalah
bukan? Bu-lim Bengcu bukan bagianmu lagi bukan? Kau
bungkam terus berarti mengaku secara diam-diam bukan?"
Pada saat itu kebetulan Hoat-ong sudah selesai
menghilangkan rasa sesak dadanya, selagi ia hendak jawab
orang, begitu melihat bibirnya bergerak cepat Nyo-Ko
mendahului buka suara lagi "Baiklah, jika kau sudah mengaku
kalah, kamipun tak mau bikin susah kau, kalian ber-ramairamai
boleh lekas enyah saja.
Habis itu, ia angkat tinggi2 gada dan roda emas
rampasannya itu dan diserahkan pada Kwe Ceng, ia pikir kalau
serahkan Suhu, kuatirnya Kim-lun Hoat-ong akan menjadi
murka dan merebutnya, suhu tentu tak sanggup melawannya.
Di lain pihak alangkah gusarnya Kim-lun Hoat-ong hingga
mukanya. merah padam, tapi ia gentar juga terhadap ilmu
silat Kwe Cing yang lihay, roda emas sudah jatuh di
tangannya, kalau hendak merebutnya kembali rasanya belum
tentu berhasil pula jumlah lawan terlalu banyak, kalau terjadi
pertempuran besar, pihak Mongol pasti akan kalah habishabisan.
Agar tidak terima hinaan, terpaksa mundur teratur,
kelak cari jalan lagi buat membalas.
Karena itu, dengan suara keras Hoat-ong lantas berkata:
"Bangsa Han banyak tipu muslihat, menang dengan jumlah
banyak, se-ka!i2 bukan "cara ksatria sejati, marilah ikut aku
pergi saja."
Habis berkata, ia memberi tanda dan para jago Mongol
itupun mundur keluar rumah. Dari jauh Hoat-ong masih
memberi hormat pada Kwe Cing dan berkata: "Kwe-tayhiap,
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
Ui-pangcu, tadi aku sudah belajar kenal ilmu kepandaian
kalian yang hebat, Gunung selalu hijau, air sungai senantiasa
mengalir, biarlah kita bersua pula kelak,"
Kwe Cing orangnya jujur dan berbudi, maka sambil
membungkuk membalas hormat iapun menjawab : "Ilmu silat
Taysu sungguh hebat sekali, Cayhe kagum luar biasa. Senjata
kalian bolehlah diambil kembali saja."
Sembari berkata, roda emas dan gada emas itupun hendak
disodorkannya.
Tapi Nyo Ko lantas menyelak: "Kim-lun Hoat-ong, apa
mukamu cukup tebal untuk menerimanya kembali ?"
Lekas-lekas Kwe Cing membentak, tapi Kim-lun Hoat-ong
sudah kebas lengan bajunya terus jalan pergi tanpa berpaling
lagi.
Tiba-tiba Nyo Ko ingat sesuatu. "Hai, muridmu Hotu
terkena racun senjata rahasiaku, lekas kau serahkan obat
penawar untuk tukar obatku," ia berteriak.
Tetapi Hoat-ong yakin kepandaiannya cukup memahami
ilmu pertabiban, segala racun apa saja, dapat
disembuhkannya, ia benci terhadap kelicikan Nyo Ko, maka
kata-kata orang tak digubrisnya terus melangkah pergi.
Sementara Ui Yong melihat Cu-liu pejamkan mata dan
pula bertidur, ia pikir di sini tidak sedikit terdapat ahli2
pemakai Am-gi berbisa, pasti ada diantaranya yang dapat
menyembuhkan lukanya ini, maka melihat Kim-lun Hoat-ong
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
tak mau terima ajakan Nyo Ko untuk tukar obat penawar, ia
pun tidak pikirkan lebih jauh,
Tatkala itu seluruh Liok-keh ceng telah terbenam dilain
suasana sorak sorai yang riuh rendah, semua memuji Nyo Ko
dan Siao-Iiong-li yang telah mengalahkan Kim-lun Hoat-ong
dengan gemilang itu. Kedua muda-mudi ini dirubung beratus
orang yang berisik mempersoalkan pertarungan tadi, ada yang
bilang-cara Nyo Komengalahkan Hotu betul-betul gunakan
cara "senjata makan tuannya", ada yang berkata Ginkang
Siao-liong-Ii tiada taranya hingga dapat hindarkan diri dari
udakan Kim-lun Hoat-ong yang hendak menghantamnya tadi,
cuma mengenai "Ih-hun-tay-hoat" yang digunakan Nyo Ko
menangkan Darba hingga paderi Tibet itu dengan dan hantam
dirinya sendiri, 9 dari 10 diantara mereka tiada satupun yang
paham.
Kemudian perjamuan lantas diperbaharui, selama hidup
Nyo Ko selalu menderita hinaan, baru hari ini ia betul-betul
melampiaskan deritanya itu dan unjuk keperkasaannya
mendirikan pahala bagi dunia persilatan Tionggoan, maka
tiada seorangpun yang tak menghormat padanya, dengan
sendirinya amat girang hatinya.
Siao-liong-li suci bersih batinnya tak kenal sedikitpun tata
pergaulan, ia lihat Nyo Ko gembira, maka iapun ikut bergirang.
Terhadap "gadis" ini Ui Yong juga sangat suka, ia tarik tangan
orang dan menanya ini dan itu, ia minta Siao-liong-li duduk
semeja di sampingnya.
Ketika melihat Nyo Ko duduk diantara Tiam jong Hi-un dan
Kwe Cing, jaraknya terlalu jauh dari tempatnya, segera Siaoliong-
li menggapai dan memanggil: "Ko-ji, kemari duduk di
sampingku sini!"
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
Namun Nyo Ko sedikit banyak paham perbedaan antara
laki-laki dan perempuan, tadi waktu bertemu sesaat ia lupa
daratan dan unjuk perasaan hatinya yang murni, tapi kini di
bawah pandangan orang begitu banyak, jika masih unjuk
perasaan mesra, rasanya rada kurang pantas, maka demi
mendengar panggilan orang, tanpa tahan wajahnya sedikit
merah, ia bersenyum tapi tak mendekati.
"Ko-ji, hayo, kenapa kau tak kemari?" kembali Siao-liong-li
mendesak.
"Biarlah aku duduk di sini saja, Kwe-pepek lagi bicara
dengan aku," sahut Nyo Ko.
Tiba-tiba alis Siao-liong-li terkerut, "Aku ingin kau duduk
ke sini," katanya pula.
Tampak sikap orang yang kurang senang, hati Nyo Ko
terguncang hebat, ia merasa wajah orang yang rada marah itu
betul-betul menggiurkan, sekalipun harus hancur lebur
untuknya juga rela, Dahulu karena sifat Liok Bu-siang diwaktu
marah rada mirip Siao-liong-li dan Nyo Ko rela membela si
gadis itu dari musuh ganas, bahkan melindunginya sejauh
ribuan li, kini orang sesungguhnya sudah di depan mata,
mana bisa ia membangkang lagi? Maka iapun berdirilah dan
mendekati meja Siao-liong-li.
Melihat sikap kedua muda-mudi ini, diam-diam Ui Yong
rada curiga, namun iapun perintahkan atur tempat duduknya
Nyo Ko.
"Ko-ji, ilmu silatmu yang hebat ini kau dapat belajar dari
siapa?" kemudian Ui Yong tanya Nyo Ko.
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
"Dia inilah guruku, kenapa Kwe-pekbo tak percaya" sahut
Nyp Ko sambil tunjuk Siao-liong-li.
Tapi Ui Yong sudah kenal kelicinan pemuda ini, bila
dilihatnya wajah Siao-liong-li yang polos jujur, ia yakin orang
tak nanti membohong, maka diapun berpaling dan tanya:
"Moaymoay, betulkah ilmu silatnya dipelajarinya dari kau?"
Siao liong li sangat senang atas pertanyaan orang. "Ya,
memang, bagaimana, baik tidak ajaranku?" sahutnya segera.
"Baik, baik sekali." kata Ui Yong, "Moaymoay, Siapakah
gurumu?"
"Guruku sudah meninggal lama," sahut Siao-liong-li. Dan
matanya tiba-tiba pula basah, hatinya berduka.
"Tolong tanya siapakah nama dan she gurumu yang
terhormat itu ?" kembali Ui Yong menanya.
"Entah, Suhu ya Suhu," sahut Siao-liong-li sambil gelenggeleng
kepala.
Ui Yong sangka orang tak mau mengaku, memang adalah
biasa kalau orang Bu-Iim pantang bicara soal perguruan
sendiri Padahal guru Siao-liong-li adalah budak pelayan pribadi
Lim Tiao-eng, selamanya hanya dikenal nama kecil sebagai
pelayan, she dan nama asli memangnya ia tak tahu.
Dalam pada itu para kesatria dari berbagai aliran itu
beruntun-runtun telah menyuguh arak pada Kwe Ceng, Ui
Yong, Siao-liong-li dan Nyo Ko sebagai penghormatan dan
ucapan selamat karena telah mengalahkan musuh tangguh
seperti Kim-lun Hoat-ong itu.
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
Biasanya Kwe Hu sangat dihormati orang berkat orang
tuanya, tapi dibandingkan kini, keadaannya menjadi guram,
kecuali Bu-si Hengte yang masih me-nyanjung2 padanya,
tiada seorang lain yang perhatikan dia, Tentu saja gadis ini
menjadi kesal "Toa-Bu-Koko, Siao-Bu Koko, jangan minum
arak lagi, marilah kita jalan-jalan keluar saja," ajaknya
kemudian pada kedua saudara Bu itu.
Bu Tun-si dan Bu Siu-bun menyahut berbareng, lalu
mereka bertigapun berbangkit Dan selagi mereka hendak
keluar, tiba-tiba di dengarnya Kwe Cing sedang memanggil:
"Hu-ji, mari sini!"
Waktu Kwe Hu menoleh, ia lihat sang ayah sudah pindah
semeja dengan ibunya-dan lagi menggapai padanya dengan
berseri-seri. Karena itu iapun mendekati kedua orang tuanya
dan memanggil manja sambil bersandar di tubuh Ui Yong.
"Nah, dulu kau kuatir Ko-ji kurang baik kelakuannya dan
bilang ilmu silatnya kurang tinggi hingga tak sesuai bagi Hu-ji,
kini kau tidak bisa mencela lagi bukan?" demikian dengan
tertawa Kwe Cing berkata pada sang isteri: "la telah berjasa
besar untuk para Enghiong dari Tionggoan sekarang, jangan
kata tidak punya kesalahan, sekali pun ada apa-apa yang tak
baik jasanya tadi jauh lebih besar untuk menutup
kesalahannya itu."
"Ya, sekali ini memang salah penglihatanku" sahut Ui Yong
angguk-angguk tertawa, "baik ilmu silat maupun sifat Ko-Ji
memang bagus semua, aku sendiripun amat suka padanya."
Mendengar jawaban sang isteri yang merupakan
kesanggupan perjodohan puterinya, Kwe Cing sangat senang.
"Liong kohnio." katanya pada Siao liong li, mendiang ayah
muridmu adalah saudara angkatku, Kedua keluarga Nyo dan
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
Kwe turun temurun berhubungan baik, Cayhe melulu punya
satu anak perempuan, soal wajah dan ilmu silat masih boleh
juga..."
Begitulah dasar watak Kwe Cing memang terus terang,
apa yang hendak dikatakan lantas diucapkannya begitu saja.
"Hm coba, anak sendiri dipuji-puji, apa tak takut ditertawai
adik Liong ?" sela Ui Yong tertawa.
Kwe Cing ikut terbahak, lalu iapun menyambung lagi:
"Maka maksud Cayhe, hendak jodohkan puteriku ini pada
muridmu, ayah-bundanya sudah wafat semua, urusan ini
dengan sendirinya perlu minta keputusan Liong-kohnio, Dan
kebetulan para ksatria berkumpul di sini, kita bisa minta dua
Eng-hiong terkemuka sebagai comblang untuk menetapkan
perjodohan ini, bagaimana ?"
Hendaklah diketahui pada jaman dulu soal perjodohan
umumnya tergantung perintah orang tua dan berdasarkan
perantara comblang, pihak muda-mudi yang bersangkutan
malahan tak berkuasa ambil keputusan.
Begitulah habis berkata, dengan ketawa-ketawa Kwe Cing
memandang Nyo Ko dan puteri sendiri, ia duga pasti Siaoliong-
li akan terima perjodohan bagus itu. Tentu saja muka
Kwe Hu merah jengah.
Ia sembunyikan mukanya ke pangkuan sang ibu.
Sebaliknya air muka Siao-liong-li rada berubah mendengar
kata-kata Kwe Cing tadi belum ia menjawab tiba-tiba Nyo Ko
sudah berdiri ia menjura dalam-dalam pada Kwe Cing dan Ui
Yong, lalu berkata: "Budi Kwe pepek dan Kwe-pekbo yang
membesarkan aku dulu serta rasa sayang padaku ini,
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
sekalipun hancur lebur tubuhku juga sukar membalasnya.
Tetapi keluargaku miskin, kepandaianku tak berarti sekali-kali
tak berani memikirkan puteri bijaksana."
Seketika Kwe Cing tercengang, sungguh tak pernah
diduganya bahwa dengan nama suami-isterinya yang tersohor
di kolong langit, wajah dan silat puterinya juga tergolong kelas
satu, apalagi ia sendiri yang buka mulut hendak menjodohkannya,
siapa tahu orang malah menolak mentah-mentah.
Tapi ia lantas ingat tentu usia Nyo Ko masih muda dan
merasa malu, maka pura-pura menolaknya. Maka ia tertawa
pula dan berkata: "Ko-ji kita bukan orang luar, urusan ini
bersangkutan dengan seumur hidupmu tak perlu kau malumalu."
Tapi lagi-lagi Nyo Ko menjura dan menjawab: "Kwe-pepek
jika engkau ada perintah, ke lautan api atau masuk air
mendidih, sedikitpun aku tak menolak, namun urusan
perjodohan ini, betapapun tak berani ku menurut,"
Melihat pemuda ini bersikap sungguh-sungguh, alangkah
herannya Kwe Cing, ia pandang sang isteri dan berharap ikut
menjelaskan persoalannya.
Ui Yong sesalkan sang suami terlalu lurus, tidak selidiki
dulu lantas berkata terang-terangan dalam perjamuan terbuka
hingga kebentur tembok sendiri.
Sudah dilihatnya sikap antara Nyo Ko dan Siao liong-li
yang sedang saling cinta, tapi mereka mengaku sebagai guru
dan murid, apakah mungkin kedua orang ini telah tersesat dan
berzinah? Tentang ini sesungguhnya ia tak berani percaya, ia
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
pikir Nyo Ko belum pasti seorang jantan sejati, tapi juga tak
nanti melakukan perbuatan terkutuk dan rendah itu.
Harus diketahui orang pada ahala Song sangat pentingkan
tata susila, tingkatan antara guru dan murid dipandang seperti
raja dan hambanya, seperti ayah dan anak yang sekali-kali tak
boleh berbuat sembarangan.
Walaupun Ui Yong bercuriga, namun urusan ini terlalu
besar artinya, seketika iapun tak berani percaya, maka ia
tanya Nyo Ko: "Ko-ji, benarkah Liong-kohnio gurumu ?"
"Ya," sahut Nyo Ko pasti.
"Apakah kau angkat guru padanya dengan menjura dan
menyembah?" tanya "Ui Yong lagi
"Ya," jawab Nyo Ko tegas, Mulutnya menjawab Ui Yong,
tapi matanya memandang Siap-liong-li dengan penuh rasa
kasih mesra, jangankan Ui Yong cerdik melebihi orang biasa,
sekalipun orang lain juga dapat melihat bahwa antara kedua
muda-mudi ini tentu mempunyai hubungan yang lain dari
yang lain.
Namun Kwe Ceng belum juga paham maksud tujuan sang
isteri ia pikir: "Bukankah sejak tadi ia bilang murid Liongkohnio,
ilmu silat mereka berdua terang juga sama, mana bisa
dipalsukan lagi? Aku persoalkan perjodohan, kenapa adik Yong
tanyakan perguruan dan alirannya? Em, ya, lebih dulu bocah
ini masuk Coan-cin-pay, kemudian ganti angkat guru lain,
meski hal ini tak baik, tapi urusannya gampang juga
diselesaikan."
Dalam pada itu melihat sikap Nyo Ko terhadap Siao-liongli,
diam-diam Ui Yong terperanjat sekali, lekas-lekas ia kedipi
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
sang suami dan berkata: "Sudahlah, umur Hu-ji masih kecil,
soal perjodohannya kenapa harus ter-buru-buru? Hari ini para
ksatria berkumpul disini, paling betul berunding dulu masalah
negara yang besar, urusan pribadi sementara boleh
kesampingkan dulu."
Kwe Cing pikir betul juga, maka jawabnja: "Ya, betul,
hampir saja aku pentingkan urusan pribadi dan melupakan
soal besar. Liong-kohnio, urusan perjodohan Ko-ji dan
puteriku ini biarlah kita bicarakan lagi kelak."
Siapa duga mendadak Siao-liong-Ii geleng-geleng kepala.
"Tidak, aku yang akan menjadi isteri Ko-ji, tak nanti ia
menikahi anakmu," sahutnya tiba-tiba.
Kata-kata itu diucapkan cukup keras dan terang, maka ada
ratusan hadirin di situ mendengarnya, keruan Kwe Cing
terperanjat, seketika ia berbangkit sungguh ia tak percaya
pada telinga sendiri, namun bila dilihatnya Siao-liong-li
memegangi tangan Nyo Ko dengan sikap begitu hangat dan
mesra, hal ini tak bisa pula tak mempercayainya.
"Ap.... apa katamu? Di... dia mu... muridmu bukan?"
tanyanya cepat tak lancar.
"Ya," sahut Siao-liong-li dengan tersenyum simpul "Dahulu
aku mengajarkan ilmu silat padanya, tapi kepandaiannya kini
sudah sama kuatnya dengan aku, ia sangat suka padaku dan
akupun suka padanya, Dulu...." sampai di sini tiba-tiba ia
pelahankan suaranya, meski gadis ini masih polos, namun sifat
malu-malu anak perempuan adalah pembawaan, maka
dengan lirih ia sambung: "...dulu, dulu kukira dia tak suka
padaku dan tak mau aku menjadi isterinya, ak... aku menjadi
sedih sekali, aku ingin mati saja lebih baik Tapi ha... hari ini
barulah aku tahu ia cinta padaku sesungguh hati, ak... aku..."
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
Luar biasa penuturan Siao-liong-li yang keluar dari jiwa
murninya ini hingga seketika beratus hadirin itu sama sunyi
senyap mendengarkan kata-kata si gadis. Umumnya,
sekalipun seorang gadis yang sedang terbakar api asmara,
namun tak nanti mengumumkannya terang-terangan di
hadapan orang banyak. Apalagi menutur pada orang luar yang
bukan sanak keluarga sendiri Tapi Siao-liong-li terlalu bersih,
ia tak kenal urusan umum, apa itu tata krama atau kebiasaan
manusia, segalanya tak dipahaminya, apa dirasakan perlu
dikatakannya segerapun dikatakan.
Sebaliknya Nyo Ko sangat terharu melihat perasaan si
gadis yang murni itu, tapi bila dilihatnya wajah orang lain nada
unjuk rasa terkejut dan heran, ia menjadi kikuk dan tak bisa
membenarkan pula, ia tahu Siao-liong-li terlalu hijau,
sepantasnya tidak membicarakan urusan ini di tempat orang
banyak, maka tangan orang lantas ditariknya, dengan suara
halus iapun mengajak: "Marilah, Ko-koh, kita pergi saja !"
"Baik," sahut Siao-liong-li. Lalu kedua muda-mudi inipun
bertindak keluar berendeng.
Tatkala itu meski seluruh ruangan penuh berjubel dengan
orang, namun dalam pandangan Siao liong-li seakan-akan Nyo
Ko seorang saja yang dilihatnya.
Kwe Cing saling pandang bingung dengan Ui Yong, tidak
sedikit peristiwa aneh dan berbahaya yang pernah mereka
alami selama hidup, tapi kejadian di depan mata sekarang ini
sungguh tak pernah mereka duga, seketika merekapun tidak
tahu bagaimana harus bertindak.
Pada waktu Siao-liong-li dan Nyo Ko sudah hampir
melangkah keluar ruangan pendopo itu, mendadak Ui Yong
meneriakinya: "Liong-kohnio, kau adalah Bu-lim Bengcu yang
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
dihormat dan dipandang sebagai suri teladan semua orang,
maka urusan ini hendaklah kau pikirkan lebih masak."
Tiba-tiba Siao-liong-li menoleh sambil tersenyum manis,
sahutnya: "Aku tak sanggup menjadi Bu-lim Bengcu segala,
kalau cici suka bolehlah kau ambil saja jabatan itu."
"Tidak, bila kau mau menolak, maka serahkan "saja pada
ksatria angkatan tua Ang-lopangcu," kata Ui Yong.
Bu-lim Bengcu adalah gelar kehormatan yang amat
agungnya, dalam dunia persilatan, tapi sedikitpun tak terpikir
oleh Siao-liong-li, ia menjawab pula sekenanya: "Terserahlah
kau, pendeknya aku tidak kepingin."
Habis itu tangan Nyo Ko ditariknya hendak berjalan keluar
lagi.
Sekonyong-konyong sesosok bayangan berkelebat, dari
tengah orang banyak tahu-tahu melompat keluar se-orang
berjubah pertapaan dan tangan menghunus pedang, ia bukan
lain dari pada imam Coan-cin-kau, Thio Ci-keng adanya.
"Nyo Ko," bentak Ci-keng mendadak dengan pedang
melintang dan menghadang di ambang pinta "Kau durhaka
dan mengkhianati perguruan, hal ini saja tak dibesarkan
orang, kini kau berbuat lagi serendah binatang, apa kau masih
punya muka untuk hidup di dunia ini? Asal aku Thio Ci-keng
masih bisa bernapas, tidak nanti kubiarkan kau."
Nyo Ko tak suka ribut-ribut dengan Ci-keng di depan orang
banyak, maka dengan suara tertahan ia membentak
"Menyingkir!"
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
"In-sute," teriak Ci-keng pula, "coba kau maju, katakanlah
malam itu di Cong-lam-san dengan mata kepala kita sendiri
menyaksikan kedua orang ini telanjang bulat lagi berbuat
apa?"
PeIahan2 Ci-peng berdiri dengan sedikit gemetar waktu ia
angkat tangan kirinya, maka terlihatlah jari-jari kecil dan
manis tangannya telah kutung semua, meski semua orang tak
tahu maksud-nya mengunjuk tangan cacat ini, namun melihat
tubuh Ci-peng yang gemetar dan bersikap aneh, orangpun
dapat menduga pasti di dalamnya tersangkut sesuatu yang
ganjil.
Seperti diketahui, malam itu Siao-liong-li dan Nyo Ko
sedang melatih Giok-li-sim-keng dalam semak-semak bunga
dan dipergoki Ci-keng dan Ci-peng tanpa sengaja, tatkala
mana Nyo Ko telah paksa Ci-peng bersumpah agar tak
bercerita pada orang kelima, siapa tahu hari ini orang telah
menistanya di hadapan orang banyak, tentu saja luar biasa
gusarnya Nyo Ko.
"Kau telah bersumpah tak akan ceritakan pada orang
kelima, apa kau lupa?" bentak Nyo Ko segera.
Ci Keng terbahak-bahak oleh teguran ini "Ya. memang aku
bersumpah tidak akan bercerita pada orang kelima." sahutnya
keras, "tapi kini disini ada orang keenam, ketujuh, bahkan
beratus dan beribu orang, dengan sendirinya sumpahku itu
sudah batal. Kalian berdua berani berbuat, sudah tentu aku
pun boleh mengomongnya bukan?"
Hukuman apa akan dijatuhkan Kwe Ceng kepada Nyo Ko yang
menolak jodoh dengan Kwe Hu?
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
Akal licik apa yang dipakai Kim-lun Hoat-ong untuk menebus
kekalahan dan rasa malunya ?
Dapatkah Ui Yong atau Nyo Ko menolong Kwe Hu yang
tertawan musuh ?
---- Bacalah jilid ke-21---
Jilid 21
Peristiwa itu memangnya sangat kebetulan saja, ketika
tengah malam Ci-keng melihat kedua muda-mudi itu telanjang
bulat berada bersama dalam semak-semak, ia sangka orang
telah berbuat kotor, siapa tahu sesungguhnya orang lagi
melatih ilmu yang tiada bandingannya itu. Dalam gusarnya
kini peristiwa itu disiarkannya, sebenarnya bukan maksudnya
sengaja hendak memfitnah.
Akibat kejadian malam itu, Siao-liong-li sampai muntah
darah saking gusar dan hampir-hampir jiwanya melayang, kini
mendengar Ci-keng berdebat model pokrol bambu. ia tak
tahan lagi, cepat sekali ia ulur tangan dan menekan pelahan
ke dada Ci-keng seraya berkata: "Baiknya kau jangan ngacobelo
ya !"
Sementara ini Giok-li-sim-keng yang dilatihnya sudah jadi,
gerak tangannya ini dilakukan tanpa suara dan tak kelihatan,
kebetulan juga Giok-li-sim-keng itu diciptakan sebagai lawan
ilmu silat Coan-cin-pay ketika Ci-keng hendak menangkis. tak
tahunya tangan Siao-liong-li telah memutar lagi dan tetap
meraba ke dadanya.
Sekali tangkis tak kena, luar biasa kejut Ci-keng, namun
begitu dadanya teraba tangan orang pun lantas ditarik kembali
dan tiada sesuatu perasaan apa-apa, maka iapun tidak ambil
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
perhatian dengan tertawa dingin ia coba mengolok-olok lagi:
"Ada apa kau meraba tubuhku ? Aku toh bukan gend..."
Belum kata-kata "gendakmu" selesai diucapkan, mendadak
kedua matanya melotot kaku, seketika orangnya terkulai ke
depan, nyata ia sudah terluka dalam yang amat parah.
Melihat sang Sutit terluka, lekas-lekas Sun Put-ji dan Hek
Tay-thong memburu maju buat membangunkan, dilihatnya
napas Ci-keng memburu dan wajahnya merah padam bagai
orang mabuk
"Bagus, kau Ko-bong-pay benar-benar hendak memusuhi
Coan-cin-kau kami," teriak Sun Put-ji, segera pedangpun
dilolosnya lantas hendak melabrak Siao-liong-li.
Lekas-lekas Kwe Cing melompat maju dan menyela di
tengah kedua pihak "Sudahlah, orang sendiri jangan cekcok,"
ia coba memisah. Lalu ia berkata juga pada Nyo Ko: "Ko-ji,
kedua pihak sama-sama terhitung gurumu. Harap kau minta
mereka kembali ke tempat duduk masing-masing, ada apaapa
biarlah kita pertimbangkan sebenarnya siapa yang salah."
Akan tetapi Sino-liong-li sudah jemu dan benci pada segala
kepalsuan manusia dengan pengalaman2 sejak ia turun
gunung, maka tangan Nyo Ko digandengnya dan mengajaknya
lagi "Marilah kita pergi saja, Ko-ji, selamanya jangan kita
ketemu orang-orang ini pula !"
Nyo Ko ikut bertindak pergi, tapi mendadak pedang Sun
Put-ji berkelebat ia menghadang pula dan membentak: "Hm,
enak saja, sudah melukai orang lantas hendak merat begitu
saja?"
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
Melihat kedua pihak akan saling gebrak lagi lekas-lekas
Kwe Cing berkata pula dengan sungguh-sungguh -"Ko-ji,
segalanya hendaklah kau pikir masak-masak dan jadilah orang
baik-baik, jangan bikin susah diri sendiri dan membikin busuk
nama baikmu. Namamu Ko adalah aku yang memberi, apa
kau paham maksud huruf "Ko" itu?"
Tergetar Nyo Ko oleh teguran itu, mendadak terbayang
olehnya banyak kejadian di masa kecil, teringat olehnya segala
hinaan yang pernah ia rasakan, pikirnya: "Aneh, mengapa
namaku ini adalah pemberian Kwe-pepek?"
"lbumu dulu tentu pernah ceritakan padamu kau bernama
"Ko" dan alias apa?" tegur Kwe Cing pula bengis.
Maka ingatlah Nyo Ko pernah dengat dari ibunya, cuma
dulu usianya masih kecil, maka selamanya tiada orang
memanggil nama aliasnya hingga ia sendiri hampir lupa,
"Nama aliasku "Kay-ci" sahutnya kemudian.
"Benar," kata Kwe Cing. "Dan apa maksudnya itu?"
"Kwe-pepek maksudkan bila aku ada kesalahan (Ko)
supaya bisa memperbaikinya (Kay-ci)," sahut Nyo Ko.
Karena itu lagu suara Kwe Cing berubah sedikit halus. "Koji,"
katanya pula, "manusia mana yang tak pernah salah (Ko),
tapi salah berani memperbaiki hal ini harus dipuji, ini adalah
petua Nabi. Kini kau tak menghormati guru, ini adalah
kesalahan maha besar, hendaklah kau bisa pikirkan secara
baik-baik."
"Kalau aku ada salah sudah tentu akan kuperbaiki," sahut
Nyo Ko." Tetapi dia... dia..."
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
ia tuding Ci-keng dan melanjutkan: "dia pukul aku, dia
menghina aku, menipu aku dan benci padaku, mana mau aku
mengakui dia sebagai guru? Aku dan "Liong-kokok suci bersih,
Thian menjadi saksi, aku menghormati dia, kucinta padanya,
apakah ini suatu kesalahan?"
Nyo Ko mencerocos dengan lancar dan bersemangat oleh
rasa benarnya, kecerdasan dan bicaranya Kwe Cing tak
ungkuli pemuda ini, sudah tentu ia menjadi gelagapan, Cuma
perbuatan orang dirasakannya salah, hanya seketika ia tak
bisa menjelaskannya.
"Ko-ji," sementara Ui Yong sudah maju juga, "Kwe-pepek
ingin kau berbuat baik, hal ini hendaklah kau mengerti"
suaranya halus.
Karena itu perasaan Nyo Ko terguncang, iapun lirihkan
suara dan menyahut: "Ya, selamanya Kwe-pepek sangat baik
padaku, hal ini aku cukup tahu." Karena terharunya, matanya
merah dan hampir-hampir meneteskan air mata.
"Maksudnya hanya berusaha menginsafkan kau, sekali-kali
jangan kau salah paham," kata Ui Yong lagi.
"Tetapi aku justru tak paham, aku tak mengerti kesalahan
apakah yang kulakukan?" kata Nyo Ko pula.
Tiba-tiba Ui Yong menarik muka, "Apa kau benar-benar
tak mengerti atau kau sengaja main gila dengan kami ?"
tanyanya.
Nyo Ko menjadi penasaran, ia pikir: "Jika kalian baik-baik
terhadapku dengan sendirinya aku pun balas dengan baik,
tetapi kalian ingin aku berbuat bagaimanakah ?"
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
Karena itu, ia gigit bibir dan tak menjawab.
"Baiklah, bila kau ingin aku bicara terus terang, rasanya
akupun tak perlu main teka-teki dengan kau," kata Ui Yong,
"Liong-kokoh adalah Suhumu, itu berarti orang tua yang harus
kau hormati, maka tak boleh ada hubungan pribadi antara
laki-laki-perempuan."
Peraturan demikian itu bukannya Nyo Ko tak paham sama
sekali seperti diri Siao-liong-li, cuma ia tak mengerti, sebab
apa hanya lantaran Kokoh pernah mengajarkan ilmu silat
padanya lantas tak boleh menjadi isterinya ? Kenapa
hubungannya dengan Liong-kokoh yang suci bersih, Kwepepek
saja tak mau percaya? Berpikir sampai disini, tak tahan
lagi iapun naik darah.
Dasar Nyo Ko seorang yang tak gentar terhadap segala
apa dan pantang kekerasan, sekali ia merasa penasaran, ia
menjadi lebih tak mau mengerti Segera, dengan suara keras ia
berkata lagi: "Dan perbuatan apa yang kulakukan yang
membikin susah kalian? Siapa yang pernah kucelakai? Liongkokoh
pernah mengajarkan ilmu silat padaku, aku justru ingin
dia menjadi isteriku, kau boleh bacok aku, boleh cincang aku,
namun aku tetap ingin dia menjadi isteriku."
Kata-katanya ini betul-betul membikin seluruh hadirin
terperanjat. Pada jaman Song orang sangat kukuh pada tata
adat, mana ada logika yang menyimpang 180 derajat dari
peraturan itu? Selama hidup Kwe Cing sendiri paling
menghormat pada guru, maka ia gusar tidak kepalang oleh
jawaban Nyo Ko itu, cepat sekali ia melangkah maju, segera ia
jamberet dada Nyo Ko.
Siao-liong-li terkejut segera ia menangkis, Namun ilmu
silat Kwe Cing masih jauh di atasnya, apalagi dalam keadaan
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
gusar, seluruh tenaganya telah dikeluarkan semua, ketika
sekali tarik terus dilemparkan, tahu-tahu Siao-liong-li
terlempar pergi setombak lebih dan turun kembali di luar pintu
menyusul mana sebelah tangan Kwe Cing pegang dada Nyo
Ko tempat "Thian-tut-hiat" dan tangan lain diangkatnya
tinggi2 sambil membentak: "Binatang cilik, kenapa kau berani
keluarkan kata-kata durhaka semacam itu?"
Seluruh tenaga Nyo Ko lenyap seketika oleh karena
cekalan Kwe Cing itu, namun dalam hati sedikitpun ia tak
takut "Kokoh cinta padaku sepenuh hatinya, begitu pula aku
terhadapnya," katanya lantang, "Kwe-pepek, kau mau bunuh
aku boleh bunuhlah, tapi keputusanku ini tak akan berubah
selamanya."
"Aku anggap kau seperti anakku sendiri, tidak boleh
kudiamkan kesalahanmu dan tak memperbaikinya," kata Kwe
Cing.
"Aku tak salah, aku tidak melakukan sesuatu yang buruk,
aku tak pernah mencelakai orang lain!" jawab Nyo Ko tegas,
Tiga kalimat itu diucapkannya dengan begitu kuat dan pasti.
Seketika hati para ksatria ikut terkesiap, mereka merasa
kata-kata Nyo Ko ada bagian2 yang masuk di akal, umpama
saja kalau kedua muda-mudi ini tidak bilang-bilang pada orang
lain, lalu hidup menyendiri di dunia lain atau menjadi suami
isteri di pulau terpencil misalnya, bukankah tidak merugikan
siapapun juga.
Tapi kalau berbuat semena-mena sesukanya tanpa
menghiraukan pedapat umum, ini pun tak bisa dibenarkan dan
merupakan sampah masyarakat persilatan.
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
Tapi berlainan pendapat Kwe Cing daripada Nyo Ko, ketika
telapak tangannya sudah diangkat, ia berkata dengan pedih :
"Ko-ji, betapa sayangku padamu, apakah kau mengerti? Aku
lebih suka kau mati daripada kau berbuat hal-hal tak baik,
pahamkah kau?"
Karena kata-kata Kwe Cing ini, Nyo Ko tahu bila tidak ganti
lagu suara, sekali gablok pasti dirinya akan terpukul mati,
kadangkala pemuda ini licin dengan macam 2 tipu akalnya,
tapi kini ia justru keras kepala, maka dengan tegas ia
menjawab: "Aku yakin aku tidak bersalah, kalau Pepek tak
percaya biarlah kau pukul mati aku saja."
Telapak tangan kiri Kwe Cing sudah diangkat tinggi2, asal
sekali gablok ke atas batok kepala Nyo Ko, mana bisa
bernyawa pula? Karena itu seketika para ksatria sunyi senyap
tiada yang bersuara, semuanya menatap tangan Kwe Cing
apakah jadi digablokkan atau tidak.
Sejurus telapak tangan Kwe Cing tinggal terangkat tinggi2,
kembali ia pandang Nyo Ko sekejap, ia lihat bocah ini gigit
kencang bibirnya dan alis terkerut rapat, parasnya begitu mirip
dengan mendiang ayahnya, Nyo Khong.
Mendadak Kwe Cing menghela napas panjang, ia lepaskan
jambretannya dan berkata: "Sudahlah, harap kau berpikir
lebih masak."
Habis itu iapun kembali ke tempat duduknya tadi, sekejap
saja ia tidak pandang Nyo Ko pula, tampaknya ia begitu putus
asa dan habis harapan.
"Ko-ji, orang-orang ini begini kasar, jangan kau peduli
mereka, marilah kita pergi saja," tiba-tiba Siao-liong-li
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
menggapai Nyo Ko. Nyata sama sekali ia tidak tahu bahwa
jiwa Nyo Ko tadi sudah dalam saat yang menentukan.
Dengan langkah lebar segera Nyo Ko keluar ruangan
pendopo itu sambil bergandeng tangan Siao-liong-li, mereka
mendapatkan kuda mereka yang kurus itu dan segera
menuntunnya berlalu.
Dengan mata terpentang Iebar2 para ksatria mengikuti
kepergian kedua muda-rnudi itu, ada yang memandang
rendah, ada yang kagum, ada yang gusar dan ada yang
simpatik dan macam-macam perasaan yang tak sama.
Begitulah berendeng Nyo Ko bikin perjalanan dengan Siaoliong-
li, meski hari sudah jauh malam, tapi mata kedua orang
ini cukup terlatih, jalan di malam gelap mereka anggap seperti
siang hari saja.
Sudah lama berpisah dan kini kedua muda-mudi ini berdua
kembali, betapa senang perasaan mereka tak perlu dilukiskan
lagi, segala apa yang terjadi tadi, pertempuran mati-matian,
perdebatan dan caci maki, semuanya sudah mereka lupakan.
Mereka berjalan terus tanpa bicam, akhirnya sampai di
bawah suatu pohon Yang-liu yang rindang, tanpa berjanji
keduanya mendekati dan duduk bersandarkan dahan pohon,
lambat laun merekapun merasa letih dan kemudian terpulas
sendirinya.
Kuda kurus itu makan rumput hijau di kejauhan dengan
bebasnya, hanya kadang-kadang terdengar suara
meringkiknya yang pelahan.
Setelah mendusin, hari sudah terang benderang, kedua
muda-mudi itu saling pandang dan tertawa.
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
"Ke mana kita sekarang, Kokoh?" tanya Nyo Ko.
"Lebih baik kembali Ko-bong (kuburan kuno) saja," sahut
Siao-liong-li sesudah merenung sejenak.
Nyata sejak ia turun gunung, ia merasa meski dunia ramai
ini sangat indah, tapi tetap tidak lebih merdeka daripada hidup
dalam kuburan kuno itu.
Nyo Ko juga tahu jiwa Siao-liong-li terlalu polos dan tidak
cocok untuk bergaul dengan orang, ia pikir kalau selama hidup
ini bisa berdampingan dengan gadis ini, selebihnya tiada yang
dia inginkan lagi, dahulu ia suka kenangkan dunia luar yang
ramai dan berharap bisa keluar kuburan, tetapi sesudah
berkelana sekian lama, kembali ia rindu pada kehidupan yang
aman tenteram dalam Ko-bong itu.
Begitulah kedua orang itupun balik ke utara, sepanjang
jalan mereka bicara dan menempuh jalan perlahan-lahan.
Yang satu tetap panggil "Ko-ji" dan yang lain sebut "Kokoh",
mereka merasa sebutan itu adalah paling cocok dan wajar.
Sampai lohor, pembicaraan mereka sampai pada ilmu silat
Kim-lun Hoat-ong dan murid-muridnya yang lihay luar biasa.
"Ko-ji, pada bab terakhir dari Giok-li-sim-keng selamanya
belum pernah kita latih, apa kau masih ingat?" tiba-tiba Siaoliong-
li berkata.
"lngat, cuma berulang kali kita sudah pernah coba
memecahkannya dan selalu gagal, agaknya pasti ada yang
salah," sahut Nyo Ko.
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
"Sebenarnya akupun tak paham," ujar Siao-liong-li, "tetapi
kemarin melihat imam wanita tua itu menggeraki pedangnya,
waktu itulah mengingat kan padaku akan sesuatu."
Seketika Nyo Ko paham juga bila teringat tipu gerakan
pedang yang digunakan Sun Put-ji kemarin, "Ya, ya," segera ia
berteriak, "harus digunakan berbareng antara Giok-li-sim-keng
dan ilmu silat Coan-cin-pay, pantas kita sudah melatih kesana
kemari masih belum berhasil."
Kiranya dahulu cikal-bakal Ko-bong-pay, Lim Tiao-eng,
sangat ter-gila-gila pada Ong Tiong-yang, waktu tinggal
sendiri dalam kuburan kuno ia ciptakan ilmu silat Giok-li-simkeng,
namun terhadap Ong Tiong-yang masih tetap tidak
pernah lupa, maka sampai bab terakhir dari Giok-li-sim-keng
yang dia tulis, timbul khayalannya pada suatu hari kelak pasti
bisa sejajar dengan jantung hatinya menggempur musuh.
Oleh karena itu, ajaran ilmu pada bab terakhir itu
melukiskan seorang menggunakan ilmu dari Giok-li-sim-keng
dan yang lain memakai ilmu silat Coan-cin-pay untuk saling
bahu-membahu menggempur musuh.
Begitulah dari segala isi hati yang pernah tumbuh dalam
lubuk hati Lim Tiao-eng dahulu terhadap Ong Tiong-yang
semuanya telah disalurkan melalui bab tarakhir dari ilmu silat
ciptaannya itu.
Waktu Siao-liong-li dan Nyo Ko melatihnya mula-mula,
karena rasa cinta mereka belum bersemi maka tak mungkin
mereka paham jerih payah maksud hati Cosu-popoh mereka,
lebih-lebih tidak bisa dimengerti bahwa di antara mereka yang
satu harus pakai ilmu silat perguruan sendiri dan yang lain
harus gunakan ilmu silat Coan-cin-pay yang sama sekali
berlawanan itu.
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
Kini sesudah sadar, segera kedua muda-mudi itu jemput
sebatang kayu dan sejurus demi sejurus merekapun mulai
memecahkan pelajaran yang sudah lama belum berhasil itu.
Dengan pelahan Siao-liong-li mainkan Giok-li-sim-keng dan
Nyo Ko sebaliknya keluarkan Kiam-hoat Coan-cin-pay. Tetapi
baru beberapa jurus mereka pecahkan, kembali mereka
menghadapi jalan buntu karena satu dan lain tak cocok lagi
Hendaklah tahu bahwa dahulu waktu Lim Tiao-eng
menciptakan ilmu pedang ini, dalam khayalannya ia berdiri
sejajar dengan Ong Tiong-yang menggempur musuh, maka
setiap tipu gerakan selalu bekerja sama dengan rapat, kini
Nyo Ko dan Siao-liong-li saling latih dengan tangkai kayu
mereka anggap masing-masing sebagai pihak lawan, waktu
dimainkan dengan sendirinya menyimpang dan tak cocok,
meski mereka mengulanginya berkali-kali tetap tidak betul.
"Apa mungkin kita sudah lupa, coba kita kembali Ko-bong
dulu baru nanti melatihnya lagi." ujar Siao-liong-li
Selagi Nyo Ko hendak menjawab, tiba-tiba didengarnya di
kejauhan ada suara derapan kuda, seorang penunggang
secepat terbang telah mendatangi. Kuda itu seluruhnya
berbulu merah, penunggangnya juga baju merah, hanya
sekejap saja, orang dan tunggangannya bagai segumpal awan
merah sudah lewat di samping mereka, nyata itu adalah kuda
"si merah" tunggangan Ui Yong.
Nyo Ko tak ingin bertemu dengan keluarga Kwe Cing yang
hanya menimbulkan rasa kesal saja, maka ia ajak Siao-liong-li
pilih jalan kecil saja agar tidak kepergok dengan orang di
depan sana.
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
Meski Siao-liong-li adalah Suhu, tapi kecuali ilmu silat,
urusan-urusan lain sama sekali ia tak paham, kalau Nyo Ko
bilang pilih jalanan kecil, dengan sendirinya iapun menurut.
Malamnya kedua orang menginap di suatu hotel kecil, Nyo
Ko tidur di atas ranjang dan Siao-liong-li masih tetap tidur di
atas tali yang digantung diantara dua belah dinding. Dalam
hati kedua orang pasti hendak bersuami isteri tetapi karena
beberapa tahun didalam kuburan kuno selalu tidur seperti
demikian ini, sesudah bersua kembali mereka masih tetap
tidur cara lama dan melatih diri seperti dulu2, yang mereka
pikir ialah buah hati sudah berdampingan dan selanjutnya tak
akan berpisah lagi, dalam hati mereka sama-sama merasa
girang dan terhibur tak terhingga.
Besok siangnya, tibalah mereka sampai di suatu kota
besar, kota itu penuh sesak dengan lalu lintas kereta kuda dan
orang jalan hingga suasana sangat ramai.
Nyo Ko ajak Siao-Iiong-li dahar ke suatu restoran, tapi
baru saja mereka naik ke atas loteng. seketika Nyo Ko
tercengang, ia lihat Ui Yong dan Bu-si Hengte juga sedang
bersantap di situ.
Karena sudah telanjur bertemu, Nyo Ko pikir tak enak
menyingkir maka ia maju memberi hormat dan menyapa.
"Kau melihat puteriku tidak?" demikian Ui Yong bertanya
dengan alis terkerut rapat dan muka muram sedih.
"Tidak, apa Hu-moay tidak bersama dengan kau?" jawab
Nyo Ko.
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
Belum lagi Ui Yong menjawab atau terdengar tangga
loteng riuh ramai, beberapa orang telah naik ke atas, seorang
yang jalan paling depan berperawakan tinggi besar, siapa lagi
dia kalau bukan Kim-Iun Hoat-ong?
Nyo Ko cukup jeli, ia tak bicara lagi dengan Ui Yong, tapi
cepat kembali ke samping Siao-Iiong-li dan membisikinya:
"Berpaling ke sana, jangan pandang mereka."
Tapi betapa tajam sinar mata Kim-lun Hoat ong, begitu
naik ke atas, seketika semua orang di atas loteng sudah
masuk dalam pandangannya, maka terdengarlah ia tertawatawa
dingin, dengan bebasnya ia duduk menyanding suatu
meja.
sebenarnya Nyo Ko sudah berpaling ke arah lain,
mendadak ia dengar Ui Yong berseru: "Hu-ji!" ia terkesiap,
tanpa terasa ia menoIeh, maka terlihatlah Kwe Hu duduk
semeja dengan Kim-lun Hoat-ong dengan mata terbuka lebar
lagi pandang sang ibu, cuma tak berani menyeberang ke sini.
Kiranya sehabis Kim-lun Hoat-ong dikalahkan ia masih
penasaran dan memikirkan daya upaya untuk tebus
kekalahannya itu, di samping itu Pengeran Hotu terkena jarum
berbisa dan racunnya bekerja hebat, segala obat penawar
sudah digunakannya tanpa berhasil, karena itu lebih-lebih
menambah hasratnya hendak rebut obat, maka ia tak pergi
jauh melainkan menunggu kesempatan baik di sekitar Liokkeh-
ceng.
Agaknya memang nasib Kwe Hu yang bakal ketimpa
malang, pagi-pagi ia sudah jalan-jalan dengan kuda merahnya
dan kebetulan kepergok Kim-lun Hoat-ong hingga diseret
turun dari kudanya. Beruntung kuda merah itu sangat cerdik,
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
secepat terbang binatang itu lari pulang dan mendengking pilu
di hadapan sang majikan.
Kwe Cing tahu sang puteri ketemukan bahaya, keruan
terkejut, segera mereka memencar mencari-nya. Meski Ui
Yong sedang mengandung, tapi kasih sayangnya pada sang
puteri iapun naik kuda merahnya ikut mencarinya dan hari ini
lebih dulu bertemu dengan Bu-si Hengte di kota ini lalu
berjumpa pula dengan Nyo Ko berdua, siapa tahu secara
sangat kebetulan, kemudian Kim-lun Hoat-ong juga
mendatangi restoran ini dengan tawanannya: Kwe Hu.
Nampak puterinya itu, terkejut tercampur girang Ui Yong,
tapi sungguhpun ia banyak tipu akal, kini anak gadisnya jatuh
dibawah cengkeraman musuh, ia hanya memanggil sekali
habis itu iapun tak bicara lagi sepasang sumpit yang dia
pegang itu menggores kian kemari di atas meja sembari
memikirkan tipu daya untuk menolong puterinya.
Sedang ia memikir, tiba-tiba terdengar Kim-lun Hoat-ong
berkata: "Ui-panglu, ini puteri kesayanganmu bukan? Tempo
hari kulihat ia menggelendot di pangkuanmu dengan
manjanya, tampaknya sangat menarik sekali."
Ui Yong menjengek, ia tidak menjawab. sebaliknya Bu Siubun
lantas berdiri.
"Hm, percuma kau sebagai ketua suatu aliran tersendiri,
bertanding kalah, kini menganiaya anak gadis orang yang
masih muda, sungguh tak kenal malu?" bentak pemuda itu.
Namun Kim-lun Hoat-ong anggap kata-kata orang bagai
angin lalu saja dan tak menggubrisnya, kembali ia berkata
pada Ui Yong: "Ui-pangcu, kau suruh orangmu antarkan dulu
obat penawar racun jarum berbisa itu, kemudian kita boleh
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
bertanding pula se-adil2nya untuk menentukan Bu-lim Bengcu
sebenarnya menjadi bagian siapa."
Ui Yong menjengek lagi, ia tetap tak menjawab Dan
kembali Bu Siu-bun berdiri lagi sambil berteriak-teriak : "Kau
bebaskan dulu nona Kwe dan kami lantas berikan obat, soal
bertanding boleh dirundingkan nanti."
Ui Yong coba melirik Nyo Ko dan Siao-liong-li, dalam hati
ia pikir: "Obat penawar ada pada kedua orang ini, tapi Siu-ji
seenaknya saja menjanjikan pada lawan, siapa tahu orang
mau memberi atau tidak."
Sementara itu terdengar Kim-lun Hoat-ong berkata lagi:
"Am-gi beracun di jagat ini apakah hanya kalian yang punya?
Kalian melukai muridku dengan jarum berbisa, akupun
gunakan paku berbisa melukai puterimu. Kalian berikan obat
penawarnya, kamipun obati lukanya, Tapi soal bebaskan
orang, inilah tak mudah."
Melihat keadaan puterinya biasa saja, tampaknya tidak
terluka, namun kasih sayang ibu, betapa pun Ui Yong bingung
juga, Dan karena bingung, menjadikan kecerdasannya hilang
hingga seketika sama sekali tak berdaya.
Sementara itu tiada hentinya pelayan mengantarkan
daharan ke meja Kim-lun Hoat-ong, mereka makan minum
sepuas-puasnya sambil bicara dan bergurau dalam basa Tibet.
Kwe Hu duduk terpaku memandang sang ibu, mana ada
napsu makan barang sesumpit saja?
Hati Ui Yong bagai disayat-sayat, siapa tahu, nasib malang
memang biasanya tak menyendiri tiba-tiba perutnya terasa
melilit sakit.
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
Habis makan, kemudian Kim-lun Hoat-ong berbangkit
dulu, tiba-tiba ia berkata pula: "Ui-pang-cu, marilah ikut pergi
sekalian dengan kami,"
Ui Yong terkejut tapi segera iapun insaf, nyata orang
bukan saja tak mau bebaskan puterinya, bahkan ia sendiripun
hendak "dibawa" pergi sekalian, Kini ia hanya sendirian tanpa
didampingi sang suami, Kwe Cing, hanya ada Bu-si Hengte
yang terang bukan tandingan orang, terpikir akan ini, tak
tertahan air mukanya berubah hebat
"Ui-pangcu," kata lagi Kim-lun Hoat-ong, "jangan takut kau
adalah tokoh terkemuka Bu-lim daerah Tionggoan, sudah
tentu akan kami ladeni dengan hormat. Asal kedudukan Bu-lim
Beng-cu sudah selesai dirunding, seketika juga kami antarkan
kembali ke selatan dengan baik-baik,"
Kiranya begitu Kim-lun Hoat-ong lihat air muka Ui Yong,
segera ia bergirang dapat kesempatan bagus, asal bisa
menawan orang, tiada jalan lain, semua jago Tiooggoan pasti
akan menyerah, hal ini terang beratus kali lebih berharga
daripada menawan Kwe Hu saja.
Di lain pihak demi nampak ibu guru mereka dihina, meski
tahu bukan tandingan orang, namun Bu-si Hengte tak bisa
diam begitu saja, begitu pedang dilolos, segera mereka
menghadang di depan ibu guru.
"Lekas loncat jendela melarikan diri, beritahu Suhu agar
datang menoIong." Ui Yong bisiki kedua saudara Bu itu.
Tapi Bu-si Hengte pandang sekejap dulu padanya, lalu
pandang pula ke arah Kwe Hu, habis ini barulah lari ke
jendela.
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
"Kenapa ragu-ragu?" diam-diam Ui Yong omeli kedua anak
muda itu.
Betul saja, sedikit terlambat itu menjadi tak keburu lagi
Mendadak Kim-lun Hoat-ong ulur tangan ke depan, satu
tangan satu punggung mereka dijamberet bagai elang
mencengkeram kelinci
Dalam keadaan begitu Bu-si Hengte masih putar pedang
menusuk musuh, namun sama sekali Kim-lun Hoat-ong tak
berkelit ia hanya guncang sedikit tangannya hingga serangan
kedua saudara Bu itu salah arah semua, pedang Bu Tun-si
menusuk Siu-bun dan pedang Siu-bun menusuk Tun-si.
Kaget sekali kedua Bu cilik itu, lekas-lekas mereka lepas
pedang hingga menerbitkan suara nyaring, dua pedang jatuh
ke lantai dan barulah selamat tak melukai mereka sendiri,
ketika Kim-lun Hoat-ong angkat tangannya, kedua pemuda itu
dilemparkannya sejauh setombak lebih.
"Hm, lebih baik ikut pergi Hud-ya (tuan Budha) saja," kata
Hoat-ong tertawa dingin, lalu ia berpaling pada Nyo Ko dan
Siao-liong-li, katanya pula: "Kalian berdua tidak sejalan
dengan Ui-pangcu, bolehlah pergilah ke arah sendiri dan
selanjutnya jangan ganggu urusan Hud-ya lagi."
Sebenarnya bukan Hoat-ong memberi "service istimewa"
pada mereka berdua, sebaliknya inilah kelicikannya. Ia tahu Ui
Yong, Siao-liong-li dan Nyo Ko sangat lihay, meski satu lawan
satu tiada yang bisa menandingi dirinya, tapi kalau mereka
bergotong-royong menempurnya, itulah bisa berabe baginya,
sekalipun pihaknya akhirnya menang juga belum tentu akan
bisa menawan Ui Yong. Sebab itulah ia sengaja memecah
belah mereka dulu agar satu sama Iain tidak saling bantu.
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
"Ko-ji, marilah kita pergi," kata Siao-liong-li pada Nyo Ko,
"Hwcsio tua ini sangat lihay, tak perlu kita cari gara-gara
bertempur padanya."
Nyo Ko menyahut baik, iapun bereskan rekening makanan
mereka dan berdiri menuju ke tangga loteng, ia pikir dengan
kembalinya ini ke kuburan kuno, boleh jadi untuk selamanya
tak akan berjumpa pula dengan Ui Yong, karena itu tanpa
tertahan ia menoleh memandang sekejap pada sang bibi.
Tapi karena menolehnya ini, ia lihat paras Ui Yong pucat
muram, sebelah tangannya memegang perut, jelas kelihatan
lagi menahan sakit.
Meski tindak-tanduk Nyo Ko suka turuti wataknya yang
jahil, namun jiwanya justru dilahirkan berbudi dan setiakawan,
ia pikir Kwe-pepek dan Kwe-pekbo melarang aku bergaul
dengan Kokoh, hal ini memang agak terlalu, tapi sebenarnya
mereka tiada maksud jahat padaku, hari ini Kwe-pekbo ada
kesukaran, kenapa kutinggal pergi begini saja?
Cuma musuh sungguh terlalu kuat, meski diriku dan Kokoh
maju berbareng juga belum pasti bisa melawan paderi Tibet
ini, kalau sudah terang tak bisa menolong Kwe-pekbo lagi,
untuk apa jiwa ku sendiri dan jiwa Kokoh ikut dikorbankan
percuma? tidakkah lebih baik lekas pergi memberi tahu Kwepepek
agar lekas datang menolong saja."
Berpikir begitu, Nyo Ko lantas kedipi Ui Yong. Maka
tahulah Ui Yong pemuda ini hendak kirim kabar minta
pertolongan hatinya menjadi agak lega, pelahan sekali ia
mengangguk
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
Lalu dengan gandeng tangan Siao-liong-li lantas Nyo Ko
hendak melangkah turun tangga loteng, tapi mendadak
dilihatnya seorang Busu Mongol mendekati Ui Yong dan
membentaknya dengan kasar: "Hayo, jalan, tunggu apa lagi?"
Segera pun tangan Ui Yong hendak ditariknya, Nyata sang
bibi dianggapnya seperti pesakitan saja.
Sudah behsan tahun Ui Yong menjabat pangcu Kay-pang,
betapa tinggi dan terhormat kedudukannya dalam Bu-lim.
Meski kini berhalangan, tidak nanti ia mau terima dihina
sembarang orang, Ketika dilihatnya tangan jago Mongol yang
kasar hitam berbulu itu mengulur tiba, mendadak lengan
bajunya mengebas ke atas, ia tutupi lengannya dengan kain
baju itu, menyusul mana ia cekal sekalian tangan orang terus
disengkelit ke samping, maka terdengarlah suara gedebukan
keras, tubuh jago Mongol yang gede itu telah "terbang" keluar
melalui jendela dan terbanting ke tengah jalan umum hingga
setengah mampus.
Kiranya pembawaan Ui Yong suka kebersihan ia tak sudi
tangannya yang putih bersih itu tersentuh tangan orang yang
kasar hitam, maka dengan lengan baju ia bungkus dulu lengan
sendiri baru banting orang ke bawah loteng.
Para tamu restoran itu tadinya mendengarkan percakapan
mereka yang berlangsung sopan beraturan, maka tiada yang
ambil perhatian, siapa tahu mendadak lantas saling labrak,
keruan seketika suasana kacau baIau.
"Ha, sungguh hebat kepandaian Ui -pangcu !" jengek Kimlun
Hoat-ong.
Habis ini ia tirukan jago Mongol tadi, dengan langkah lebar
iapun maju hendak tarik tangan Ui Yong.
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
Ui Yong tahu orang sengaja hendak pamer kepandaian,
meski suatu gerakan yang sama, namun hendak
membantingnya seperti Busu Mongol tadi tidaklah mungkin
lagi, terpaksa ia mundur setindak.
Waktu itu Nyo Ko sudah melangkah turun beberapa
tingkat tangga loteng, ketika mendadak nampak kedua pihak
terjadi perkelahian dan segera Ui Yong akan dihina,
terbangkitlah jiwa ksatrianva yang murni, tak terpikir lagi matihidup
atau selamat secepat terbang ia melompat kembali ia
samber pedang Bu Tun-si yang terjatuh tadi terus dengan tipu
"oh-liong-jut-hiat" atau naga hitam keluar dari gua, secepat
kilat ia tusuk punggung Kim-lun Hoat-ong sambil membentak.
"Ui-pangcu lagi kurang sehat, tapi kalian justru ambil
kesempatan ini buat mendesaknya, kau kenal malu tidak ?"
ilmu silat Kim-lun Hoat-ong memang nyata setingkat lebih
tinggi daripada orang lain, ketika mendengar dari belakang
menyamber angin tajam, sama sekali ia tak menoleh,
melainkan putar tangan ke belakang dan menyentil batang
pedang orang, Maka terdengarlah suara "cring" yang keras
Nyo Ko merasakan tangan seakan-akan kaku dan ujung
pedang lantas menusuk ke bawah, ia kuatir musuh susulkan
serangan lain, maka cepat melompat ke samping.
"Anak muda," kata Kim-lun Hoat-ong. "lekas kau pergi saja
! ilmu silatmu hebat, hari depanmu pasti jauh melebihi aku,
tapi kini kau masih bukan tandinganku, buat apa kau
paksakan diri ikut campur dan antar njawa percuma di bawah
roda emasku ?"
Dengan kata-katanya sekaligus ia telah umpak Nyo Ko
setinggi langit dan kemudian dibanting pula dengan ancaman,
Padahal roda emasnya pernah dihantam jatuh oleh Nyo Ko
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
dan Siao-liong-Ii hingga jabatan Bu-lim Bengcu yang tinggal
diduduki itu menjadi gagal, dengan sendirinya tiada taranya
rasa gemasnya pada kedua muda-mudi ini.
Cuma kini ia harus pilih jalan paling menguntungkan ia
ingin tawan Ui Yong sebagai tujuan pertama dan tidak ingin
banyak mengikat permusuhan, ia mengharap Nyo Ko dan
Siao-liong-li angkat tangan dari percecokan ini dan jangan ikut
campur, tapi di kemudian hari ia masih bisa bikin perhitungan
dengan kedua anak muda ini.
Harus diketahui bahwa Kim-lun Hoat-ong adalah seorang
ketua dari suatu aliran yang agung, ia bisa berpikir panjang di
samping ilmu silatnya yang luar biasa itu.
Dengan umpakannya tadi, bukanlah dia merendah dan
juga tidak gertak sambel belaka, betapapun Nyo Ko memang
masih berwatak ia dengar orang bilang kelak dirinya akan
melebihinya, sudah tentu amat girang hatinya. "Ah, Hwesio
tua tak terlalu rendah diri," demikian ia kata dengan tertawa,
"untuk melatih setingkat kau sesungguhnya tidak gampang,
Ui-pangcu ini telah pelihara aku dari kecil hingga besar, maka
sukalah jangan kau persukar dia, Kalau bukan kesehatannya
terganggu kini, belum tentu ilmu silatmu bisa menangkan dia,
kalau kau tak percaya, kelak bila badannya sudah sehat boleh
coba kau bertanding dengan dia?"
Nyo Ko sangka Kim-lun Hoat-ong sangat angkuh, deruan
kata-kata pancingannya ini boleh jadi lantas lepaskan Ui Yong.
Siapa tahu Kim-lun Hoat-ong justru kuatir kalau Ui Yong, Siaoliong-
li dan Nyo Ko bertiga mengeroyok padanya, karena itu
tadi ia berlaku sungkan pada Nyo Ko, kini mendengar Ui Yong
lagi sakit, ia pikir kebetulan, kalau melulu kalian berdua mudamuui
ini, kenapa aku Kim-lun Hoat-ong harus takut?
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
Ketika ia amat-amati Ui Yong sejenak, betul juga ia lihat
wajah orang pucat Iesu, terang sakitnya tidak ringan, maka
sekali tertawa dingin, cepat ia mendahului berdiri ke mulut
tangga loteng, "Baiklah, kalau begitu kaupun tinggal sekalian
!" katanya segera.
Waktu itu Siao-liong-Ii lagi berdiri di tengah tengah
tangga, karena dialing-alingi Kim-lun Hoat-ong yang
memisahkan dia dan Nyo Ko, ia menjadi tak sabar "He,
menyingkir kau, Hwesio, biarkan dia turun !" katanya.
Mendadak alis Kim-lun Hoat-ong menegak, dengan gerak
tipu :"tan-ciang-khay-pi" atau sebelah tangan membelah pilar,
cepat sekali ia memotong ke bawah, "Memangnya tenaganya
amat besar, pula dari atas ke bawah, tentu saja serangan ini
keras luar biasa.
Tak berani Siao-liong-li sambut pukulan itu, iapun
kuatirkan Nyo Ko yang terpisah di atas Ioteng, mendadak ia
tutul kedua kakinya, bukannya melompat ke bawah,
sebaliknya ia mencelat ke atas menyelusup lewat di samping
musuh untuk kemudian berdiri sejajar dengan Nyo Ko.
Waktu orang menyelusup lewat, cepat juga Kim-lun Hoatong
menyikut ke belakang, tapi luput, mau-tak-mau iapun
kagum pada kegesitan dan kecepatan Siao-Iiong-li.
Sementara itu Nyo Ko sudah jemput lagi pedang Bu Siubun
yang terjatuh tadi dan diberikan pada Siao-liong-li.
"Hwesio ini kurangajar, mari, Kokoh, kita hajar," ajaknya
segera.
Di pihak lain Kim-lun Hoat-ong sudah keluarkan juga
sebuah roda yang bersuara gemerenceng, roda ini sama
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
besarnya dengan roda emas yang dirampas Nyo Ko itu, hanya
warnanya hitam mulus seperti terbuat dari baja.
Kiranya senjata Kim-lun Hoat-ong seluruhnya ada lima
roda, masing-masing terbikin dari emas, perak, perunggu,
timah dan besi, Bila ketemukan musuh kuat, sekaligus lima
roda bisa digunakan berbareng, tapi selamanya ia hanya pakai
Kim-lun atau roda emas dan entah sudah berapa banyak
musuh kuat yang dia robohkan, sebab itulah ia memperoleh
julukan "Kim-lun Hoat-ong" atau Raja agama Roda emas,
sedang roda2 perak, perunggu, timah dan besi selamanya
malah belum pernah terpakai.
"Ui-pangcu, apa kau juga akan maju sekalian ?" demikian
kata Hoat-ong kemudian sambil melirik Ui Yong.
Harus diketahui meski dilihatnya Ui Yong berwajah sakit,
tapi tetap ia gentar atas ilmu silat orang, sebutan "Ui-pangcu"
itu maksudnya mengingatkan Ui Yong adalah ketua suatu
perkumpulan besar, kalau maju mengeroyok tentu akan
merosot kan kedudukannya sebagai Pangcu.
"Ui-pangcu akan pulang saja, ia tiada tempo buat mainmain
dengan kau," seru Nyo Ko tiba-tiba. Habis ini iapun
berpaling pada Ui Yong: "Kwe-pekbo, kau bawa Hu-moay
pergi saja."
---------- ket. gbr ---------
Nyo Ko berdampingan dengan Siao-liong-li melabrak Kimlun
Hoat-ong, nyata Giok-li-sim-king yang mereka latih
bersama ini menjadi semakin lancar, serasi dan bersatu-padu.
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
-------------------------------
Nyata pemuda ini sudah tmemperhitungkan baik-baik, ia
sendiri dan Siao-liong-li meski belum pasti bisa menang
mengeroyok Kim-lun Hoat-ong, tetapi kalau bertahan sekuat
tenaga untuk kemudian berdaya melarikan diri, hal ini besar
harapan bisa dilakukan.
Baiknya kini bukan bertanding silat, asal bisa melepaskan
diri, peduli siapa soal kalah segala, Maka begitu pedang
bergerak, segera ia menusuk lebih duIu.
Melihat Nyo Ko gunakan ilmu dari Giok-li-sim-keng,
menyusul segera Siao-liong-li ikut menyerang juga dari
samping, dalam hati gadis ini sebaliknya tiada sesuatu
perhitungan ia melihat Nyo Ko bergebrak dengan Hwesio ini,
segera iapun turun tangan membantu.
Namun sekali ayun rodanya, dua pedang sekaligus sudah
ditangkis Kim-lun Hoat-ong, meja kursi di atas loteng restoran
itu terlalu banyak hingga merintangi kebebasannya, maka
sambil putar rodanya sembari Kim-lun Hoat-ong tendang meja
kursi yang meng-halang-alanginya.
"Kalau tenaga lawan tenaga, pasti kami kalah, tapi bila
gunakan akal, untuk sementara masih bisa bertahan,"
demikian pikir Nyo Ko. Maka waktu nampak meja kursi
ditendang orang, sengaja ia tendang kembali alat prabot itu
ke tengah untuk merintangi musuh.
Dasar Ginkang Nyo Ko dan Siao-liong-li sudah tinggi sekali,
mereka menyelusup ke sana ke mari dan tidak memapak
musuh dari depan, kadang-kadang mereka timpuk orang
dengan poci arak dan tempo-tempo sampar mangkok piring ke
muka orang.
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
Keruan seluruh loteng restoran itu menjadi kacau balau
dan hancur berantakan
Dan karena ribut-ribut itu, kesempatan mana digunakan Ui
Yong untuk menarik Kwe Hu ke sebelahnya.
Darba yang terkena "lh-hun-tay-hoat" Nyo Ko sementara
itu masih setengah sadar, pangeran Ho-tu terluka parah oleh
racun jarum tawon putih, sedang ilmu silat jago-jago Busu
Mongol lain terlalu rendah, mana mereka bisa menahan Ui
Yong.
"Kwe-pekbo, lekas kalian pergi saja," teriak Nyo Ko.
Tapi Ui Yong saksikan daya serangan Kim-Iun Koat-ong
lihay tiada taranya dan tampaknya Nyo Ko dan Siao-Iiong-li
sukar bertahan meski sudah keluarkan tenaga penuh, bila
sedikit lengah hingga musuh turun tangan keji, pasti jiwa
kedua muda-mudi ini tak terjamin pula.
Karena itu Ui Yong tak tega tinggal pergi, ia pikir orang
mati-matian berusaha menolong dirinya, sebaliknya dirinya
sendiri malah tinggal pergi, ini sesungguhnya tak patut, Maka
ia tetap berdiri di tempatnya menyaksikan pertarungan itu,
hanya Bu-si Hengte berulang kali mendesak sang ibu guru.
"Marilah, Sunio (ibu guru), kita berangkat dulu, badanmu
kurang sehat, haruslah jaga diri baik-baik," demikian kata
kedua saudara Bu.
Mula-mula Ui Yong tak gubris desakan mereka, tapi ketika
didesak lagi, akhirnya ia gusar, "Hm, jadi manusia tidak kenal
budi, apa gunanya berlatih silat ?" demikian ia mendamperat,
"Dan kau apa manfaatnya pula hidup di dunia ini? Orang she
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
Nyo ini beratus kali lebih hebat dari kalian, Hm, sebaiknya
kalian berdua menggunakan pikiran lebih banyak."
Maksud baik kedua saudara Bu itu ternyata disambut
dengan damperatan oleh sang ibu guru, keruan mereka
menjadi kikuk dan malu
"Bu-keh Koko, hayolah, kita maju bersama !" seru Kwe Hu
tiba-tiba sambil samber sepotong kaki meja patah.
Tapi cepat sekali Ui Yong menarik sang puteri "Hm,
dengan sedikit kepandaianmu ini apa kau hendak antarkan
kematian?" katanya.
Kwe Hu tak yakin atas omelan ibunya, mulutnya
menjengkit kurang percaya, ia lihat ilmu silat Nyo Ko dan Siaoliong-
li biasa saja tiada sesuatu yang hebat, meski gayanya
bagus, tapi gerak senjatanya lambat.
Nyata ia tak tahu bahwa ilmu silat kedua orang itu
memang jauh di atasnya dan saat itu lagi gunakan Giok-likiam-
hoat dari Ko-bong-pay yang hebat untuk menempur
musuh.
Beberapa kali Kim-lun Hoat-ong merangsang maju dan
setiap kali kena dirintangi meja kursi yang jungkir balik di
lantai, sedang Nvo Ko dan Siao-iiong-li bisa bergerak cepat
enteng ke sana kemari main kucing2an.
Tiba-tiba hatinya tergerak ia gunakan tenaga kakinya,
maka terdengarlah suara "kraak, peletak" berulang-ulang,
perabot apa saja yang merintangi diinjaknya remuk, Sedang
roda besi diputar cepat menghantam terus sambil kaki
keluarkan tenaga raksasa, ke mana menginjak, di sana juga
meja kursi lantas hancur ber-keping2,
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
Hanya sekejap saja di atas loteng sudah penuh ter-timbun
kayu hancur dan ketiga orang masih terus saling labrak di atas
tumpukan kayu tanpa ada meja kursi yang merintangi lagi.
Kini Kim-Iun Hoat-ong bisa melangkah lebar sesukanya
dan rodanya berputar kencang hingga menerbitkan suara
gemerantang riuh, ia lakukan serangan cepat pada dua
lawannya, sebaliknya karena kehilangan tameng meja kursi,
terpaksa Nyo Ko dan Siao-liong-Ii harus lawan orang dengan
ilmu kepandaian sejati.
Tiga kali Kim-lun Hoat-ong menghantam tangan Nyo Ko
sampai sakit tergetar oleh tenaga orang yang kuat sementara
itu serangan keempat Kim-lun Hoat-ong menghantam pula
dari atas, belum tiba rodanya angin tajam sudah menyamber,
dulu, betapa lihaynya sungguh sangat mengejutkan.
Lekas-lekas Nyo Ko dan Siao-liong-li menangkis berbareng
dengan ujung pedang menahan roda orang, gabungan tenaga
kedua orang barulah mampu tangkis serangan Hoat-ong itu,
namun senjati merekapun sudah tertindih hampir-hampir
bengkok.
Ketika tangan mereka menyendal, roda besi lawan
digentak pergi, menyusul mana cepat Nyo Ko menusuk bagian
atas orang dan Siao-liong-li membabat kaki kiri lawan.
Mendadak Kim-lun Hoat-ong malah angkat kaki terus
menutul pergelangan tangan Siao-Iiong li, sedang rodanya
menghantam ke samping mengarah tengkuk Nyo Ko.
Tadinya Nyo Ko sangka lawan pasti akan hindarkan
serangannya dahulu baru kemudian balas menyerang, siapa
tahu orang anggap tusukannya bagai tiada terjadi sesuatu, ia
menjadi heran apa orang melatih ilmu sebangsa Kim-ciong-tok
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
dan Tiat-poh-san yang lihay dan tebal ? Namun dalam saat
berbahaya, tak sempat lagi buat selidiki kekebalan lawan itu
sungguh-sungguh atau palsu, terpaksa ia harus tolong diri
sendiri duIu, maka iapun menunduk dan berjongkok untuk
hindarkan ketokan roda besi lawan.
Tak terduga perubahan aneh lantas terjadi tiba-tiba Kimlun
Hoat-ong timpukkan roda besinya ke kepala Nyo Ko,
sedang kedua tangan kosong lantas menjambret Siao-liong-li.
serangan aneh oan cepat, ternyata sekaligus Kim-lun Hoatong
telah serang kedua musuhnya dari arah yang sukar
diduga.
Pada detik luar biasa itulah Ui Yong berteriak kaget dan
segera bermaksud menyerobot maju menolong, namun tibatiba
dilihatnya Nyo Ko mencelat ke samping dan belum tancap
kaki ke bawah, tahu-tahu pedangnya lantas tusuk punggung
Kim-lun Hoat-ong dengan cepat.
Tipu serangan Nyo Ko inipun sekaligus "dwi-guna",
pertama hindarkan bahaya diri sendiri, berbareng paksa Kimlun
Hoat-ong tarik kemba'i serangannya pada Siao-liong-li.
Tipu serangan ini di sebut "gan-hing-sif -kik: atau burung
belibis terbang menggempur dari samping, inilah Kiam-hoat
dari Coan-cin-pay.
Kim-lun Hoat-ong bersuara heran oleh serangan balasan
Nyo Ko yang hebat ini, lekas-lekas ia angkat kakinya
memotong ke pinggiran roda besinya yang waktu itu masih
belum jatuh ke tanah hingga roda itu kena dibikin mencelat
menyamber kepala Nyo Ko lagi sambil bersuara nyaring.
Pada saat berbahaya Nyo Ko tadi berhasil keluarkan tipu
Kiam-hoat Coan-cin-pay, lekas ia ke luarkan pula tipu gerakan
Coan-cin yang disebut "pek-hong-"keng-thian" atau pelangi
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
putih menghiasi langit, dengan batang pedang ia sampuk roda
orang.
Sebenarnya sampukan ini percuma saja karena pedang
enteng dan roda berat, siapa tahu karena sedikit menyenggoI
roda itu, mendadak membawa efek arah roda terus
menyamber ke arah Kim-lun Hoat-ong sendiri.
Roda besi itu adalah benda mati, sudah tentu ia tidak
kenal siapa majikan dan siapa musuh, keruan terus
menyelonong cepat luar biasa, Saking bagusnya kejadian itu
hingga Kwe Hu bertepuk tangan bersorak
Kim-lun Hoat-ong berani lepaskan senjata untuk
menimpuk orang, sebabnya ia menduga tak nanti musuh
sanggup merampas rodanya, bila senjata lawan kebentur,
betapapun berat senjata itu pasti akan terpental dari cckalan,
Siapa duga Nyo Ko ternvata punya kepandaian menyampuk
roda yang hebat hingga senjata menyamber ke arah dirinya
sendiri.
Dalam gusarnya roda yang membalik itu terus
ditangkapnya, diam-diam ia gunakan gaya me-mutar, kembali
ia timpukkan roda itu pula,
Kini ia tambahi tenaga hingga putaran roda itu makin
cepat hingga gotri dalam roda tidak menerbitkan suara,
padahal Nyo Ko berhasil sengkelit balik roda orang tadi
sebenarnya secara tidak sengaja telak keluarkan ilmu Kiu-imcin-
keng, kini ia coba mengulangi lagi maka terdengarlah
suara "trang" yang keras, tahu-tahu pedang tergetar jatuh,
berbareng dengan tenaga raksasa Kim-lun Hoat-ong telah
memukul juga kearah Nyo Ko.
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
Kiranya Kiu-im-cin-keng yang Nyo Ko latih masih belum
sempurna, maka tenaga yang dipergunakan sekali ini tidak
tepat
Nampak Nyo-Ko menghadapi bahaya, sedikit mengegos
pinggang, cepat sekali pedang Siao-Iiong-li lantas menusuk,
tipu serangan ini bukan saja amat lihay, bahkan gayanya
manis menarik, nyata ia telah gunakan kepandaian Giok-li-simkeng
ajaran bab terakhir. Saking bagus dan tepat serangan itu
hingga Ui Yong dan Kwe Hu berseru memuji berbareng.
Lekas-lekas Kim-lun Hoat-ong melompat untuk tangkap
kembali rodanya buat tangkis pedang orang, kesempatan
inipun digunakan Nyo Ko menyamber kembali senjatanya yang
terpental ke udara tadi.
Sungguh gebrakan barusan ini hebat sekali dan berbahaya
Setiap orang kalau kepepet timbulnya akal juga lebih tajam,
mendadak Nyo Ko berpikir: "Kalau aku dan Kokoh gunakan
Giok-li-kiam-hoat, saat berbahaya lantas berubah menjadi
selamat Apakah bab terakhir dari Giok-li-sim-keng itu memang
mengajarkan cara bersilat kombinasi demikian?"
Karena pikiran itu, segera iapun berteriak:
"Kokoh, pergi-datang kita tak berhasil melatihnya, tapi kini
sudah betul lihat ini tipu "Iong-jik-thian-khe" (jejak meratai
jagat) !" Sembari berkata pedangnya menusuk juga dari
samping.
Tidak sempat Siao-liong-li banyak berpikr, maka iapun
menurut dan gunakan tipu "long-jik-thian-khe" menurut apa
yang tercatat dalam Sim-keng, ia memotong dari depan, Tipu
serangan Nyo Ko adalah Coan-cin-kiam-hoat yang lihay dan
Siao-liong-li gunakan Giok-Ii-kiam-hoat yang tak kenal ampun,
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
paduan serangan pedang ini ternyata luar biasa daya
tekanannya.
Karena belum sempat berjaga-jaga, lekas-lekas Kim-lun
Hoat-ong melompat mundur, namun terdengar juga suara
"bret-bret" dua kali, kedua pedang orang telah mengenai
tubuhnya semua, baju bawah bahu Hoat-ong tertusuk tembus
oleh serangan itu.
Sekalipun ilmu kepandaian Kim-lun Hoat-ong sudah
mencapai luar dalam yang hebat, kalau senjata guru silat
biasa saja tak nanti bisa melukainya namun Lwekang Nyo Ko
dan Siao-liong-li sudah terlatih tinggi, kalau sampai kena
ditusuk, sukar dibayangkan bagaimana jadinya. Maka bajunya
terlubang sudah cukup bikin dia berkeringat dingin,
"Hoa-cian-gwat-he (bunga mekar di bawah sinar bulan) !"
terdengar Nyo Ko berteriak lagi. Berbareng itu ia membacok
ke bawah cepat, sedang Siao-liong-li lantas membabat ke
kanan dan ke kiri.
Mau-tak-mau Kim-lun Hoat-ong dibikin kacau oleh
serangan kedua orang yang bersimpang siur itu, ia tak tahu
pasti dari arah mana sebenarnya serangan orang, terpaksa ia
melompat mundur lagi buat menghindar.
"Jing-im-siao-yok (minum sekedar dan jamuan sederhana)
!" lagi-Iagi Nyo Ko berseru.
Berbareng ujung pedangnya mendoyong ke bawah seperti
orang angkat poci lagi menuang arak, sebaliknya Siao-liong-li
angkat ujung pedang ke atas menuding mulut sendiri seperti
angkat cawan sedang minum.
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
Nampak serangan kedua orang makin lama makin aneh
dan bisa kerja sama dan bantu-membantu dengan bagus,
dimana ada kelemahan segera dibantu yang lain, setiap
kelemahan lantas berubah menjadi tipu serangan yang lihay.
Makin dipikir Kim-lun Hoat-ong semakin terkejut. ia pikir:
"Betapa besarnya jagat ini ternyata tidak sedikit orang-orang
kosen, Kiam-hoat hebat seperti ini tak pernah kubayangkan di
Tibet, Ai, aku benar-benar seperti katak di dalam tempurung
dan berani pandang rendah Enghiong seluruh jagat ini."
Karena pikiran yang mengkeret ini, keruan ia semakin
terdesak, Padahal dengan ilmu kepandaian Kim-lun Hoat-ong
yang hebat sebenarnya sudah jarang ada tandingannya bagi
ksatria2 di daerah Tionggoan.
Meski secara mujur Nyo Ko dan Siao-liong-li berhasil
mempelajari berbagai ilmu silat yang bagus, tapi keuIetannya
kini kalau dibanding Kim-lun Hoat-ong masih selisih sangat
jauh, tapi mereka justru telah pecahkan Kiam-hoat ciptaan Lim
Tiao-eng yang luar biasa itu dan mendadak dikeluarkan
seketika Hoat-ong jadi kelabakan dan terdesak.
Setiap tipu gerakan dari Kiam-hoat baru ini harus
dimainkan bersama laki dan perempuan, setiap gerak
serangan mengandung maksud sesuatu cerita romantis,
seperti "Kim-pit-siang-ho" atau dua sejoli hidup rukun, "sionghe-
tui-ek" atau main catur di bawah pohong siong, "so-swanheng-
teh" atau menyapu salju menyeduh teh, dan "ti-pian-tiau
ho"-atau memainkan burung Ho di tepi kolam, semuanya itu
adalah hidup yang romantis.
Kiranya Lim Tiao-eng patah hati dalam soal cinta hingga
melewatkan hari tuanya di dalam kuburan kuno, dengan
bakatnya yang tinggi mempelajari macam-macam kepandaian,
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
akhirnya ia salurkan semuanya ke dalam ilmu silat ciptaannya
ini.
Siapa duga beberapa puluh tahun kemudian ternyata ada
sepasang muda-mudi yang dapat menggunakan ilmu
pedangnya yang hebat ini untuk menempur musuh tangguh.
Kalau mula-mula Nyo Ko dan Siao-Iiong-li memainkan ilmu
pedang itu dengan rada kaku, tapi makin lama semakin lancar
dan biasa, semangat merekapun bertambah kuat Semakin
mereka bersatu padu, semakin Kim-lun Hoat-ong susah
menahannya hingga ia menyesal tadi telah injak hancur
semua perabot meja kursi, kalau masih ada rintangan perabot
itu, tentunya daya serangan kedua lawan ini tak akan begini
gencar dan Iihay, selanjutnya besar kemungkinan ia tak
sanggup melawan lagi, terpaksa Hoat-ong mundur selangkah
ke tangga loteng dan turun setingkat demi setingkat.
Tentu saja tekanan Nyo Ko dan Siao-Jiong-li semakin kuat
dari atas ke bawah, tampaknya segera saja Kim-Iun Hoat-ong
akan bisa diusir pergi, riba2 terdengar Ui Yong berseru:
"Membasmi penjahat harus sampai akar2nya, Ko-ji, jangan
lepaskan dia !"
Kiranya Ui Yong dapat melihat sebabnya Nyo Ko dan Siaoliong-
li bisa menangkan Kim-hm Hoat-ong karena andalkan
jurus Kiam-hoat yang bagus, sesungguhnya boleh dikatakan
karena kebetulan kalau hari ini musuh dilepaskan, ilmu silat
paderi asing ini sangat tinggi, bila ia pulang dan mempelajari
lebih mendalam hingga mendapatkan cara mematahkan Kiamhoat
baru ini, hal ini berarti bibit penyakit kelak hendak
membasminya tentu beribu kali lebih sulit, maka Ui Yong
berteriak agar kedua muda-mudi itu gunakan kesempatan
sekarang buat membasminya saja.
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
Nyo Ko menyahut sekali, segera ia lontarkan tipu-tipu
berbahaya seperti "siau-wan-ge-kiok" (pesiar taman
menikmati bunga kiok), "cian-ciok-ya-wa"" (menyanding lilin
bercakap sepanjang malam), "se-jong-lian-ki" (main pantun di
tepi jendela), "tiok-liam-lim-ti" (kerai bambu di tepi kolam) dan
lain-lain serangan mematikan hingga hampir-hampir Kim-Iun
Hoat-ong tak mampu menangkis jangankan hendak balas
menyerang.
Begitulah sebenarnya Nyo Ko hendak turut pesan Ui Yong
untuk membunuh musuh tangguh ini, siapa tahu dahulu waktu
Lim Tiao-eng ciptakan "Giok-li-kiam-hoat", dalam hatinya
penuh rasa kasih mesra, meski lihay setiap tipu serangannya,
namun tiada satupun yang merupakan tipu mengarah jiwa
musuh, Karena itu meski Nyo Ko berdua mendesak Kim-lun
Hoat-ong hingga paderi ini kelabakan dan serba susah, tapi
untuk cabut nyawanya juga tidak gampang.
Tentu saja yang paling cemas rasanya yalah Ui Yong yang
menonton disamping.
Kim-lun Hoat-ong tak mengerti darimana asal-usuI Kiamhoat
orang, ia sangka masih ada tipu serangan lihay yang
belum dilontarkan Nyo Ko berdua, asal tipu-tipu lihay itu
keluar, boleh jadi jiwanya akan melayang. Dalam keadaan
kepepet tiba-tiba ia mendapat akal, ia melangkah mundur dan
gunakan tenaga berat pada kakinya hingga tiap-tiap kali ia
melangkah mundur, setiap papan imdak.2an tangga itu patah
diinjaknya.
Karena perawakan Kim-lun Hoat-ong tinggi besar, Nyo Ko
berdua tak berdaya mencegat ke belakangnya ketika undakTiraikasih
Website http://cerita-silat.com/cc
undakan tangga ketiga patah, senjata Nyo Ko dan Siao-liong-li
sudah tak dapat mencapai diri orang lagi.
"Nah, har ini barulah aku kenal ilmu silat Tionggoan dan
amat kagum," kata Kim-lun Hoat-ong sambil angkat rodanya:
"Apa namanya ilmu pedangmu ini?"
"Masakah kau tak tahu?" sahut Nyo Ko tertawa, "llmu silat
Tionggoan yang terkemuka yalah Pak-kau-pang-hoat dan Ji-lokiam-
sut, Kiam-hoat kami tadi yalah Ji-lo-kiam-hoat-sut itu."
"Ji-lo-kiam-sut?" Kim-lun Hoat-ong tercengang ia
mengulangi nama itu.
"Ya," kata Nyo Ko tertawa, "Ji-lo-kiam-sut, ilmu pedang
penusuk keledai."
Karena penegasan ini barulah Kim-lun Hoat-ong sadar
orang sengaja putar kayun untuk memaki padanya (biasanya
kaum Hwesio dimaki sebagai keledai gunduI), keruan saja ia
gusar, "Anak kurangajar, pada suatu hari pasti kau akan kenal
lihaynya Hoat-ong," bentaknya sengit, Habis ini, diiringi suara
gemerenceng rodanya, dengan langkah lebar iapun tinggal
pergi.
Begitu cepat perginya Kim-lun Hoat-ong, hanya sekejap
saja orangnya sudah menghilang di ujung jalan sana, Nyo Ko
menaksir tak bisa menyandak orang, ia berpaling dan nampak
Darba memayang Pengeran Hotu yang mukanya pucat lesi lagi
berdiri di belakangnya.
"Toa-suheng, kau bunuh aku tidak?" demikian kata si
Darba yang masih sangka Nyo Ko jelmaan Suhengnya.
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
Sungguhpun Nyo Ko orangnya nakal dan jahil, tapi
wataknya tidak kejam, ia lihat keadaan dua orang itu cukup
ngenas, ia pandang Ui Yong dan menanya: "Kwe-pekbo,
bolehkah kita lepaskan mereka pergi ?"
Ui Yong mengangguk tanda setuju, Nyo Ko lihat semangat
Hotu lesu lemas, ia keluarkan sebotol kecil madu tawon putih,
ia tuding2 Hotu dan unjuk lagak orang minum obat, lalu madu
tawon itu diberikannya pada Darba.
Tentu saja Darba amat girang, ia bicara dengan Hotu dan
Hotu lantas keluarkan sebungkus obat bubuk untuk Nyo Ko.
"Cianpwe yang bersenjata Pit terkena racun paku-ku, inilah
obat penawarnya," katanya.
Habis itu, Darba memberi hormat sekali pada Nyo Ko, lalu
Hotu diangkatnya, memangnya ia ber-tenaga raksasa, bobot
seorang dianggapnya sepele saja, ia melayang turun pelahan
ke bawah loteng, bersama para jago Mongol merekapun pergi
semua.
"Kwe-pekbo," kata Nyo Ko sambil memberi hormat dan
serahkan obat penawar pada Ui Yong, "biarlah Siautit mohon
diri juga, harap Pekbo dan Pepek jaga diri baik-baik."
Dasar Nyo Ko berperasaan halus dan gampang
tergoncang, ketika terpikir olehnya kelak tak bakal bertemu
lagi, hatinya menjadi berduka.
"Kau hendak kemanakah?" tanya Ui Yong.
"Aku dan Kokoh akan mengasingkan diri ke tempat
terpencil dan tidak ingin bertemu dengan khalayak ramai lagi,
supaya tidak mencemarkan nama baik Kwe-pepek," sahut Nyo
Ko.
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
Hati Ui Yong tergerak, pikirnya: "Hari ini ia tolong aku dan
Hu-ji mati-matian, kini ia tersesat dan berdurhaka mana boleh
aku peluk tangan tak menolongnya?"
Karena itu, segera ia bilang: "Hendak pergi juga tak perlu
terburu dalam sehari dua hari ini, semuanya tentu sudah letih,
marilah kita mencari penginapan untuk mengaso semalam
duIu, besok barulah kita berpisah."
Nampak orang begitu manis budi, tak enak Nyo Ko hendak
menoIak, ia terima baik permintaan itu.
Lalu Ui Yong bereskan semua rekening dan ganti rugi
semua kerusakan pemilik restoran, mereka mencari hotel
untuk menginap, Malamnya sesudah dahar, Ui Yong suruh
Kwe Hu pergi mengobrol dengan Bu-si Hengte, sebaliknya ia
panggil Siao-liong-li ke kamarnya. "Moaycu (adik), ada suatu
barang ingin kuberikan padamu," katanya.
"Beri apa?" tanya Siao-liong-li
Ui Yong tak lantas menjawab, ia tarik si nona lebih dekat,
ia keluarkan sisir dan menyisir rambut orang perlahan-lahan,
ia lihat rambut Siao-liong-li hitam gombyok mengkilap sangat
menarik, ia gulung hati-hati rambut Siao-liong-li dan
tanggalkan sebuah gelang emas penjepit rambut dari
sanggulnya sendiri "Moaymoay, aku berikan gelang ini,"
demikian katanya kemudian.
Gelang jepit rambut emas itu adalah pilihan dari benda
mestika yang banyak dikumpulkan ayahnya, Ui Yok-su, di Thohoa-
to, maka dapat diba yangkan betapa indah dan tinggi
nilainya batang itu.
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
Tapi selamanya Siao-liong-li tak pakai perhiasan, sebagai
pengikal rambut hanya sebuah tusuk kondai biasa saja, maka
ia tidak menjadi senang oleh hadiah Ui Yong itu, namun ia
ucapkan terima kasih juga.
Begitulah sambil mengenakan gelang di atas rambut orang
sembari Ui Yong ajak ngobrol padanya. Sesudah berlangsung
percakapan, Ui Yong merasa Siao-liong-li terlalu polos bersih,
urusan keduniawian sedikitpun tak paham, ia lihat wajahnya
cantik molek, ayu tapi sederhana, kalau bukannya ada
hubungan guru dan murid antara Nyo Ko dengan Siao-liong-li,
sesungguhnya mereka memang suatu pasangan yang
setimpal. Karena itu, ia menanya lagi: "Moaycu, hatimu sangat
menyukai Ko-ji, bukan ?"
Siao-liong-li ,bersenyum manis, "Ya, memang tapi kalian
kenapa melarang dia membaiki aku?" sahutnya.
Ui Yong tercengang oleh jawaban itu, teringat olehnya
masa remaja diri sendiri, pernah juga ayah tak boleh dirinya
mendapatkan jodoh Kwe Cing, bahkan guru Kwe Cing juga
mencela dirinya, tapi sesudah mengalami berbagai macam aral
melintang, akhirnya dapat juga mengikat sehidup semati
dengan Kwe Cing. Dan kini Nyo Ko dan Siao-liong-li saling
cinta mencintai dengan hati murni, kenapa ia sendiri justru
hendak merintanginya ?
Tetapi mereka telah dibatasi sebagai guru dan murid,
kalau terjadi hubungan laki-perempuan di luar garis, cara
bagaimana mereka harus menghadapi ksatria2 di seluruh
jagat?
Sebab pikiran itu, ia menghela napas dan berkata lagi:
"Moaycu, ada banyak urusan-urusan di dunia ini yang kau tak
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
panam, jika kau dan Ko-ji menjadi suami-isteri, selama
hidupmu akan dipandang hina oleh orang lain."
"Orang pandang hina padaku, peduli apa?" sahut Siaoliong-
li tersenyum.
Kembali Ui Yong tercengang, sungguh jawaban ini rada
mendekati watak ayahnya, yaitu Ui Yok-su yang paling benci
pada segala ikatan adat.
"Tapi Ko-ji bagaimana, iapun akan dipandang hina orang
selamanya," katanya kemudian bila ingat betapa kasih sayang
sang suami pada Nyo Ko.
"la selama hidup akan tinggal dalam kuburan kuno
bersama aku, kami hidup senang bahagia, peduli apa orang
lain?" sahut Siao-liong-li lagi.
Ui Yong tertegun sejurus, lalu ia tanya lagi: "Kalian berdua
tinggal dalam kuburan kuno selama hidup? selamanya takkan
keluar lagi?"
Siao-liong-li tampaknya sangat gembira. "Ya, buat apa
keluar?" katanya sambil jalan mondar-mandir dalam kamar.
"Orang di luar semuanya jahat,"
"Tapi sejak kecil Ko-ji sudah ter-lunta2 ke sana ke mari
selama hidup terkurung dalam kuburan kuno, apakah ia tidak
kesal?" kata Ui Yong lagi.
"Bukankah ada aku menemani dia, kenapa kesal ?" jawab
Siao-liong-li tertawa.
"Setahun, dua tahun, mungkin tidak kesal," demikian kata
Ui Yong pula sambil menghela napas. "Tetapi lewat beberapa
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
tahun, ia lantas pikirkan dunia fana di luar, kalau dia tidak bisa
keluat, itulah akan lebih kesal rasanya."
Sebenarnya hati Siao-liong-li sangat gembira, mendengar
kata-kata Ui Yong ini seketika hatinya menjadi tertekan "Coba
akan kutanyai Ko-ji, aku tak mau bicara lagi dengan kau,"
demikian katanya terus keluar kamar.
Melihat wajah orang yang cantik tiba-tiba seperti berubah
muram, Ui Yong rada menyesal terhadap apa yang
dikatakannya tadi, tapi bila terpikir lagi apa yang dikatakannya
meski tak enak didengar, namun sesungguhnya demi kebaikan
mereka, ia pikir, biarlah aku intip apa yang dikatakan pada Koji
Lalu ia mendekati jendela kamarnya Nyo Ko dan
mendengarkan percakapan kedua muda-mudi itu.
"Ko-ji," terdengar Siao-liong-li lagi berkata, "selama
hidupmu berada bersama dengan aku. kau akan kesal tidak?
Dan akan bosan atau tidak?"
"Kenapa kau tanya begitu, Kokoh?" sahut Nyo Ko.
"Bukankah kau sudah tahu betapa girang-ku yang tiada
taranya, Kita berdua akan hidup terus sampai tua, sampai
rambut ubanan, gigi ompong semua, tapi masih terus senang
dan bahagia, tidak akan berpisah."
Kata-kata Nyo Ko itu diucapkan dengan rasa sungguhsungguh
dan timbul dari lubuk hatinya yang murni, Siao-liongli
terharu sekali hingga seketika ia termangu-mangu. "Ya,
akupun begitu" katanya kemudian lewat sejenak. Lalu ia
keluarkan seutas tali dan digantung di tengah ruangan kamar
dan berkata lagi: "Sudahlah, kita tidur saja !"
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
"Kata Kwe-pekbo, malam ini kau tidur bersama dia dan
puterinya, aku tidur sekamar dengan Bu-si Hengte," kata Nyo
Ko tiba-tiba.
"Tidak." sahut Siao-liong-li, "kenapa harus kedua lelaki itu
yang menemani kau? Aku ingin tidur bersama dengan kau."
Sembari bicara, ketika tangannya mengebas pelita minyak
telah disirapkannya.
Luar biasa terperanjatnya Ui Yong mendengar percakapan
terakhir itu diluar jendela, "Ternyata mereka guru dan murid
berdua sudah melakukan perbuatan yang melanggar tata
susila, apa yang dikatakan imam tua Thio Ci-keng itu nyata
tidak dusta, lantas bagaimana baiknya ini?" "demikian pikirnya
bingung.
Ia pikir tidak enak mengintip kedua muda-mudi yang tidur
seranjang dan tentu ada "main" itu, maka niatnya hendak
pergi kalau tidak mendadak dilihatnya sekilas sinar putih
berkelebat di dalam kamar, tahu-tahu seorang merebah
melintang terapung di udara ruangan kamar, hanya
bergoncang beberapa kali tubuh orang itu, lalu tak bergerak
lagi.
Heran luar biasa Ui Yong oleh kejadian itu, waktu ia
mengamati melalui sinar bulan yang menyorot masuk, kiranya
yang tidur terapung itu ialah Siao-Iiong-Ii dengan
menggunakan seutas tali sebaliknya Nyo Ko malah tidur di
pembaringan sendirian, meski kedua orang bersatu kamar,
tapi mereka berlaku sopan menurut batas-batas susila.
Ui Yong tertegun di luar, ia merasa kedua orang ini
sungguh luar biasa, benar atau salah sungguh sukar
dikatakan. Selagi ia hendak kembali ke kamarnya sendiri, tibaTiraikasih
Website http://cerita-silat.com/cc
tiba didengarnya suara tindakan orang yang ramai, Kwe Hu
dan Bu-si Heng-te sudah kembali dari luar.
"Tun-ji, Siu-ji, kalian berdua pergi tidur satu kamar dan tak
perlu sekamar lagi dengan Nyo-keh Koko," kata Ui Yong.
Bu-si Hengte mengiakan, sebaliknya Kwe Hu lantas tanya:
"Sebab apa, mak?"
"Jangan urus," sahut Ui Yong singkat.
"Aku justru tahu sebabnya," kata Siu-Bun tertawa tibatiba.
"Mereka berdua itu guru bukan guru, murid tidak murid,
seperti binatang saja tidur sekamar."
----------- gambar ------------
Waktu Ui Yong memgintip ke dalam kamar, dilihatnya
bayangan putih berkelebat, seseorang rebah miring terapung
di udara hanya bergeming sebentar lantas tak bergerak
Meminjam sinar rembulan Ui Yong mengawasi lebih
seksama, kiranya Siao-liong-li tidur diatas seutas tambang,
---------------------------------
"Siu-ji, kau bilang apa?" bentak Ui Yong sambil menarik
muka.
"Kau juga terlalu lemah, Sunio, manusia rendah semacam
itu buat apa mengurusnya?" sela Tun-si. "Aku sudah pasti
tidak akan bicara dengan dia."
"Tapi hari ini mereka telah menolong kita, inilah budi yang
harus diingat," kata Kwe Hu.
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
"Hm, aku lebih suka dibunuh Kim-lun Hoat-ong daripada
menerima budi binatang semacam dia itu," kata Siau-Bu pula.
Ui Yong kurang senang oleh kata-kata kedua saudara Bu
itu. "Sudahlah, jangan banyak omong lagi, pergi tidur saja,"
kata akhirnya.
Percakapan itu sudah tentu didengar semua oleh Nyo Ko
dan Siao-liong-li, sejak kecil Nyo Ko tidak akur dengan Bu-si
Hengte, maka kata-kata orang diganda tertawa saja tanpa
pusing, sebaliknya Siao-liong-li yang me-mikir2 sendiri:
"Aneh, kenapa karena Ko-ji membaiki aku, lantas dia
dikatakan binatang, manusia rendah segala?"
Ia pikir terus pergi-datang dan tetap tak mengerti, tengah
malam tiba-tiba ia bangunkan Nyo Ko dan bertanya: "Ko-ji,
ada suatu soal kau harus menjawab sungguh-sungguh. Bila
kau tinggal dalam kuburan kuno bersama aku sampai
beberapa tahun lamanya, apakah kau takkan rindu pada dunia
ramai di luar?"
Nyo Ko tercengang hingga tak bisa menjawab.
"Dan bila kau tak keluar, apa kau takkan kesal?" tanya
Siao-liong-li pula, "Meski cintamu padaku tak akan berubah
selamanya, tapi sesudah lama tinggal dalam kuburan, apa kau
takkan masgul?"
pertanyaan ini membikin Nyo Ko sulit juga menjawabnya,
Saat ini sudah tentu ia merasa senang dan bahagia bisa hidup
berdampingan dengan Siao-liong-Ii, tapi tinggal di kuburan
kuno yang sunyi dan gelap itu sekalipun tak terasa bosan
selama sepuluh tahan atau dua puluh tahun umpamanya, tapi
bagaimana kalau sampai 30 tahun? Apalagi 40 tahun?
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
Sebenarnya untuk menjawab asal menjawab saja tidak
sukar bagi Nyo Ko, tapi begitu suci bersih cintanya terhadap
Siao-liong-li, dengan sendirinya ia tidak mau jawab
sembarangan.
"Kokoh," katanya sesudah memikir, "kalau kita sampai
masgul dan bosan, tidaklah kita bisa keluar bersama saja!"
Siao-liong-li menyahut pelahan sekali, lalu tak bicara lagi,
hanya dalam hati ia pikir: "Apa yang dikatakan Kwe-hujin
(nyonya Kwe) ternyata tidak dusta. Kelak kalau dia sudah
bosan dan kesal hingga keluar dari kuburan, ia akan
dipandang hina oleh setiap orang, lalu apa senangnya orang
hidup begitu ? ia baik padaku, entah mengapa orang lain
lantas pandang rendah dan hina padanya, apakah aku sendiri
seorang tak membawa alamat baik? Aku suka dia dan
mencintai dia, jiwaku boleh melayang, tapi kalau menjadikan
dia tak bahagia, lebih baik dia tak menikahi aku saja. Kalau
begitu, malam itu di Cong-lam-san dia tak mau berjanji akan
peristerikan diriku, agaknya disebabkan inilah."
Sementara didengarnya Nyo Ko menggeros nyenyak maka
pelahan ia melompat turun, ia dekati pembaringan dan
pandang wajah orang yang cakap, hatinya cemas dan pedih,
tak tertahan air matanya berlinang-linang.
Besok paginya ketika Nyo Ko mendusin, terasa olehnya
pundaknya rada basah, ia merasa aneh sekali, ia lihat Siaoliong-
li sudah tiada di kamar, ia bangun duduk, tapi lantas
tertampak di atas meja terukir delapan huruf yang halus
dengan jarum yang bunyinya: "Selamat tinggal, janganlah
pikirkan diriku."
Kaget luar biasa Nyo Ko, seketika ia termangu-mangu
bingung, ia lihat di atas meja masih kelihatan ada bekas air
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
mata yang belum kering, dapat diduga rasa basah di
pundaknya tentu juga karena air mata Siao-liong li, Maka
dapatlah di bayangkan berapa remuk redam perasaannya
tatkala ia menulis ke delapan huruf ini.
Dalam keadaan cemas Nyo Ko merasa seakan disamber
petir mendadak ia dorong daun jendela terus meloncat keluar
sambil berteriak-teriak: "Kokoh, Kokoh !"
Nyo Ko insaf sedetik saja tak boleh di-sia-siakan, kalau
hari ini Siao-liong-Ii tak bisa diketemukannya, kelak mungkin
sukar bersua lagi, maka cepat ia lari ke kandang kuda, ia
keluarkan kudanya yang kurus itu terus dicemplaknya pergi.
Kebetulan waktu itu Kwe Hu lagi keluar dari kamarnya. ia
menjadi heran melihat kelakuan pemuda ini, ia berteriak-teriak
memanggil : "Nyo-koko, hendak ke mana kau?"
Tapi Nyo Ko membudek, ia larikan kudanya cepat ke utara,
sekejap saja belasan li sudah dilaluinya, sepanjang jalan ia
terus berteriak-teriak.
"Kokoh, Kokoh!" Tapi mana ada bayangan Siao-liong-li.
Setelah berjalan tak lama, tiba-tiba dilihatnya rombongan
Kim-lun Hoat-ong sedang menuju ke barat, ketika mendadak
mereka nampak Nyo Ko seorang diri dan satu tunggangan,
merekapun terheran-heran, Segera Kim-lun Hoat-ong belokan
kudanya memapak datangnya Nyo Ko.
Sama sekali Nyo Ko tak bersenjata, tiba-tiba menghadapi
musuh besar, sudah tentu sangat berbahaya. Tapi ia sedang
kuatirkan keadaan Siao liong-li, apa yang dipikirkan kini tiada
lain kecuali jejak Siao-liong-Ii, keselamatan diri sendiri sudah
tak terpikir olehnya, maka demi nampak Kim-lun Hoat-ong
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
mendatangi, ia malah tarik tali kuda dan memapakinya dan
bertanya: "Hai, apa kau melihat guruku?"
Melihat orang tidak melarikan diri. sudah tentu Kim-lun
Hoat-ong heran, kini mendengar pertanyaan itu, keruan
tambah tercengang. "Tidak." sahutnya kemudian. "Apa dia
tidak bersama kau!?"
Kedua orang ini sama-sama cerdik luar biasa, setelah
terjadi tanya jawab ini, sesaat itu keduanya sudah timbul
pikiran, Nyo Ko berada sendirian tentu bukan tandingan Kimlun
Hoat-ong, maka setelah sinar mata kedua orang
kebentrok, cepat Nyo Ko keprak kuda dan di lain pihak Kimlun
Hoat-ong sudah ulur tangan hendak menjambret nya,
Namun kuda kurus itu tangkas luar biasa, bagai angin
cepatnya sudah membedal lewat, lekas-lekas Kim-lun Hoatong
keprak kuda mengejar, tapi Nyo Ko sudah berada sejauh
satu li lebih dan sukar disusul lagi.
Tiba-tiba pikiran Hoat-ong tergerak pula, ia tahan kuda tak
mengejar lebih jauh, ia pikir: "Kalau mereka guru dan murid
terpencar, apalagi yang aku takutkan sekarang? Kalau Uipangcu
itu masih belum pergi jauh, ha-ha..." Begitulah, segera
ia bawa rombongannya balik ke tempat darimana mereka
datang tadi.
Sementara itu Nyo Ko masih belum melihat bayangan
Siao-liong-li, sekalipun sudah beberapa puluh li ia tempuh, ia
merasa darahnya bergolak hingga rasanya gelap pandangan,
hampir-hampir saja ia pingsan di atas kudanya, Sungguh luar
biasa rasa sedih dan pilunya.
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
"Sebab apakah Kokoh mendadak tinggalkan aku? Di
manakah aku pernah mencederai dia? Sewaktu ia hendak
tinggalkan aku tidak sedikit air mata yang dia alirkan, tentunya
itu bukan karena marah padaku," demikianlah ia pikir.
Lalu terpikir pula tiba-tiba olehnya: "Ah, tahukah aku
sekarang, tentunya karena aku bilang tinggal di dalam
kuburan kuno akan merasa bosan, maka ia kira aku tak mau
hidup berdampingan selamanya dengan dia."
Berpikir sampai disini, tiba-tiba ia melihat setitik sinar
harapan: "Ah, tentu dia telah kembali ke kuburan kuno,
biarlah aku pergi ke sana mendampingi dia," demikian pikirnya
terakhir.
Tadi dalam bingungnya ia larikan kudanya secara ngawur
tanpa bedakan arah, kini ia bisa pilih jalan, ia kembali ke utara
menuju Cong-lam-san. sepanjang jalan ia berpikir terus, makin
pikir makin terasa benar keputusannya itu, karena itu rasa
duka dan rindunya menjadi hilang beberapa bagian, bahkan
kemudian iapun ber-dendang2 sendiri di atas kudanya.
Waktu lohor ia mampir di suatu kedai nasi untuk tangsal
perut, habis makan semangkok bakmi waktu mau bayar, tibatiba
ia melongo, Kiranya waktu berangkat terlalu buru-buru
hingga satu mata uang saja tak membawanya, Tapi Nyo Ko
tak kurang akal, ia incar ketika pengurus kedai meleng, cepat
saja ia cemplak kudanya terus lari pergi, ia dengar pemilik
kedai mencaci maki kalang kabut di belakang, diam-diam
pemuda ini tertawa geli sendiri.
Petangnya, tibalah dia di sebuah hutan lebat. Sekonyongkonyong
didengarnya sayup-sayup ada suara bentakan dan
makian di dalam hutan diseling dengan suara nyaring
beradunya senjata, terkejut Nyo Ko, ia coba dengarkan lebih
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
jelas, ia kenali kemudian itulah suaranya Kim-lun Hoat-ong
dan Kwe Hu.
Nyo Ko tahu pasti terjadi sesuatu, lekas-lekas ia melompat
turun dari kudanya, ia lambat kudanya sedikit jauh, ia sendiri
menyelinap masuk hutan dengan kepandaian "tah-poh-buseng"
atau melangkah tanpa bersuara, semacam ilmu
entengkan tubuh yang tinggi, ia mencari tempat dimana
datangnya suara.
Setelah belasan tombak jauhnya, ia lihat di tengah hutan
lebat itu Ui Yong dan puterinya beserta Bu-si Hengte lagi
melawan rombongan Kim-lun Hoat-ong se-bisa-bisanya di
suatu gundukan batu.
Ia lihat keadaan Bu-si Hengte sangat mengenaskan
mukanya, bajunya, semua berlepotan darah. Ui Yong sendiri
rambutnya serawutan, tampaknya kalau bukan Kim-lun Hoatong
sengaja ingin menawan lawannya hidup-hidup, mungkin
mereka berempat sudah sejak tadi binasa di bawah roda
besinya.
Setelah menyaksikan beberapa jurus lagi, diam-diam Nyo
Ko memikir: "Kokoh tidak di sini, kalau aku maju membantu
sendiri, tentu antar jiwa percuma, lantas bagaimana baiknya
ini?"
Selagi ia hendak cari akal, tiba-tiba dilihatnya roda Kim-lun
Hoat-ong sedang menghantam, Ui Yong kelihatan tak kuat
menangkis, mendadak ia mengkeret masuk ke belakang
segundukan batu. Lalu Kim lun Hoat-ong terpancing masuk ke
tengah gundukan batu ini dan berputar kian kemari, namun
tak mampu mendekati Ui Yong lagi.
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
Heran sekali Nyo Ko oleh kejadian itu, dilihatnya Kwe Hu
dan Bu-si Hengte juga berkelit dan berputar mengandalkan
gundukan batu, bila ada bahaya. asal sembunyi di belakang
batu, seketika Darba ketinggalan dan terpaksa ber-putar-putar
kesana kemari baru bisa menyusulnya, namun sementara itu
Kwe Hu sudah sempat bernapas untuk melawan musuh lagi.
Makin melihat makin heran Nyo Ko, sungguh tak bisa
dimengertinya beberapa gundukan batu dalam hutan ini
ternyata begitu mukjijat. Tapi meski keselamatan Ui Yong cs,
tak menjadi soal lagi, tapi hendak lari keluar barisan gundukan
batu, rasanya juga susah.
Setelah lama tak bisa bobolkan pertahanan musuh, meski
Bu-si Hengte dapat dilukai, tapi tak parah, sebaliknya pihak
Kim-lun Hoat-ong sendiri ada seorang tertusuk mati oleh Kwee
Hu. Hoat-ong tahu gundukan batu itulah letak penyakitnya
yang harus dipecahkan baru bisa menangkap musuh. Hoatong
seorang yang cerdas dan tinggi hati, ia pikir beberapa
orang ini sudah seperti kura2 dalam tempurung tak nanti bisa
lolos dari cengkeramannya, ia pikir bila sebentar lagi
perputaran barisan gundukan batu dapat dipahami segera ia
menerjang masuk dengan cepat dan sekali pukul lantas
berhasil, barulah hal ini bisa perbaikan kepintarannya.
Maka mendadak ia memberi tanda rombongannva
mundur, ia sendiripun mundur lebih setombak jauhnya sambil
memperhatikan susunan gundukan batu yang ruwet itu. Ia
pikir berapa hebat siasat vang diatur maupun barisan yang
dikerahkan pasti tidak terlepas dari perhitungan Thay-kek dan
Liang-gi dan meluas menjadi Ngo-heng dan Pat-kwa. Kim-lun
Hoat-ong sendiri mahir macam-macam ilmu aneh itu, ia pikir
meski barisan gundukan batu itu rada aneh, ia yakin pasti
tidak terlepas dari dasar perhitungan tersebut diatas.
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
Siapa tahu sudah lama ia pandang dan perhatikan, baru
saja sedikit lubang dapat dilihatnya, ketika hendak dipecahkan
lebih jauh, tiba-tiba salah lagi, sebelah kiri betul, sayap kanan
sudah berubah, dapat dipecahkan bagian depan, lalu sebelah
belakang sukar dipahami pula. ia termenung-menung di
tempatnya, terkejut dan kagum luar biasa atas kepandaian Ui
Yong.
Tapi Kim-lun Hoat-ong adalah seorang genius, baik silat
maupun surat, meski menghadapi soal sulit, ia justru ingin
gunakan kecerdasan sendiri untuk memecahkannya.
Nyo Ko lihat paderi ini mencurahkan perhatian penuh atas
gundukan2 batu, mendadak matanya terbeliak seperti paham
di mana letak mujizat barisan batu itu dan orangnya terus
melompat masuk cepat luar biasa, ketika ia ulur tangan, tahutahu
Kwe Hu kena dijambret, habis ini iapun mundur lagi
keluar barisan batu.
Perubahan diluar dugaan ini membikin Ui Yong terkejut
hingga seketika tak berdaya, kalau keluar barisan buat
menolong, terang mereka sendiri yang bakal menghadapi
bahaya.
Kiranya tadi Kwe Hu melihat musuh berdiam diri, ia
menjadi gegabah, tak diturut lagi pesan ibundanya agar
berdiri tetap di tempatnya, tapi ia keluar garis pertahanan
barisan batu dan betapa lihaynya Kim-lun Hoat-ong, begitu
ada kesempatan segera ia turun tangan menawannya terus
menutuk Hiat-to iganya dan diletakkan di tanah.
Sengaja Hoat-ong tak menutuk urat nadi gagu si gadis
agar bisa bersuara minta tolong ibundanya untuk memancing
Ui Yong keluar dari barisan batu itu.
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
Seketika Kwe Hu merasa seluruh badan kaku gatal luar
biasa, tapi anggota badan tak bisa bergerak tiada jalan lain
kecuali merintih pelahan.
Sudah tentu Ui Yong tahu akal licik musuh, tapi kasih ibu
adalah pembawaan setiap manusia, ia menjadi kuatir luar
biasa, tapi bibir digigitnya kencang-kencang, sedapat mungkin
menahan perasaannya
Kesemua itu disaksikan Nyo Ko dengan jelas di tempat
sembunyinya, tiba-tiba dilihatnya Ui Yong gerakkan tongkat
bambu lalu hendak terjang keluar barisan batu untuk
menolong puteri kesayanganmya, tanpa pikir lagi sekonyongkonyong
Nyo Ko melompat keluar, Kwe Hu disambernya terus
melompat masuk kembali ke barisan gundukan batu itu.
Cepat juga Kim-lun Hoat-ong timpuk roda besinya
menghantam punggung si Nyo Ko yang masih terapung di
udara hingga sukar berkelit. Tapi mendadak Kwe Hu
didorongnya ke arah Ui Yong, berbareng Nyo Ko sendiri
gunakan gerakan "jian-km-tui", tubuhnya menurun cepat ke
bawah dan terdengarlah suara "bluk", antap sekali tubuh Nyo
Ko terbanting di atas gundukan batu itu, sementara terdengar
suara gemerenceng yang nyaring, roda besi musuh tepat
menyamber lewat di atas kepalanya.
Di lain pihak Ui Yong sudah merangkul puteri
kesayangannya dengan perasaan girang dan duka, ia lihat Nyo
Ko telah merangkak bangun dari gundukan batu, mukanya
babak belur karena jatuhnya yang berat tadi, lekas-lekas ia
tunjukkan jalan masuk ke barisan batu dengan tongkat
bambunya yang panjang itu.
Melihat serangannya yang tak berhasil dan kembali garagara
si Nyo Ko, Kim-lun Hoat-ong tidak gusar, ia malah
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
bergirang, katanya dengan tersenyum dingin: "Bagus, kau
sendiri yang masuk jaring, aku dapat hemat tenaga dan tak
perlu cari kau lagi kelak"
Dengan mati-matian Nyo Ko menolong orang, timbulnya
secara spontan, tapi sesudah masuk barisan batu itu dan
teringat ikut campurnya ini berarti antarkan nyawa sendiri dan
selanjutnya sukar bersua lagi dengan Siao-liong-li, diam-diam
ia merasa menyesal.
"Ko-ji, buat apa kau lakukan ini?" kata Ui Yong kemudian
menghela napas.
"Kwe-pekbo," sahut Nyo Ko tertawa getir, "secara ketololtolol
an, asal darahku panas, lantas aku tak pikirkan diri
sendiri lagi."
"O, anak baik, hatimu yang baik ini dibanding ayahmu..."
belum habis Ui Yong berkata, mendadak ia berhenti.
"Kwe-pekbo, ayahku seorang jahat bukan?" tanya Nyo Ko
gemetar.
"Buat apa kau tanya ini?" kata Ui Yong menunduk. Habis
ini mendadak ia berseru: "Awas, ke sini ikut aku!" Lalu ia tarik
orang melintasi dua gunduk batu menghindari pembokongan
Kim-lun Hoat-ong.
Kagum luar biasa setelah Nyo Ko meneliti sekitar
gundukan batu itu. "Kwe-pekbo, kepandaianmu yang hebat ini
di jagat ini tiada keduanya lagi," katanya kemudian.
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
Ui Yong tak menjawab, ia hanya tersenyum dan sibuk
mengurut Kwe Hu yang habis ditutuk musuh tadi.
"Kau tahu apa?" sela Kwe Hu tiba-tiba. "Kepandaian ibu
adalah ajaran Gwa-kong (engkong luar), Engkong-ku itulah
baru benar-benar lihay."
Nyo Ko sendiri sudah saksikan kepintaran Ui Yok-su
dengan tanaman2 yang teratur di Tho-hoa-to, cuma waktu itu
umurnya masih kecil, maki tidak dapat dipahaminya
kebagusannya, kini mendengar kata-kata Kwe Hu, berulang
kali ia mengangguk dan merasa kagum tak terhingga. "Ya,
entah kapan berjumpa dengan beliau barulah rasanya hidupku
ini tak ter-sia-sia," demikian katanya.
Dalam pada itu mendadak Kim-lun Hoat-ong menerjang
masuk lagi, sudah dua gunduk batu dilintasinya, Nyo Ko tak
bersenjata sama sekali, lekas-lekas tongkat bambu Ui Yong
yang masih menggeletak di tanah itu disambarnya terus
mendahului maju menahan musuh, beruntun2 tongkat bambu
menyabet dua kali, apa yang dimainkan adalah Pak-kau-panghoat.
Melihat Pang-hoat orang terlalu bagus, Kim-lun Hoat-ong
tak berani ayal, ia layani Nyo Ko penuh perhatian, setelah
beberapa jurus, mendadak keduanya sama-sama kesandung
batu dan sampai hampir jatuh.
Kuatir terjebak, lekas-lekas Hoat-ong melompat keluar dari
gundukan batu, sedang Ui Yong menunjukkan jalan masuk
bagi Nvo Ko. Bu-si Hengte dan puterinya disuruh pindahkan
batu-batu itu untuk merubah barisan pertahanannya.
"Darimanakah kau dapat belajar Pa-kau-pang-hoat ini
sebenarnya?" tanya Ui Yong kemudian pada Nyo Ko.
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
Maka terus teranglah Nyo Ko ceritakan pertemuannya
yang aneh dengan Ang Chit-kong dulu di atas Hoa-san dan
bagaimana Pak-kay dan Se-tok telah bertanding di sana
hingga turunkan ilmu tongkat pemukul anjing itu padanya,
cuma kuatir kalau Ui Yong terkejut, maka tentang tewasnya
Ang Chit-kong tak diceritakannya sama sekali.
"Penemuanmu yang aneh itu sungguh jarang terjadi," ujar
Ui Yong kemudian, Tiba-tiba tergerak hatinya, ia berkata pula
: "Ko-ji, kau sangat pintar, cobalah kau carikan suatu akal
buat lepaskan diri dari kesukaran sekarang ini."
Melihat sikap Ui Yong segera Nyo Ko tahu orang telah
mendapatkan akalnya, maka iapun pura-pura tak tahu dan
menanya: "Jika engkau sehat kuat, kita keroyok Hoat-ong
pasti akan menang, atau bila dapat mendatangkan guruku,
tentu segalanya akan beres,"
"Kesehatanku ini seketika mana bisa baik?" sahut Ui Yong,
"Kokohmu juga tak diketahui ke mana perginya, Aku ada
suatu akal dan harus menggunakan beberapa gundukan batu
ini, barisan batu ini adalah ajaran ayahku, perubahan2 di
dalamnya tiada habis-habisnya, sebenarnya belum ada dua
bagian yang kugunakan sekarang ini."
Terkejut sekali Nyo Ko oleh keterangan itu, ia pikir ilmu
pengetahuan Ui Yok-su sungguh tinggi bagai dewata, tidak
kepalang rasa kagumnya.
"Pak-kau-pang-hoat ajaran guruku padamu itu hanya
melulu cara memainkan saja, sedang apa yang kau dengar di
atas pohon, yaitu apa yang kuuraikan adalah garis besar dari
kunci2nya," kata Ui Yong lagi "Dan kini biar aku turunkan
gerak perubahan yang bagus sampai sekecilnya padamu
semuanya."
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
Tentu saja girang Nyo Ko, tapi ia pura-pura menolak, "Ah,
agaknya tak boleh jadi," demikian katanya, "Pak-kau-panghoat
kecuali Pangcu dari Kay-pang tidak sembarangan
diturunkan pada orang luar selamanya."
"Di hadapanku jangan kau pakai akal tengik?" kata Ui
Yong sambil melototinya, "Pang-hoat ini Suhuku sudah
turunkan padamu tiga bagian, kau sendiripun sudah mencuri
dengar dua bagian, kini aku turunkan lagi dua bagian padamu,
sisanya 3 bagian tergantung kecerdasanmu untuk
mempelajarinya sendiri dan orang lain sekali-kali tak bisa
mengajarkan kau, Soalnya kini terpaksa, pertama bukan orang
mengajarkan Pang-hoat ini padamu kedua disebabkan
kepepet, tiada jalan lain."
Segera saja Nyo Ko berlutut dan menjura beberapa kali,
"Kwe-pekbo," katanya tertawa, "Dahulu waktu aku kecil
pernah kau berjanji akan turunkan ilmu silat padaku, sampai
hari ini barulah kau benar-benar Kwe-pekbo yang baik."
"Ya, selama ini kau terus dendam padaku, bukan?" sahut
Ui Yong tersenyum.
"Mana aku berani?" kata Nyo Ko.
Habis itu, dengan bisik-bisik Ui Yong lantas uraikan intisari
Pak-kau-pang-hoat, semuanya ia beritahukan pada Nyo Ko.
Di luar gundukan batu-batu sana Kim-lun Hoat-ong
melihat Nyo Ko tiba-tiba menjura pada Ui Yong, kedua orang
ini bicara sambil tertawa-tawa, lalu bisik-bisik entah apa yang
sedang dikerjakan, tampaknya seperti tak gentar dan sama
sekali tak pandang sebelah mata pada dirinya.
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
Meski mendongkol juga Kim-lun Hoat-ong, tapi biasanya ia
sangat tenang dan hati-hati, ia yakin nanti setelah
memecahkan letak penyakit barisan batu-batu itu baru akan
ambil tindakan.
Karena penundaan serangannya ini, Ui Yong dan Nyo Ko
tak perlu melayani musuh, maka tiada setengah jam, semua
kunci intisari sudah hampir selesai diuraikannya.
Kepintaran Nyo Ko boleh dikata ratusan kali lebih tinggi
dari pada Loh Yu-ka, ditambah Pak-kau-pang-Iioat ini
memang sudah lama dipelajarinya, meski banyak yang belum
dia pahami dan belum bisa dipecahkan, tapi setelah diberi
petunjuk oleh Ui Yong, tentu saja segalanya lantas terang
dengan sendirinya.
Dari jauh Kim-lun Hoat-ong melihat wajah Ui Yong tenang
tapi sungguh-sungguh sambil bibirnya bergerak komat-kamit,
sebaliknya Nyo Ko kelihatan garuk-garuk kepala dan cakarcakar
kuping seperti girang tak terhingga, ia menjadi bingung
apa yang dilakukan kedua orang itu, urusannya tentu tidak
menguntungkan dirinya, hal ini dapat dipastikannya.
Dan sesudah Nyo Ko selesai mendengarkan uraian istilah
itu disusul beberapa pertanyaannya yang rada sulit, semuanya
Ui Yong menjelaskannya dengan baik, lalu katanya: "Sudahlah
cukup, kau bisa bertanya beberapa persoalan ini menandakan
banyak yang telah kau pahami. Tindakan selanjutnya ialah kita
akan pancing Hoat-ong masuk barisan dan menawannya."
"Apa?" tanya Nyo Ko terkejut "Menawan nya?"
"Ya, apa susahnya?" kata Ui Yong, "Kini kita berdua dapat
bersatu padu, soal tipu sudah menantikan dia, kekuatan pun
di atasnya, Kini biar ku terangkan di mana letak kebagusan
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
Loan-ciok-tin (barisan gundukan batu) ini seketika tentunya
kaupun tak bisa paham, tapi asal kau ingat secara baik-baik
36 perubahannya kukira sudah cukup."
Lalu iapun menjelaskan cara bagaimana berubah dari
suatu pintu ke pintu lainnya dan barisan batu-batu itu.
Kiranya Loan-ciok-tin ini adalah perubahan dari Pak-tin-toh
ciptaan Khong Beng di jaman Sam-kok, dahulu Khong Beng
menggunakan batu-batu menjadi barisan pertahanan di tepi
sungai untuk menjebak pihak musuh binasa sukar meloloskan
diri, kini apa yang diatur Ui Yong juga serupa tujuan Khong
Beng pula, cuma karena terlalu buru-buru hingga barisan
batu-batu itu belum rampung diaturnya. Namun begitu Kimlun
Hoat-ong sudah dibikin bingung dengan mata terbuka
lebar ia pandang lima lawannya di depan sana tanpa berani
turun tangan secara sembarangan.
Ke-36 perubahan dari Loan-ciok-tin itu sesungguhnya
ruwet dan bagus sekali, sekalipun Nvo Ko pintar luar biasa,
seketika iapun tak bisa paham semua, sudah dua kali Ui Yong
ulangi uraiannya dan Nyo Ko baru bisa paham lebih 20 macam
perubahan itu, sementara itu cuaca sudah remang-remang
sedang Kim-lun Hoat-ong kelihatan ber-gegas2 hendak
bergerak pula.
"Cukup likuran kali perubahan ini saja sudah bisa kurung
dia di dalam," kata Ui Yong kemudian. "Sekarang juga aku
keluar memancing dia masuk barisan, sekali aku ubah baris
pertahanan, segera ia akan terkurung."
Keruan girang sekali si Nyo-Ko, "Kwe-pekbo,"" katanya, "
kelak kalau aku datang ke Tho-hoa-to lagi, apakah engkau
bersedia mengajarkan semua ilmu pengetahuan ini padaku?"
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
"Jika kau sudi datang, kenapa aku tak sudi mengajarkan
kau?" sahut Ui Yong tertawa, "Mati-matian kau telah tolong
aku dan Hu-ji dua kali, masakah aku masih melayani kau
seperti dahulu?"
Muslihat apakah yang diatur Ui Yong yang kerja sama dengan
Nyo Ko untuk menawan Kim-lun Hoat-ong?
Kemana Siao-liong-li? Dapatkah Nyo Ko menemukannya?
Apakah Nyo Ko bisa memecahkan rahasia kematian ayahnya ?
Bacalah jilid ke-22
Jilid 22
Mendengar itu, senang sekali rasa hati Nyo Ko, dalam
keadaan demikian seumpama Ui Yong suruh dia kerjakan apa,
dapat dipastikan tanpa tawar lagi akan dilakukannya, Maka tak
pikir lagi segera ia samber tongkat pemukul anjing terus lari
keluar barisan,batu-batu itu.
"Hayo, Hoat-ong, bila kau berani, marilah kita bertempur
300 jurus !" demikian Nyo Ko lantas menantang,
Memangnya Kim-lun Hoat-ong lagi kuatir mereka main gila
di dalam barisan batu-batu itu untuk membokong dirinya, kini
melihat Nyo Ko keluar menantang, keruan kebetulan baginya,
Segera ia angkat roda besinya terus menghantam. ia kuatir
Nyo Ko lari masuk lagi ke dalam gundukan batu maka setelah
dua gebrakan, segera ia cegat jalan mundur si Nyo Ko dengan
tujuan memaksa pemuda ini jauh meninggalkan barisan batu
itu.
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
Tak ia duga baru saja Nyo Ko mempelajari Pak-kau-panghoat
dan sekarang juga lantas dipraktekkan, nyata ilmu
tongkat pemukul anjing ini memang heibat luar biasa dengan
segala gaya memukul, menjojoh, menyandung, menyabet dan
macam-macam lagi, karena gegabah hingga sedikit meleng,
segera paha Kim-lun Hoat-ong kena ditoyor sekali oleh
tongkat bambu Nyo Ko, meski ilmu silatnya sangat tinggi dan
cepat bisa tutup jalan darahnya hingga tidak terluka, namun
terasa juga sakit sekali.
Karena kecundang ini, ia tak berani ayal lagi, roda besinya
berputar cepat, ia lawan Nyo Ko sepenuh perhatian, meski
lawannya kini hanya pemuda belasan tahun, tapi ia justru
seperti menghadapi musuh tangguh, seakan-akan melawan
seorang tokoh silat maha lihay.
Dan karena orang bertempur sungguh-sungguh, Nyo Ko
segera kewalahan, sekalipun hebat Pak-kau pang-hoat, tapi
baru dipelajari lantas digunakan, betapapun juga belum
leluasa dimainkannya, lekas-lekas ia gunakan gaya "hong"
atau menutup untuk menahan serangan roda orang,
berbareng ia geser langkah menerobos ke sini ke sana.
Melihat pemuda ini hendak menerjang keluar, Kim-lun
Hoat-ong pikir kebetulan baginya, maka berulang-ulang iapun
mundur hendak pancing Nyo Ko jauh meninggalkan barisan
batu, Siapa tahu baru belasan tindak ia mundur, mendadak ia
kesandung sebuah batu besar, ternyata tanpa terasa ia sendiri
malah terpancing masuk ke dalam Loan-ciok-tin.
Harus diketahui bahwa setiap langkah Nyo Ko selalu turut
ajaran Ui Yong tadi, ia bertindak menurut duduk Pat-kwa yang
aneh, hanya beberapa kali ia menggeser dan arahnya sudah
berganti, semakin ia menerjang maju, semakin masuk ke
dalam barisan batu, Dan karena asyik menempur orang,
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
seketika Kim-lun Hoat-ong, kena diselomoti,waktu ia sadar,
namun sudah terjeblos di dalam Loan-ciok-tin itu.
Ia pikir bisa celaka, ia dengar Ui Yong berulang kali lagi
berseru: "Cu-jiok pindah Jing-liong, Soan-wi berubah Li-wi, Itbok
ganti Kui-cui," Apa yang disebut ini adalah nama tempat
kedudukan yang harus dituju Nyo Ko dalam barisan batu itu.
Berbareng itu, Bu-si Hengte dan Kwe Hu serentak
memindahkan batu-batu besar dan mengurung rapat musuh
di tengah-tengah.
Terkejut sekali Kim-lun Hoat-ong karena perubahan hebat
itu, pikirnya hendak berhenti buat periksa keadaan sekitarnya,
tapi tongkat bambu Nyo Ko justru selalu mengganggu, Pakkau-
pang-hoat ini belum cukup kuat buat menempurnya
secara berhadapan, tapi untuk mengacaukan pikirannya justru
sangat tepat.
Sementara itu Kim-lun Hoat-ong beberapa kali kesandung
batu lagi hingga berdirinya tak mantap, ia tahu barisan batubatu
itu sangat lihay, asal kejeblos terlalu lama, makin putar
makin kacau jadinya.
Dalam keadaan bahaya, mendadak Kim-lun Hoat-ong
menggertak sekali, ia keluarkan Ginkang dan melompat ke
atas gundukan batu, Dengan berada di atas gundukan batu
seharusnya tidak terkurung lagi oleh barisan itu, tapi anehnya
barisan batu itu justru bisa mengacaukan arah, bila lari ke
timur dan menyangka bisa keluar, tahu-tahu dari timur sampai
barat dan dari selatan ke utara tetap ber-putar-putar dan
akhirnya hanya putar kayun terus di suatu lingkaran kecil
hingga tenaga habis, akhirnya menyerah tak berdaya.
Dalam pada itu dilihatnya Nyo Ko telah ayun tongkatnya
memukul betisnya, terpaksa Kim-lun Hoat-ong melompat
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
turun ke tanah datar lagi, ia putar rodanya balas
menghantam.
Setelah belasan jurus lagi, cuaca sudah mulai gelap hingga
makin menambah seramnya barisan batu itu, dalam keadaan
demikian sekalipun Kim-lun Hoat-ong memiliki kepandaian
setinggi langit mau-tak-mau iapun berkuatir.
Mendadak menjadi nekat, ketika kedua kakinya menyapu
kuat, lebih dulu sebuah batu besar lebih 20 kati kena didepak
ke udara, menyusul sebuah batu besar lain terbang lagi ke
angkasa, ia bergerak cepat, kedua kakinya pun bergantian
menendang hingga barisan batu itu seketika pecah
berantakan.
Terkejut luar biasa Ui Yong berlima, Lekas-lekas mereka
berkelit akan timpaan batu-batu terbang dari atas itu. Kini
kalau Kim-lun Hoat-ong mau lari keluar barisan sebenarnya
tidak susah, tapi dari terserang ia segera balas menyerang,
sekali tangan mengulur, kontan Ui Yong hendak ditangkapnya.
Cepat Nyo Ko jojoh punggung orang dengan tongkatnya,
ketika Hoat-ong ayun roda besinya menangkis ke belakang,
sementara telapak tangannya juga sudah sampai di atas
pundak Ui Yong. Kalau mau sebenarnya Ui Yong bisa
hindarkan diri dengan sedikit mundur, tapi didengarnya di
belakang samberan angin yang keras, dari udara sebuah batu
besar lagi menimpa ke arah punggungnya, terpaksa ia
keluarkan Kim-na-jiu-hoat, ilmu menangkap dan melawan, ia
papaki tangan Hoat-ong terus memegangnya kencang malah.
"Bagus !" seru Hoat-ong, ia biarkan tangannya dipegang Ui
Yong, ketika orang hendak membetot mendadak ia barengi
menarik dengan tenaga raksasanya.
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
Kalau dalam keadaan biasa, tidak susah bagi Ui Yong
untuk melepaskan diri, tapi kini ia tak bisa keluarkan tenaga,
maka terdengarlah ia menjerit orangnya lantas jatuh juga.
Terperanjat sekali Nyo Ko, tak dihiraukan lagi mati hidup
sendiri, ia menubruk maju terus merangkul kedua kaki Kim-lun
Hoat-ong hingga keduanya sama-sama terbanting roboh.
Betapapun juga Kim-lun Hoat-ong memang jauh lebih
tinggi ilmu silatnya, belum tubuhnya menggeletak telapak
tangan kanan dengan tipu pukulan berat telah hantam kena
dada Nyo Koi hingga pemuda ini terpental bagai bola.
Tapi pada saat itu juga, sebuah batu besar terakhir yang
terbang ke udara oleh tendangan Hoat-ong tadi justru
menimpa turun juga, maka terdengarlah suara "bluk" yang
keras, dengan tepat punggung Hoat-ong sendiri kena
tertimpa.
Betapa hebat tenaga tumbukan batu itu, sungguhpun
Lwekang Hoat-ong amat tingginya juga tak tahan, meski ia
masih bisa keluarkan tenaga untuk menendang pergi batu itu,
tapi setelah sempoyongan beberapa kali, akhirnya ia roboh ke
depan.
Begitulah, hanya sekejap saja batu bertebaran dan barisan
berantakan Ui Yong, Nyo Ko dan Kim-lun Hoat-ong bertiga
sama-sama roboh terluka.
Di luar barisan batu si Darba dan para jagoan Mongol serta
Kwe Hu dan Busi Hengte di dalam barisan sama-sama
terkejut, segera yang diluar lari masuk hendak menolong.
Tenaga Darba besar luar biasa, pula diantara jagoan Mongol
itu ada beberapa orang yang kuat, sudah tentu Kwe Hu dan
kedua Bu cilik tak bisa melawannya.
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
Mendadak tertampak Kim-lun Hoat-ong berdiri sambil
sempoyongan, ketika rodanya bergerak hingga menerbitkan
suara nyaring, wajahnya putih pucat, tiba-tiba ia menengadah
dan bergelak tertawa, suaranya seram membikin orang
mengkirik.
"Selama hidupku belum pernah aku menderita luka
sedikitpun menghadapi musuh siapa saja, tak nyana hari ini
aku melukai diriku sendiri," kata Hoat-ong, suaranya serak
berat. Habis ini, kembali tangannya mengulur hendak
mencengkeram Ui Yong lagi.
Meski Nyo Ko kena dipukul sekali di dadanya dan cukup
parah, tapi demi nampak Ui Yong terancam bahaya, sambil
merangkak segera ia ayun pula tongkatnya menangkis tangan
musuh, dan karena sedikit keluar tenaga ini, tak tahan lagi
darah menyembur keluar dari mulutnya.
"Sudahlah, Ko-ji, kita akui kalah saja, tak perlu adu jiwa
lagi, kau jaga dirimu saja baik-baik," ujar Ui Yong sedih.
Sementara dengan pedang terhunus Kwe Hu menjaga di
samping ibunya.
"Kau lekas lari dulu, Hu-moay, paling penting beritahukan
ayahmu saja," bisik Nyo Ko pelahan.
Tapi pikiran Kwe Hu sudah kusut, sekalipun tahu
kepandaian diri sendiri terlalu rendah, tapi mana tega ia
tinggalkan sang ibu? Dalam pada itu sedikit ayun roda
besinya, tahu-tahu pedang Kwe Hu terpental terbentur roda
Kim-lun Hoat-ong, terlihatlah sinar putih terbang mendadak
dan masuk ke dalam hutan.
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
Selagi Kim-lun Hoat-ong hendak dorong pergi Kwe Hu
buat tangkap Ui Yong, tiba-tiba didengarnya suara seruan
seorang perempuan: "Tahan dulu !"
Menyusul mana sesosok bayangan hijau tahu-tahu
melompat keluar dari dalam hutan terus samber pedang Kwe
Hu yang sedang me-layang2 itu, beberapa kali loncatan lagi,
cepat sekali orangnya sudah sampai di antara gundukan batu
itu.
Melihat wajah orang seram luar biasa, tiga bagian seperti
manusia, tujuh bagian mirip setan, selama hidupnya belum
pernah melihat wajah orang begitu aneh dan jelek, seketika
Kim-lun Hoat-ong tercengang, "Siapa kau?" iapun membentak.
Orang perempuan itu tidak menjawab, ia berjongkok terus
mendorong satu batu besar hingga melintang di tengahtengah
Hoat-ong dan Ui Yong, kemudian buka suara :
"Apakah kau ini Kim-lun Hoat-ong dari Tilbet yang tersohor
itu?" - Meski wajahnya jelek, tapi suaranya ternyata amat
merdunya.
"Ya, betul dan kau siapa?" sahut Hoat-ong.
"Aku hanya seorang anak dara tak bernama, sudah tentu
kau tak kenal aku," sahut gadis itu. Sembari berkata, kembali
ia geser satu batu lainnya ke samping.
Sementara itu dalam hutan rimba gelap gulita, tiba-tiba
tergerak pikiran Hoat-ong, ia membentak cepat: "Apa yang
kau lakukan?"
Selagi hendak merintangi orang memindahkan batu, ia
dengar gadis itu telah berseru: "Kak-bok-kau berubah menjadi
Hang-kim-liong !"
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
Seketika Kwe Hu dan kedua saudara Bu tercengang, pikir
mereka: "Aneh, darimana iapun tahu cara perubahan barisan
batu ini?"
Karena suaranya membawa perbawa, seketika mereka
turut perintah dan memindahkan batu yang tadinya sudah
kacau berantakan segera berubah lain lagi.
Terkejut dan gusar Kim-lun Hoat-ong, tiba-tiba ia
membentak : "Kau anak perempuan inipun berani mengacau
di sini?"
Tapi lagi-lagi gadis itu berseru beberapa istilah tentang
perubahan2 barisan batu yang semuanya cocok dengan apa
yang diajarkan Ui Yong pada Nyo Ko tadi.
Mendengar orang bisa berteriak dengan betul dan teratur
tiada ubahnya seperti pimpinan Ui Yong sendiri, Kwe Hu dan
kedua Bu menjadi girang, dengan bersemangat mereka geser
batu dan tampaknya segera Kim-lun Hoat-ong akan terkurung
lagi di dalam.
Punggung Hoat-ong sudah ketimpa batu tadi, ia coba
tahan lukanya itu dengan Lwekangnya yang tinggi, meski
seketika belum berbahaya, tapi tidak kecil penderitaannya,
maka tak sanggup lagi ia menendangi batu pula, Betapapun ia
memang seorang tokoh terkemuka, ia tidak menjadi bingung
dalam keadaan bahaya, ia tahu bila telat sebentar lagi hingga
terjeblos pula dalam barisan batu, bukan saja Ui Yong tak jadi
ditangkapnya, bahkan ia sendiri bisa-bisa tertangkap malah.
Walau kelihatan Ui Yong menggeletak di tanah tak
berkutik, asal melangkah maju beberapa tindak segera dapat
menawannya, tapi keselamatan diri sendiri jauh lebih penting,
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
maka cepat ia putar rodanya, tiba-tiba ia pura-pura
menghantam ke atas kepala Bu Siu-bun.
Dalam keadaan terluka parah sebenarnya Kim-lun Hoatong
tak punya tenaga lagi, asal Siu-bun berani menangkis
mungkin roda besinya akan terlepas dari tangan, namun Bu
Siu-bun sudah jeri, mana berani ia tangkis serangan itu, lekaslekas
ia buang batu yang hendak dipindahnya terus
menyelinap masuk barisan batu.
Sesaat Kim-lun Hoat-ong terbingung di tempatnya,
pikirnya bergolak: "Kalau kesempatan ini di-sia-siakan,
mungkin kelak sukar lagi diketemukan. Apa memang Thian
melindungi Tay Song (ahala Song Raya) dan tugasku harus
gagal begini? Tampaknya banyak sekali bibit2 muda di
kalangan Bu-lim di daerah Tionggoan, melulu beberapa mudamudi
ini saja sudah pandai dalam segala hal dan tak boleh
dipandang enteng, agaknya ksatria2 dari Mongol dan Tibet
masih jauh kalau dibandingkan mereka!"
Karena itu ia menghela napas dan sesal diri, tiba-tiba ia
putar tubuh terus melangkah pergi. Tapi baru belasan tindak,
mendadak terdengar suara gemerenceng riuh, roda besinya
terjatuh, tubuhnya pun terhuyung-huyung.
Terkejut sekali si Darba, "Suhu!" teriaknya cepat sambil
memlburu maju memayangnya dan menanya pula : "Kenapa
kau, Suhu?"
Kim-lun Hoat-ong mengerut kening tak menjawab, ia
gunakan tangan menahan di atas pundak Darba, habis ini
barulah bersuara pelahan: "Sayang, sungguh sayang, marilah
kita pergi!"
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
Sementara seorang jagoan Mongol telah membawakan
kuda Hoat-ong, namun karena lukanya yang parah hampirhampir
tiada tenaga buat naik ke atas kuda kalau tidak Darba
menaikkan sang guru ke atas kudanya, kemudian rombongan
merekapun kabur ke arah timur.
Setelah tolong semua orang, si gadis baju hijau tadi
perlahan-lahan keluar dari gundukan batu, ketika berlalu di
samping Nyo Ko yang menggeletak di tanah itu, tiba-tiba ia
berhenti, ia ragu-ragu apa harus periksa luka orang tidak, ia
berpikir sejenak, akhirnya ia berjongkok juga untuk memeriksa
lukanya karena pukulan Kim-lun Hoat-ong tadi.
Tatkala itu hari sudah gelap, untuk bisa melihat wajah
orang dengan jelas terpaksa ia menunduk dekat, ia lihat kedua
mata Nyo Ko terpentang lebar, pandangannya kabur tak
bersemangat pipinya merah dan napasnya memburu,
tampaknya tidak ringan lukanya itu.
Dalam keadaan remang-remang tak sadar tiba-tiba Nyo Ko
melihat sepasang mata bersinar halus berada di dekat
mukanya, mirip seperti sinar mata Siao-liong-li bila lagi
pandang padanya, begitu halus hangat dan begitu kasih
sayang, tanpa tertahan ia pentang tangan mendadak terus
peluk tubuh orang sambil berteriak : "Kokoh, O, Kokoh, Ko-ji
terluka, janganlah kau tinggalkan aku begitu saja!"
Sungguh tak pernah diduga si gadis baju hijau itu bahwa
orang akan merangkulnya, keruan ia malu dan gugup, ia
sedikit merontak, karena itu dada Nyo Ko yang terluka
menjadi sakit, ia berteriak merintih.
Si gadis tak meronta lagi, dengan suara pelahan ia
berkata: "Aku bukan Kokohmu, lekas lepaskan aku!"
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
Tapi dengan mata tak berkedip Nyo Ko masih pandang
sepasang mata bola si gadis. "Kokoh, O, Kokoh, jangan kau
tinggalkan aku, ak... aku adalah kau punya Ko-ji!" tiba-tiba ia
memohon.
Hati si gadis menjadi luluh, tapi tetap dijawabnya dengan
halus : "Aku bukan Kokoh-mu."
Karena hari sudah gelap, maka wajah si gadis yang jelek
seram itu tenggelam ditelan kegelapan, hanya sepasang
matabolanya yang kelip2 bersinar Nyo Ko masih terus tarik
tangannya dan memohon lagi: "Ya, ya, kaulah Kokoh!"
Karena dipeluk tiba-tiba oleh seorang pemuda dan
tangannya digenggam kencang pula, gadis itu malu tidak
kepalang hingga seluruh tubuhnya panas dingin, ia bingung
cara bagaimana harus dilakukannya.
Tak lama kemudian mendadak Nyo Ko jernih kembali
pikirannya, ketika diketahui di hadapannya bukan Siao-liong-li,
ia menjadi kecewa, pikirannya pepet lagi dan akhirnya jatuh
pingsan.
Gadis itu terkejut, ia lihat Kwe Hu dan kedua saudara Bu
lagi sibuk mengerumuni Ui Yong dan tiada yang mau gubris
Nyo Ko, ia pikir luka pemuda ini sangat parah, kalau tidak
dicekoki "Kiu-hoa-giok-loh-wan" (pil sari sembilan warna
bunga), mungkin jiwanya tak tertolong lagi, Keadaan terpaksa,
iapun tak hiraukan adat istiadat lagi, lekas-lekas ia angkat
pinggang Nyo Ko, dengan setengah tarik dan setengah seret
ia bawa Nyo Ko keluar dari barisan batu itu.
Hendaklah diketahui bahwa bukanlah Kwe Hu terlalu
kejam dan tak berbudi, soalnya ibunya terluka parah karena
tenaga goncangan Kim-lun Hoat-ong tadi dan menggeletak tak
Tiraikasih Website http://cerita-silat.com/cc
bisa bangun, cinta antara anak dan ibu sudah tentu Nyo Ko
harus dikesampingkan dahulu, Sedang kedua saudara Bu jelas
tak mau urus Nyo Ko.
Gadis itu memayang Nyo Ko keluar hutan Iebat itu, kuda
kurus milik Nyo Ko memang cerdik dan kenal majikan, cepat ia
mendekati mereka. Setelah Nyo Ko dinaikkan kudanya,
mengingat diri sendiri masih gadis, si nona tak mau bersatu
tunggangan, maka tali kendali kuda dituntunnya dan ia
berjalan kaki sendiri.